Berita Jawa Tengah

Tidak Usah Gelar Acara Buka Bersama, Tausiah Cukup 15 Menit, Ini Penjelasan Bupati Karanganyar

Menteri Agama telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramada dan Idulfitri Tahun 1442 hijriyah/2021.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS/AGUS ISWADI
Bupati Karanganyar Juliyatmono. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Bupati Karanganyar, Juliyatmono meminta dalam penyelenggaraan salat tawarih di tengah kondisi pandemi Covid-19, tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Menteri Agama telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 03 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idulfitri Tahun 1442 hijriyah/2021.

Baca juga: Warga Jaksel Ini Ditangkap Polisi, Sering Gunakan Uang Palsu Saat Beli Rokok di Colomadu Karanganyar

Baca juga: Pemudik Wajib Lapor Ketua RT, Pos Pantau Mulai Disiapkan di Karanganyar

Baca juga: Pasangan Ini Wajib Lapor Selama Tujuh Hari, Kepergok Bertindak Asusila di Alun-alun Karanganyar

Baca juga: Jalan Kampung Menuju Masjid Dipenuhi Lampu Hias, Cara Warga Karanganyar Sambut Ramadan

Dalam surat itu disebutkan di antaranya salat fardu, salat tarawih, witir, tadarus serta i'tikaf dapat dilakukan dengan pembatasan jumlah kehadiran sekira 50 persen dari kapasitas normal masjid atau musala dengan menjaga jarak aman. 

Jamaah membawa alat salat sendiri dan pengajian, ceramah, tausiyah atau kultum paling lama berdurasi 15 menit.

Begitu juga peringatan Nuzulul Quran dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50 persen kapasitas ruangan.

"Ramadan panduannya sudah jelas."

'Semua bisa menyelenggarakan salat tarawih di masjid dengan jumlah 50 persen dari kapasitas."

"Prokes tetap, dipercepat supaya tidak berlama-lama."

"Dipercepat itu relatif."

"Biasanya yang ceramah panjang, itukan bisa dipersingkat," kata Bupati Karanganyar, Juliyatmono kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (7/4/2021). 

Menurutnya, apabila semua disiplin menerapkan protokol kesehatan pelaksanaan ibadah selama Ramadan akan berjalan nyaman dan aman.

Terkait sahur dan buka bersama, Yuli sapaan akrabnya berharap masyarakat dapat lebih selektif.  

"Biasanya yang menyelenggarakan kelompok masyarakat, organisasi dan pemerintah."

"Jika tidak amat sangat diperlukan bagian dari proses rapat-rapat, kami kira buka bersama lebih baik dihindari."

"Semisal sekaligus rapat koordinasi, kegiatan tertentu diakhiri buka bersama, ini selektif dan jumlah tidak terlalu besar," ungkapnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved