Berita Banyumas Hari Ini

BBPOM Semarang Presentasikan Tiga Program Pangan Aman di Banyumas, Direalisasikan Mulai Maret 2021

Bupati Banyumas, Achmad Husein sangat mendukung program BBPOM dan perlu adanya replikasi di desa-desa lain, terutama yang menjadi sentra UMKM. 

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
BBPOM SEMARANG
Kepala BBPOM Semarang, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni didampingi Kepala Loka POM Banyumas, Suliyanto memberikan cenderamata kepada Bupati Banyumas, Achmad Husein, di Ruang Joko Kaiman, Purwokerto, Kamis (18/2/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Guna silaturahmi dan menyampaikan program kerja di 2021, Tim Balai BPOM Semarang audiensi dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein, Kamis (18/2/2021). 

Dalam kesempatan itu, Kepala BBPOM Semarang, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni menyampaikan sejumlah program kerja 2021.

Dimana isinya guna menciptakan keamanan pangan khususnya di tingkat desa. 

Baca juga: Lepas dari Zona Merah, Bupati Banyumas Izinkan Warga Gelaran Hajatan. Ini Syaratnya

Baca juga: Siap Beri Sanksi Warga Banyumas Penolak Vaksin Covid-19, Bupati: Tapi, Kami Persuasif Dulu

Baca juga: Dikabarkan Tolak SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah, Bupati Banyumas: Itu Hoaks

Baca juga: Wilayah Perbatasan Banyumas Dijaga Tiap Akhir Pekan, Sadewo: Hasil Analisis Pihak Kepolisian

Program pertama yang disampaikan adalah mengenai Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD). 

GKPD adalah program yang bertujuan membentuk desa pangan, atau disebut sebagai desa yang pangannya aman. 

Dua desa di Kabupaten Banyumas yang ditunjuk yaitu Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok dan Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang. 

Desa tersebut ditunjuk sebagai desa yang akan diintervensi selama 10 bulan untuk mendapat sejumlah bimbingan dan pelatihan pangan. 

"Ada kegiatan penyuluhan dan yang penting pula adalah membentuk kader keamanan pangan desa."

"Nantinya yang ditunjuk sebagai ketua tim keamanan pangan desa adalah Kades setempat." 

"Sementara kadernya, dari karang taruna, PKK, guru desa."

"Mereka nantinya untuk mengedukasi di komunitas masing-masing," ujar I Gusti Ayu Adhi Aryapatni kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (18/2/2021). 

Tujuan pembentukan kader-kader itu agar mereka bisa melakukan pengawasan dan produksi pangan yang aman. 

Harapannya, makanan apa yang diproduksi di desa itu menjadi aman dan tidak mengandung bahan pangan berbahaya. 

Desa yang menjadi sasaran adalah desa di Banyumas yang memang menjadi sentra pengolahan pangan. 

Sekaligus desa yang memang diindentifikasi memproduksi pangan yang mengandung bahan berbahaya, supaya beralih berubah menjadi produk yang aman. 

Program kedua adalah pasar aman, yaitu menunjuk Pasar Wage Purwokerto menjadi percontohan. 

Baca juga: Sambat Pemilik Kedai Kopi di Purwokerto: Kena Razia Jam Malam sampai Boyong Kafe ke Rumah

Baca juga: Borong 4 Penghargaan di Tingkat Kwarda Jateng, Bidang Humas Kwarcab Purbalingga Sangat Memuaskan

Baca juga: Ayo Jelajah Wisata di Desa Pagak Banjarnegara, Naik Delman Nikmati Keindahan Panorama Pedesaan

Baca juga: Talud Kantor Kecamatan Watumalang Wonosobo Ambrol, Dua Petani Tewas, Sedang Berteduh di Warung

"Program ini memberikan bimbingan teknis bagaimana mengawasi screening produk pasar agar bebas dari bahan berbahaya." 

"Bimbingan diberikan kepada kader pasar seperti kepala pasar atau pengurus pasar," imbuhnya. 

Misalnya saja adalah supaya mereka para kader pangan di pasar mengetahui mana tahu yang berformalin, dan tahu bahan-bahan seperti Rhodamin B maupun lainnya. 

Program ketiga adalah pangan aman di sekolah. 

Bersama dinas pendidikan, akan dipilih 50 sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA di Banyumas sebagai percontohan. 

Sama seperti di desa dan pasar, di sekolah yang telah ditunjuk itu akan dibentuk tim keamanan pangan sekolah.

Dengan harapan terbentuk kesadaran dalam mengawasi keamanan pangan di sekolah, terutama di kantin atau koperasi. 

Program tersebut rencananya akan dimulai Maret hingga November 2021. 

Sementara itu Bupati Banyumas, Achmad Husein sangat mendukung program tersebut dan perlu adanya replikasi di desa-desa lain, terutama yang menjadi sentra UMKM

Oleh karena itu Bupati telah meminta kepala dinas terkait seperti dinas kesehatan, pendidikan, dan perdagangan untuk mereplikasi.

Kepala BBPOM mengatakan, Banyumas mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 291 juta, khusus untuk pengawasan obat sejak 2020. 

Pada tahun ini (2021) dananya meningkat menjadi Rp 563 juta. 

Oleh karena itu dengan adanya program-program tersebut dapat memberi kontribusi menciptakan masyarakat yang sadar pangan yang aman sekaligus meningkatkan daya saing produk. 

"Tentunya dengan produk yang aman, daya saing produk meningkat."

"Yang sebelumnya belum terdaftar sebagai produk makanan aman menjadi terdaftar."

"Dan meluaskan pemasaran, misal masuk ke supermarket," tuturnya. (Permata Putra Sejati)

Baca juga: Bersama BPBD Temanggung, Ini Solusi Pemdes Traji Atasi Amblesnya Rumah Warga Akibat Saluran Air

Baca juga: Brebes Dapat Pujian Gubernur Ganjar Pranowo: Dua Hari Sepi Saat Jateng di Rumah Saja

Baca juga: Warga Kabupaten Tegal Ini Bikin Miniatur Kapal Bajak Laut, Hasil Menyulap Bambu Sisa Proyek Bangunan

Baca juga: Rohadi Berniat Gantung Kunci, Sopir Angkot di Pemalang: Cari Rp 25 Ribu Susahnya Minta Ampun

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved