Larangan Mudik Lebaran 2021

Dimulai Pekan Depan, Pendataan Perantau Asal Jatiyoso Karanganyar, Camat: Penting Buat Pemantauan

Ada sekira 6.000 perantau asal Jatiyoso Karanganyar yang tersebar di Jabodetabek serta luar Pulau Jawa seperti Sulawesi dan Kalimantan.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo secara virtual di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Rabu (7/4/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Pendataan perantau asal Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar akan dimulai pekan depan.

Plt Camat Jatiyoso, Kusbiyantoro menyampaikan, ada sekira 6.000 perantau asal Jatiyoso yang tersebar di Jabodetabek serta luar Pulau Jawa seperti Sulawesi dan Kalimantan.

Namun mayoritas berasal dari Jabodetabek.

Baca juga: Tidak Usah Gelar Acara Buka Bersama, Tausiah Cukup 15 Menit, Ini Penjelasan Bupati Karanganyar

Baca juga: Warga Jaksel Ini Ditangkap Polisi, Sering Gunakan Uang Palsu Saat Beli Rokok di Colomadu Karanganyar

Baca juga: Pemudik Wajib Lapor Ketua RT, Pos Pantau Mulai Disiapkan di Karanganyar

Baca juga: Pasangan Ini Wajib Lapor Selama Tujuh Hari, Kepergok Bertindak Asusila di Alun-alun Karanganyar

Berkaca pada Lebaran sebelumnya, para pemudik biasanya sudah mulai berdatangan sebelum dan awal puasa.

Pendataan pemudik dimulai pekan depan.

Sehingga, Satgas Jogo Tonggo di tingkat RT dan RW diharapkan dapat lebih optimal guna pemantauan serta pengawasan para pemudik yang tiba di kampung halaman.

"Kami serahkan jogo tonggo, RT dan RW mendata siapa yang mudik."

"Memastikan nama, alamat, dan asal perantauan."

"Kalau asal perantauan zonanya mengkhawatirkan, kami minta isolasi," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (7/4/2021). 

Pendataan itu akan dilaporkan secara rutin seminggu sekali.

Lanjutnya, dengan data yang diperoleh dari tingkat RT dan RW, pihak kecamatan bersama petugas Puskesmas akan melakukan pemantauan. 

"Zona mengkhawatirkan, kami cek kesehatannya."

"Kami pantau selama seminggu."

"Kalau tidak ada gejala, kemungkinan orang itu sehat," ucapnya. 

Dia telah mengecek terminal di wilayah Ngadirojo Wonogiri yang kerap digunakan sebagai penurunan penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Para perantau asal Kecamatan Jatiyoso yang biasanya mudik naik bus dan turunnya di wilayah tersebut. 

Selain menggunakan moda transportasi bus, para pemudik ada juga yang menggunakan mobil pribadi dan travel. 

"Kami cek di Ngadirojo Wonogiri belum ramai."

"Biasanya lewat situ kalau yang naik angkutan umum, bus," jelas Camat Jatiyoso.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono menegaskan, pendataan para pemudik yang tiba di kampung halaman sangat penting guna pemantauan. 

"Data penting, jangan sembunyi saat mudik."

"Justru terbuka disampaikan, tidak akan kami kembalikan ke tempat asal."

"Kami akan merawat secara baik sampai kapan waktunya kembali bekerja (kembali ke perantauan)," terangnya.

Menurutnya, Kades yang menjadi Satgas di tingkat desa harus bijaksana melihat kondisi di lapangan.

Mengingat pendekatan PPKM mikro ini berbasis RT.

Apabila tidak menyediakan tempat karantina harus tetap didata dan dipantau selama di kampung halaman. (Agus Iswadi)

Baca juga: Seleksi Perangkat Desa Diprotes, Diduga Ada Kecurangan, Ini Tuntutan Warga Kedungtuban Blora

Baca juga: Tiba-tiba Ngamuk, Warga Rejomulyo Kota Semarang Jotos Pemandu Lagu saat Karaoke Bareng

Baca juga: Pedagang Pasar Srogo Kendal Minta Stimulus Hingga Relaksasi Kredit, Tak Cuma Tempat Relokasi

Baca juga: Digitalisasi Pedesaan di Pemalang, Warga Watukumpul: Paling Cuma Wacana, Banyak Wilayah Blank Spot

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved