Berita Kesehatan
Waspada Kasus DBD Akibat Perubahan Cuaca Tak Menentu, DKK Karanganyar Berikan Saran Ini
Jentik nyamuk justru banyak ditemukan di barang-barang yang tidak terpakai dan diletakkan di luar rumah.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - DKK Karanganyar meminta masyarakat mewaspadai perubahan cuaca yang dapat memicu tumbuhkembang jentik nyamuk aedes aegypti.
Berdasarkan data DKK Karanganyar, tercatat ada 291 kasus demam berdarah dengue (DBD) pada 2020.
Kebanyakan kasus terjadi di Kecamatan Colomadu, Gondangrejo, dan Jumantono.
Baca juga: Burung Puyuh Mati Mendadak di Karanganyar, Dispertan PP Sudah Ambil Sampel, Ini Dugaan Sementara
Baca juga: Tak Pakai Masker saat Berdagang, 5 Pedagang di Pasar Palur dan Kebakramat Karanganyar Diminta Tutup
Baca juga: Ribuan Burung Puyuh Mati Mendadak di Colomadu Karanganyar, Begini Cerita Peternak
Baca juga: Masih Ada Pelanggaran, Satgas Jogo Tonggo Diminta Ikut Pantau Jam Operasional Warung di Karanganyar
Sedangkan pada bulan pertama atau minggu kedua tahun ini, tercatat ada 5 kasus DBD.
Penyebaran kasus terjadi di Kecamatan Colomadu, Tasikmadu, dan Gondangrejo.
Kasi P2PM DKK Karanganyar, Sri Winarno menyampaikan, cuaca yang tidak menentu dapat memicu tumbuhkembang jentik nyamuk.
Masyarakat diimbau agar lebih menggiatkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di pekarangan rumah.
Seperti menyingkirkan kaleng bekas, botol, ban bekas atau barang yang dapat menjadi tampungan air hujan lainnya.
"Justru kalau curah hujan tinggi terus itu tidak berisiko."
"Tapi misal hari ini hujan, terus dua hari kemudian panas, terus hujan lagi itu yang berisiko."
"Karena berpengaruh terhadap tumbuhkembang jentik," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (19/1/2021).
Berkaca dari kasus DBD yang terjadi di Dusun Japanan, Desa Baturan, Kecamatan Colomadu pada beberapa pekan lalu, lanjutnya, jentik nyamuk banyak ditemukan di barang-barang yang tidak terpakai dan diletakkan di luar rumah.
Sehingga ketika hujan turun, tempat itu justru menjadi sarang nyamuk karena terdapat genangan air.
Menurutnya, PSN yang rutin dilakukan menjadi upaya efektif dalam mengantisipasi tumbuhkembang jentik nyamuk dan DBD selain dengan cara fogging.
Namun untuk dapat dilakukan fogging ada beberapa kriteria seperti adanya kasus positif DBD di satu wilayah dan tidak hanya satu orang.
"Yang jelas ada kasus positif, setelah itu PE di situ."
"Ada tetangga sekitar yang mengalami gejala klinis sama dengan DBD, beberapa orang tidak hanya satu."
"Seperti di Japanan itu ada tiga."
"Saat dilakukan PE untuk menghitung angka bebas jentik, baru turun di satu titik sudah ketemu banyak jentik," jelas Winarno. (Agus Iswadi)
Baca juga: Petugas Gabungan Segel Karaoke Alaska Kendal, Langgar Aturan PPKM, Pengunjung Didenda Rp 100 Ribu
Baca juga: Sepekan PPKM di Jateng, Ganjar: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Kendal Belum Bikin Regulasi Resminya
Baca juga: Prediksi Liga 1 Baru Bisa Bergulir setelah Lebaran, GM PSIS Minta PSSI Hentikan Kompetisi Musim 2020
Baca juga: Bisa Ditiru, Begini Cara Imran Nahumarury Biar Tidak Kehilangan Feeling Kepelatihannya di PSIS