Berita Banjarnegara Hari Ini
Di Somawangi Banjarnegara Inilah, Emak-emak Bikin Kerajinan Tikar Pandan, Begini Cerita Mereka
Ibu rumah tangga seperti Sutinem masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk mengasuh anak di sela aktivitasnya membuat tikar.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
Ia bukan satu-satunya pengrajin di Desa Somawangi.
Di kampungnya, banyak perempuan yang menjalani profesi serupa.
Tikar yang mereka hasilkan ditampung oleh pengepul, lalu dibawa ke kota untuk dipasarkan.
Di luar kota semisal Jakarta, tikar itu biasa dipakai untuk alas atau pembungkus mayat.
Tapi tikar itu bisa juga dipakai untuk alas duduk atau tiduran selayaknya tikar pada umumnya.
Tetapi anehnya, di masa pandemi Covid-19, saat angka kematian tinggi, bisnis tikar pandan justru lesu.
Sutinem berucap, harga tikar pandan saat pandemi jatuh, dari mulanya Rp 45 ribu.
"Sekarang turun karena pandemi."
"Orang yang mati karena Covid-19 ternyata tidak dibungkus pakai tikar pandan," katanya. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Hafal Pancasila dan Lir Ilir, 10 Jemaah Tarawih di Pengaringan Kebumen dapat Hadiah Uang dari Bupati
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Pembacokan dan Pembunuhan di Kebumen, Kedua Tersangka Peragakan 27 Adegan
Baca juga: Kedua Tersangka Sudah Jual 30 Surat Bebas Covid-19, Harga Rp 200 Ribu, Sasar Sopir Truk di Cilacap
Baca juga: Istri Kaget Lihat Gaji Pertama Saya, Biasanya Sehari Rp 5 Juta, Cerita Pengusaha Jadi Bupati Cilacap