Berita Jawa Tengah

Ribuan Burung Puyuh Mati Mendadak di Colomadu Karanganyar, Begini Cerita Peternak

Untuk memastikan penyebab kematian burung puyuh di Colomadu Karanganyar, tim akan melakukan pengecekan ke lokasi terlebih dahulu.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AGUS ISWADI
Seorang peternak di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar sedang membersihkan kandang puyuh miliknya, Senin (18/1/2021). Seribuan puyuh dikabarkan mati mendadak di wilayah itu. Penyebabnya masih diselidiki. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KARANGANYAR - Dispertan PP Kabupaten Karanganyar belum bisa memastikan penyebab banyaknya burung puyuh yang mati secara mendadak di Kecamatan Colomadu.

Pengawas dan Pengendalian Hewan Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Sutiyarmo menyampaikan, untuk memastikan penyebab kematian unggas tersebut, tim akan melakukan pengecekan ke lokasi esok hari.

Sementara ini laporan adanya unggas yang mati mendadak hanya terjadi di Kecamatan Colomadu.

Baca juga: Masih Ada Pelanggaran, Satgas Jogo Tonggo Diminta Ikut Pantau Jam Operasional Warung di Karanganyar

Baca juga: Ruang Isolasi Sudah Penuh di RSUD Karanganyar, Masih Ada Enam Pasien Antre di IGD

Baca juga: Karena Ada Pegawai Positif Covid-19, Dua Puskesmas di Karanganyar Ini Belum Bisa Layani Warga

Baca juga: Jumlah Penerima Manfaat BST Kemensos Tahun Ini Berkurang di Karanganyar, Berikut Penyebabnya

"Penyebabnya apa, kami akan pastikan terlebih dahulu."

"Bisa jadi avian influenza, bisa tetelo, akan kami cek lokasi terlebih dahulu," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (18/1/2021). 

Menurutnya, perubahan cuaca yang cukup ekstrem mungkin menjadi pemicu beberapa unggas terkena virus dari luar hingga mati mendadak. 

"Tapi virusnya apa belum tahu."

"Setiap perubahan cuaca ekstrem ada masa seperti itu," ucapnya. 

Terpisah, peternak asal Gajahan RT 01 RW 01 Desa Gajahan, Kecamatan Colomadu, Heru mengungkapkan, kematian puyuh secara mendadak terjadi sejak pekan lalu.

Sebelumnya, burung puyuh yang mati secara mendadak sudah dialami dua peternak lain di Colomadu. 

"Saya tidak tahu (penyebabnya)."

"Pertama itu satu deret, ada 100 ekor, mau bertahan diobati, tapi keesokannya mati," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (18/1/2021). 

Lanjutnya, sampai saat ini total ada 1.500 burung puyuh miliknya yang mati.

Rata-rata burung puyuh yang mati berusia sekira enam bulan.

Heru menuturkan, kejadian serupa pernah terjadi di wilayah Colomadu.

Namun dia tidak tahu persis kejadian itu terjadi tahun berapa. 

"Ini kandang tidak ada isinya."

"Sudah dibersihkan dan disemprot."

"Kerugian diperkirakan sekira Rp 10 juta," pungkasnya. (Agus Iswadi)

Baca juga: Hari Pertama di Kabupaten Semarang, 45 Nakes Sudah Divaksinasi, Sehari Dibagi Tiga Sesi

Baca juga: Tak Ada Sengketa, Berikut Jadwal Resmi Penetapan Paslon Terpilih di Kabupaten Blora

Baca juga: Pelatih PSIS Semarang Sudah Dilirik Klub Tiga Negara, Begini Jawaban Dragan Djukanovic

Baca juga: Sepekan PPKM di Jateng, Ganjar: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Kendal Belum Bikin Regulasi Resminya

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved