Berita Jawa Tengah
Tanah Bergerak Makin Rawan Terjadi, Semisal di Purbalingga, Berikut Kata Dinas ESDM Jateng
Adanya gangguan di kaki lereng seperti kasus pergerakan tanah di Sidanegara, Kaligondang Purbalingga dimana di kaki lereng ada pembukaan lahan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Curah hujan mengakibatkan potensi terjadinya bencana tanah bergerak di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Yang terbaru di Kabupaten Brebes, tanah bergerak merusak sekira 28 rumah.
Lalu di Purworejo belasan rumah ambruk.
Baca juga: Resmi Dijadikan Homebase, Pemprov Jateng Izinkan PSIS Gunakan Stadion Jatidiri Semarang
Baca juga: Bisakah Pemerintah Bisa Bersabar Sedikit? Aptrindo Jateng Tanggapi Kenaikan Tarif Tol di Pulau Jawa
Baca juga: Sepekan PPKM di Jateng, Ganjar: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Kendal Belum Bikin Regulasi Resminya
Baca juga: Candi di Jateng Tutup selama Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Ini Daftarnya
Bencana ini juga terjadi di Banjarnegara, Purbalingga, Kabupaten Pekalongan sisi selatan, Kabupaten Magelang.
Dinas ESDM Jateng mengungkapkan, saat ini berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, curah hujan tinggi dengan durasi lama.
Sehingga bencana alam seperti pergerakan tanah juga semakin sering terjadi.
"Pada awal musim hujan, curah hujan masih sedikit, hanya longsor kecil di tebing."
"Saat ini curah hujan tinggi dan lama sehingga skalanya (kebencanaan) lebih besar."
"Ditambah tingkat kejenuhan massa tanah juga tinggi," kata Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (22/1/2021).
Selain itu, di beberapa kasus pergerakan tanah di Jawa Tengah, kata dia, dipicu adanya gangguan di kaki lereng.
Gangguan berupa gerusan erosi, baik alamiah maupun buatan.
Seperti kasus pergerakan tanah di Sidanegara, Kaligondang Purbalingga dimana di kaki lereng ada pembukaan lahan.
Sehingga itu secara tidak langsung menimbulkan tebing terjal.
Ditambah, tebing tidak dikuatkan.