Berita Banyumas
Takut Covid-19, Youtuber Banyumas Pagari Rumah Pakai Seng. Belanja dan Temui Tamu dari Balik Seng
Itu sebabnya, dia memasang seng berukuran 12 x 9 meter mengelilingi depan dan samping halaman rumah, sejak dua pekan lalu.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak) di anggap Sabar Suharno (54) tak cukup untuk melindungi diri dan keluarga dari penularan Covid-19.
Warga Warga RT 02 RW 10, Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, itu kemudian memasang pagar seng mengelilingi rumahnya untuk mencegah virus menyerang keluarga.
Sabar mengakui dirinya sangat khawatir tertular virus corona. Itu sebabnya, dia memasang seng berukuran 12 x 9 meter mengelilingi depan dan samping halaman rumah, sejak dua pekan lalu.
Bahkan, untuk memantau pergerakan orang luar yang akan masuk dan berlalu-lalang di depan rumahnya, Sabar memasang kamera pengawas atau CCTV di setiap sudut rumah.
Baca juga: Resah, Pelaku Wisata di Banyumas Berharap Objek Wisata Tak Tutup Lagi
Baca juga: Kasus Covid-19 di Banyumas Belum Terkendali, Rata-rata Ada 3 Kematian Per Hari
Baca juga: Bakal Diterapkan Pembatasan Kegiatan, Kasus Covid-19 di Banyumas Per Hari Ini Tembus 5.070 Orang
Baca juga: Selain Banyumas Raya, 2 Wilayah di Jateng Ini Juga Harus Melakukan Pembatasan Kegiatan 11-25 Januari
Jendela-jendela rumah yang langsung menghadap keluar rumah juga ditutup seng.
Untuk kebutuhan makan sehari-hari, dia membeli dari pedagang keliling dari dalam seng. Sementara anaknya, membeli secara daring.
Sabar berkomitmen memagari rumahnya menggunakan seng sampai wabah Covid-19 dinyatakan terkendali.
"Dikatakan sumpek, ya sumpek. Tapi, saya tetap menyediakan ruang terbuka untuk saya berjemur saat pagi hari," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (8/1/2021).
Sabar mengungkapkan, ketakutannya tertular Covid-19 ini bukan tanpa alasan.
Dia berpatokan pada data yang disuguhkan pemerintah dan kondisi di Banyumas, dimana jumlah kasus Covid-19 terus menanjak.
"Setahu saya, di desa sini, sudah hampir 50 orang yang positif. Artinya, virus ini sangat dekat dan nyata," ucapnya.
Alasan lain, dia ingin menjaga kesehatan anaknya yang akan pergi ke Mesir.
"Dua anak saya hafiz, satu di antaranya akan pergi ke Mesir dalam waktu dekat ini untuk belajar. Jadi, saya ingin melindungi dia," katanya.

Cara memagari rumah menggunakan seng agar terhindar dari corona, memang dipandang orang, unik dan tidak biasa.
Namun, menurut Sabar, setidaknya, dia telah berusaha melindungi kesehatan lewat caranya.
"Saya memang ada ketakutan berlebih dan takut tertular Covid-19. Kalau bukan warga sekitar (yang bertamu), saya tidak membukakan pintu. Komunikasi saya batasi dari balik seng, saya pantau lewat CCTV," terangnya.
Sebelum pandemi melanda, Sabar berprofesi sebagai tukang sulap keliling di Banyumas.
Namun, wabah membuat permintaan melakukan sulap berkurang.
Dia lebih banyak beraktivitas di dalam rumah dan beralih profesi menjadi seorang Youtuber.
"Ada lima kanal Youtube yang saya kembangkan. Alhamdulillah, dari April lalu, penghasilan terbesar saya per bulan mencapai Rp 10 juta dari Youtube itu," ujarnya.
Channel Youtubenya berisi tentang ramalan kartu tarot, zodiak, dan konten misteri.
Hari-harinya dihabiskan membuat konten Youtube tentang kartu tarot dan ramalan zodiak.
Channel Youtubenya kini memiliki 90 ribu subscriber.
Karena banyaknya subscriber itu, banyak orang yang berkomentar dan ingin diramal kehidupannya.
Hingga akhirnya, dia juga membuka jasa konsultasi secara online.
"Kanal saya, Sabar Misteri dan Sabar Tarot. Itu yang menghasilkan uang. Seluruhnya dilakukan dari dalam rumah, dibuat di HP (handphone), saya edit dibantu keponakan juga," jelasnya.
Baca juga: Tempat Tidur Pasien Covid Tinggal 174, Pemkot Solo Minta Daerah Sekitar Tambah Ruang Isolasi dan ICU
Baca juga: Pembatasan Kegiatan di Purbalingga, Toko Modern Buka sampai Pukul 19.00 WIB kecuali di Sekitar RS
Baca juga: 625 Warga dari 11 Dusun di Kabupaten Magelang Mengungsi Lagi, Menempati 6 Titik Evakuasi
Baca juga: Abu Bakar Baasyir Bebas: Dikawal Densus 88 dan Mobil Ambulans, Keluar dari Lapas Pukul 05.28 WIB
Penghasilannya juga sering digunakan untuk membeli telur dan dibagikan untuk warga sekitar.
Menurut Sabar, tak ada warga yang protes ataupun mengkritik cara dia menghindarkan diri dari penularan virus corona. Termasuk, tak ada tanggapan dari ketua RT setempat.
Meski, memang ada yang menilai, caranya melindungi diri itu berlebihan.
Yang dia lakukan adalah menjelaskan kepada tetangganya jika ini untuk kebaikan bersama.
"Saya tidak mengambil pusing dengan tudingan negatif dari tetangga," tuturnya. (Tribunbanyumas/jti)