Berita Jawa Tengah
Tiap Kilogram Gabah Basah Cuma Laku Rp 3.500 di Blora, Sudarwanto: Wong Tani Remuk
Seorang petani asal Kelurahan Beran, Kecamatan Blora, Mulyono (65) mengatakan, harga gabah basah hanya tembus di angka Rp 3.500 per kilogram.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
Kata dia, untuk gabah basah yang proses panennya menggunakan alat perontok padi manual paling tinggi Rp 3.300 per kilogram.
Sedangkan untuk gabah yang dipanen menggunakan alat perontok yang menggunakan diesel paling tinggi hanya tembus Rp 3.500 per kilogram.
Dia menduga, anjloknya harga gabah karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan harga jual berada pada titik nadir paling rendah.
Karenanya, petani tidak bisa berbuat banyak.
“Petani hanya bisa mengeluh,” katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (5/3/2021).
Merosotnya harga gabah ini diperparah karena sebelumnya pupuk bersubsidi sulit dicari.
Kalaupun ada, stoknya sangat terbatas.
Akhirnya ada beberapa petani yang kemudian menggunakan pupuk nonsubsidi.
Pupuk sulit ditambah harga anjlok, kata Sudarmanto, kabarnya pemerintah hendak melakukan impor beras.
Tentu hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi petani.
“Tidak tahu mau bagaimana lagi, wong tani remuk,” tandasnya. (Rifqi Gozali)
Baca juga: Harga Cabai Masih Tinggi, Cabai Setan Rp 90 Ribu di Temanggung, Pasar Kaliwungu Kendal Rp 100 Ribu
Baca juga: Mantan Residivis Kasus Penipuan Ini Ditangkap Seusai Ambil Paket Sabu di Kedu Temanggung
Baca juga: Modal Data Temuan BPK, Wartawan Internal Publik Peras Kepala DPUPR Wonosobo
Baca juga: Pria Bermasker Todongkan Pistol ke Teller Bank Wonosobo, Gondol Uang Rp 100 Juta