Erupsi Kawah Sileri
Warga Kepakisan Banjarnegara Terdampak Erupsi Kawah Sileri, Mulai Sulit Dapatkan Air Bersih
Kebutuhan air bersih warga di Dukuh Serangan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara selama ini disuplai dari sumber mata air di Kawah Sileri.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Letusan Kawah Sileri, di Kawasan Wisata Dieng pada Kamis (9/4/2021) malam menimbulkan kerugian bagi warga Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Semburan lumpur dan batu panas memang tidak sampai ke permukiman penduduk yang jaraknya sekira 1,5 kilometer dari desa itu.
Tetapi masyarakat setempat ikut menderita karenanya.
Baca juga: Dua Wisata di Dieng Banjarnegara Ini Tetap Terima Kunjungan Wisatawan, Pasca Erupsi Kawah Sileri
Baca juga: Perantau Asal Banjarnegara Ini Keluarkan Rp 1,1 Juta Buat Biaya Rapid Antigen dan Tiket Kapal
Baca juga: Letusan di Kawah Sileri Dieng Bisa Jadi Ancaman Serius, Meledak Tanpa Peringatan Sebelumnya
Baca juga: Lahan Pertanian Rusak di Sekitar Kawah Sileri Dieng, Tertutup Lumpur Hitam Pekat
Bagaimana tidak, kebutuhan air bersih warga di Dukuh Serangan, Desa Kepakisan selama ini disuplai dari sumber mata air di Kawah Sileri.
Sebanyak 600 pipa tersambung dari sumber mata air di komplek Kawah Sileri menuju permukiman warga di dusun itu.
Melalui instalasi itu, air bersih, dan jernih dari kawah mengalir ke rumah-rumah warga dan fasilitas umum atau tempat ibadah.
Ibrohim, warga setempat mengatakan, air bersih dari Kawah Sileri dialirkan untuk memenuhi kebutuhan sekira 90 keluarga di dusunnya.
Sumber mata air dari Kawah Sileri begitu berarti bagi penduduk di sekitarnya.
Tetapi erupsi Kawah Sileri membuat sistem perpipaan itu rusak.
"Air mati dan saat ini warga kekurangan air," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (1/5/2021).
Pipa yang tersambung ke sumber mata air di kawah rusak atau patah karena letusan itu.
Akibatnya, jaringan air bersih ke Desa Kepakisan putus seketika.
Sumber air bersih tidak mengalir ke rumah-rumah penduduk.
Warga menjadi kekurangan air bersih.
Warga Terpaksa Terjang Bahaya
Jumat (30/4/2021), pasca erupsi, beberapa warga nekat menembus zona bahaya kawah.
Padahal PVMBG telah menetapkan jarak aman dari ancaman bahaya dengan radius 500 meter dari bibir kawah.
Mereka berusaha menembus area kawah yang telah menghitam karena letusan.
Bau arang masih menyengat.
Kawah masih mendidih meski sudah tampak tenang.
Asap putih membumbung mengikuti arah angin.
Lahan yang mereka pijak masih becek karena timbunan lumpur kawah.
Mereka menerjang risiko apapun yang menghadang, demi menyelamatkan sumber penghidupan banyak warga.
Karena di zona rawan itu, sumber mata air gantungan warga berada.
Mereka harus segera mungkin memperbaiki jaringan sumber mata air itu.
Banyak keluarga yang menanti kabar baik dari mereka.
Hingga pipa kembali tersambung, dan air kembali mengalir ke rumah warga.
"Diperbaiki sebisa mungkin."
"Kalau tidak bisa ya menunggu kondisi di sini membaik," katanya. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Pelaku Masukkan Ikan Mas Koki Hasil Curian ke Bagasi Motor, Beraksi di Tasikmadu Karanganyar
Baca juga: Mulai Pekan Depan, Vaksinasi Dosis Pertama Bagi Guru di Karanganyar, Prioritas Penyelenggara PTM
Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Prostitusi Online di Kebumen, Mucikari Ini Ngakunya Baru Dua Bulan
Baca juga: Eks Kades Ayamputih Kebumen Ini Kembali Berurusan dengan Hukum, Mantan Istri Dipukul Gunakan Gelas