Berita Banyumas
Bersampan di Telaga Kumpe, Destinasi Wisata Menawan di Kaki Gunung Slamet Banyumas
Hawa sejuk seketika menyergap saat memasuki Objek Wisata Telaga Kumpe di Dukuh Pesawahan, Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
"Sekarang, desa sudah terang. Tiap rumah di depannya dipasangi lampu penerangan," katanya.
Kini, Desa Gununglurah kian benderang dengan hadirnya Ojek Wisata Telaga Kumpe yang pengembangannya didukung PT PLN.
Humas PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Purwokerto Riezki Fitriani mengatakan, tujuan CSR PT PLN adalah untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
Caranya beragam, mulai pemberian bantuan ke Usaha Mikro, Kecil dan Menangah (UMKM), hingga pengembangan Objek Wisata, termasuk ke Objek Wisata Telaga Kumpe Desa Gununglurah.
"CSR PLN yang sudah terealisasi sebagian untuk pemberdayaan. Selain, peningkatan pendapatan UMKM, fokus juga ke pengembangan wisata di daerah yang masih terpencil. Dan mungkin ada sebagian rumah belum terlistriki," katanya.
Baca juga: Disediakan Dana Rp 20 Triliun, Program Kartu Prakerja Kembali Digulirkan. Ini Jadwal dan Syaratnya
Baca juga: Selamat Jalan, Aktor Hong Kong Ng Man-tat Tutup Usia. Dikenal sebagai Paman Boboho
Baca juga: Asal Usul Kota Tegal: Berawal dari Nama Teteguall, Pemberian Pelaut Portugis
Baca juga: Berawal dari Terjaring Razia Protokol Kesehatan, Selebgram Millen Cyrus Dinyatakan Positif Narkoba
Riezki menjelaskan, program CSR menyasar khususnya ke desa yang sebagian rumah warganya belum teraliri listrik. Desa Gununglurah termasuk di dalamnya.
Pengembangan objek wisata di daerah itu diharapkan bisa mendongkrak kesejahteraan warga setempat.
Lewat masyarakat yang sejahtera, mereka akan memiliki penghasilan yang sebagian bisa disisihkan untuk pasang baru atau membayar listrik.
"Peningkatan pendapatan masyarakat jadi fokus utama," katanya.
Kepala Desa Gununglurah Suyanto mengapresiasi sekaligus berterima kasih kepada PT PLN yang telah mendukung pengembangan Objek Wisata Telaga Kumpe.
Keberadaan objek wisata itu diakuinya telah mengubah wajah desa.
Dusun Pesawahan, tempat Telaga Kumpe berada, yang sempat terisolasi karena posisinya di pinggir hutan dan terpisah dengan dusun lain, kini terbuka dengan dunia luar.
Banyaknya wisatawan, baik lokal maupun luar kota ke Telaga Kumpe, juga memutar roda ekonomi masyarakat Desa Gununglurah.
Warga yang sebelumnya bekerja hanya mengandalkan bertani dan pemanfaatan hasil hutan, kini bisa membuka usaha di tempat pariwisata.
Objek wisata itu juga menyerap cukup banyak tenaga kerja dari warga setempat atau anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
"Pendapatan Asli Desa (PADes) juga meningkat dari hasil penjualan tiket wisata," katanya. (*)