Berita Semarang

Delapan Lansia di Panti Jompo di Kota Semarang Sempat Tertular Covid, Dinkes Selesai Lakukan Tracing

Dua klaster baru penularan Covid-19 sempat muncul di Kota Semarang. Dua klaster tersebut yakni klaster pondok pesantren dan klaster lansia.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
Shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi pencegahan corona 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dua klaster baru penularan Covid-19 sempat muncul di Kota Semarang. Dua klaster tersebut yakni klaster pondok pesantren dan klaster lansia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moh Abdul Hakam menyapaikan, kasus dari klaster pondok pesantren sebanyak 43 orang.

Begitu diketahui positif, mereka langsung dikarantina di transit Asrama Haji Manyaran.

Sementara, jumlah orang yang terpapar dari klaster lansia sebanyak 8 orang.

Selama positif, mereka tetap dirawat di Panti Jompo mengingat kondisinya harus tetap tinggal di sana.

"Kemarin, ada delapan dari lansia. Tapi, mereka tetap di sana (panti) karena posisinya mereka butuh depending tinggi. Jadi, kami lakukan penanganan khusus," terang Hakam, Minggu (28/2/2021).

Baca juga: Dipergoki Pemilik, Pencuri Motor di Minimarket di Kedungmundu Semarang Tembakkan Air Softgun

Baca juga: Eks Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Sigit Ibnugroho Masuk Formatur DPW PAN Jateng, Lompat Partai?

Baca juga: Tanggapi Isu KLB, Srikandi Partai Demokrat Kabupaten Semarang: AHY Adalah Kader Terbaik Saat Ini

Baca juga: Bupati Semarang Ngesti Nugraha Sebut Tidak Ada Program 100 Hari Kerja, Tapi Penuhi Janji Kampanye

Saat ini, sambung dia, dari dua klaster tersebut, petugas telah selesai melakukakn tracing.

Sebagian besar pasien dari klaster itu juga telah dinyatakan sembuh.

Kini, kondisi Covid-19 aktif di Kota Semarang sudah berangsur menurun.

Data Pemerintah Kota Semarang dalam laman siagacorona.semarangkota.go.id, hingga Minggu pukul 17.00 WIB, jumlah Covid-19 aktif sebanyak 419 kasus.

Rinciannya, 307 merupakan warga Semarang dan 112 lain adalah warga luar kota.

Hakam menyampaikan, program vaksinasi tahap satu yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan (nakes) memberi dampak signifikan terhadap penurunan kasus Covid-19 di Kota Semarang.

Dia menjelaskan, efektifitas vaksin bisa terlihat setelah 28 hari vaksinasi.

Yakni, melawati 14 hari vaksinasi dosis pertama, ditambah 14 hari vaksinasi dosis kedua.

Setelah itu, vaksin bisa efektif dan membentuk kekebalan imun atau daya tahan tubuh.

Vaksinasi tahap pertama sendiri telah berlangsung lebih dari 28 hari. Artinya, efektifitas vaksinasi tahap pertama sudah dapat terlihat.

Baca juga: Jembatan Kalipetung Ambrol, Bupati Batang Wihaji Wacanakan Bangun Jembatan Darurat Gantung

Baca juga: Jamin Stok Pupuk Bersubsidi di Jateng Aman, PT Pupuk Indonesia Gelontor 144 Ribu Ton Per 24 Februari

Baca juga: Sepekan, Angin Ribut Terjang 5 Kecamatan di Demak. 521 Rumah Rusak

Baca juga: PMI Demak Kekurangan Stok Darah, Stok Darah Golongan AB Tersisa 5 Kantong

Dia mencatat, penurunan kasus Covid-19 pada kalangan nakes pasca vaksinasi berkisar antara 10-30 persen.

Hasil hipotesa prediksinya, menunjukan vaksin mampu menekan pertumbuhan kasus harian namun tidak menghilangkan secara keseluruhan.

"Jadi, setelah vaksinasi tahap satu kemarin yang diperuntukkan untuk 18.000 tenaga kesehatan di Semarang, rupanya membuat angka kejadian Covid-19 turun," papar Hakam.

Dari penurunan ini, kata dia, program vaksinasi tahap pertama terbilang sukses.

Penurunan kasus tentu tidak hanya dari vaksinasi saja, melainkan dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan oleh para nakes.

Selanjutnya, jika vaksinasi tahap dua ini selesai dan sukses, dia yakin angka kasus Covid-19 di Kota Semarang bisa berangsur menurun, terutama di kalangan ASN Non ASN, BUMN BUMD, Lansia, dan kalangan lain yang menjadi sasaran vaksinasi tahap dua. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved