Berita Brebes

Inspiratif, Mahasiswa Tunanetra Asal Bebres Semangat Jualan Snack di Sela Kuliah di UIN Yogyakarta

Gilang merupakan mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, semester 8, jurusan bimbingan Konseling Islam.

Editor: rika irawati
KOMPAS.com/WISANG SETO PANGARIBOWO
Gilang, pantang menyerah di tengah kesulitan ekonomi di masa pandemi. Begini semangat Gilang saat ditemui sedang berjualan makanan ringan (snack) keliling di sekitar Jalan Laksda Adi Sucipto, Yogyakarta, Sabtu (30/1/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, YOGYAKARTA - Menggendong sebuah kontainer boks plastik berisi makanan ringan, menyusuri jalan Laksda Adisucipto, Kota Yogyakarta, menjadi kebiasaan Gilang Rizky Hendrayana (23).

Warga Brebes itu menawarkan makanan ringan kepada orang yang ditemui.

Gilang merupakan mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, semester 8, jurusan bimbingan Konseling Islam.

Tiap hari, Gilang berjualan dengan berjalan kaki dari kosnya yang terletak di Sapen hingga sekitaran jalan Colombo.

Ia mulai berjualan berkeliling mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

"Gak mesti juga (jam keliling), soalnya ini kan ada PSBB lagi, jadi ya ngikut. Biasanya, mulai muter jam 14.00 WIB pulang maksimal jam 20.30 WIb, gak bisa malam-malam soalnya kan orang-orang sudah mulai pulang," kata dia, saat ditemui di Jalan Laksda Adi Sucipto, Sabtu (30/1/2021).

Beralih ke penjualan online

Gilang mengatakan, pandemi seperti sekarang ini sangat mempengaruhi penjualannya.

Untuk mengatasi, dia mulai memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.

Berbekal Baterai dan Sling Baja, Mahasiswa Unsoed Purwokerto Ciptakan Alat Deteksi Dini Longsor

Ditinggal Setahun Jelang Lulus, Mahasiswa IAIN Purwokerto Ini Putuskan Wisuda Virtual di Makam Ayah

Cukup Dekatkan Tangan, Air dan Sabun Mengucur Otomatis, Karya Mahasiswa UKSW Salatiga Cegah Corona

Melalui Instagram, dia mengunggah berbagai makanan ringan yang dijual.

Lewat akun Instagramnya, @gacor.in, Gilang mengunggah berbagai jenis makanan ringan, semisal keripik pisang, makaroni pedas, keripik usus.

Gilang mengelola akun Instagramnya bersama seorang teman.

Satu bungkus keripik dia jual dari harga Rp 8.000 hingga Rp 10.000.

Gilang tidak mau menjual sedikit mahal karena konsumen yang dia sasar adalah mahasiswa.

Penjualan sistem daring ini diakuinya cukup membantu lantaran pembatasan selama PSBB.

"Saya kadang-kadang juga mangkal di warung-warung yang ramai, tapi ada pembatasan jadi gak bisa lama-lama mangkalnya," kata dia.

Pemesanan hingga Bandung

Gilang mengakui, penjualan sistem daring menghasilkan pelanggan baru.

Tak hanya dari Kota Yogyakarta, bahkan permintaan datang dari luar daerah, semisal Semarang. Pengiriman terjauh, dikatakannya, hingga Bandung, Jawa Barat.

"Kebanyakan di Semarang kirimnya. Tapi, pernah juga kirim ke Bandung," kata dia.

Usul ke Pusat, Ganjar Minta PPKM Dilakukan di Seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Bali: Lebih Efektif

Mulai Hari Ini, Bioskop di Kota Tegal Buka Lagi. Pengunjung Dilarang Makan di Gedung Sinema

Dinilai Tak Jadi Contoh, Guru di Banyumas Dilarang Pamer Makan Bareng Teman saat WFH

Viral, Video Nenek Asal Cilacap Diarak Warga. Tertangkap Mencopet di Pasar Mandiraja Banjarnegara

Pria humoris ini berjualan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena, untuk biaya kuliah, dia mendapatkan beasiswa.

"Awal-awal itu dibiayai sama kakak. Sekarang dapat beasiswa. Jualan itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Gilang mengaku, selama berjualan dari pertengahan tahun 2017 hingga saat ini, belum menghadapi kendala.

Ia berkeyakinan, lewat usahanya saat ini, ke depan bisa lebih baik lagi.

"Toko-toko besar dulunya kan juga berjualan keliling seperti ini. Harapannya, bisa berjalan lebih baik," katanya.

Manfaat kuliah online

Anak terakhir dari 6 bersaudara tersebut, tidak kesulitan membagi waktu antara berjualan dengan kuliah.

"Sekarang tinggal tugas akhir. Kemarin, waktu kuliah, siang kuliah kalau sore berjualan. Dulu, normalnya, sore sampai malam jualannya, ngerjain tugas malam atau paginya. Kalau sekarang, kuliah online jadi bisa bagi waktu," kata dia.

Gilang bertekad segera lulus sehingga bisa konsentrasi menjalankan usaha jualan makanan ringan tersebut.

"Rencana, setelah lulus, jualan pasti, merintis usaha online. Usaha kan gak berhenti karena orang itu inovasi makin banyak, jadi mau gak mau kita ngikuti. Kalau rencana lain, pasti adalah lulus dulu biar bisa ijabsah," ujarnya sambil tertawa. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Gilang, Mahasiswa Disabilitas Asal Yogyakarta, Jualan "Snack" Online hingga Tembus Pasar Bandung".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved