Berita Tegal

Kisah Ibu Muda Pengambil Spesimen Swab di Tegal, Selalu Khawatirkan Anak dan Keluarga

Rozana mengatakan, pekerjaannya sehari-hari adalah mengambil spesimen swab test pasien terkonfirmasi dan suspek Covid-19, tentu punya risiko tinggi.

TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Seorang warga sedang melintasi menuju bagian dalam RSUD Kardinah Kota Tegal, Selasa (4/8/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Bertugas sebagai tenaga medis di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, tentu memiliki risiko yang besar. 

Mereka sehari-hari ada di garda terdepan untuk bertemu dan merawat pasien terkonfirmasi Covid-19. 

Meski begitu, tenaga medis tetaplah manusia biasa.

Mereka punya rasa takut dan khawatir jika terpapar Covid-19. 

Baca juga: Ini Jadwal Ibadah Misa Natal di Gereja Katolik HKY Kota Tegal, Digelar Tatap Muka dan Virtual

Baca juga: Polres Tegal Imbau Gereja Membentuk Satgas Pengamanan selama Natal, Berjaga 24 Jam Sehari

Baca juga: Suka Bakso? Coba Bakso Suguhan Kedai R3 Tegal. Ada 60 Varian Menu, harga Mulai Rp 3 Ribu-Rp 5 Juta

Bahkan mereka lebih khawatir jika keluarga dan anak-anaknya di rumah ikut terpapar.

Hal itu seperti yang dirasakan Rozana (28), warga Kelurahan Kemandungan, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal

Dia adalah ibu muda dengan satu anak yang bekerja sebagai analis laboratorium di RSUD Kardinah Kota Tegal

Rozana mengatakan, pekerjaannya sehari-hari adalah mengambil spesimen swab test pasien terkonfirmasi dan suspek Covid-19. 

Dalam sehari ada sebanyak 20 pasien yang dilakukan pengambilan spesimen. 

Ia dan rekan-rekannya berkeliling ke ruang isolasi untuk mengambil lendir di hidung atau tenggorokan pasien. 

Ia mengatakan, kesulitan dalam pekerjaannya saat harus menggunakan alat pelindung diri (APD) terlalu lama. 

"Kesulitannya itu kalau sudah lama pakai hazmat, mulai sesak."

"Pakai APD kan kencang semua. Jadi harus cepat-cepat," kata Rozana kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (22/12/2020).

Seorang tenaga medis melintas di ruang isolasi pasien suspek Covid-19 di RSUD Kardinah Kota Tegal, Selasa (22/12/2020).
Seorang tenaga medis melintas di ruang isolasi pasien suspek Covid-19 di RSUD Kardinah Kota Tegal, Selasa (22/12/2020). (TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Baca juga: Dua Mayat Pemuda Ditemukan di Pinggir Tol Semarang-Batang, Diduga Anak Punk Berumur 17-25 Tahun

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Akibat Wabah Covid-19 di Kabupaten Semarang Kini Menjadi Amanat sesuai Perda

Pernah Terpapar Covid-19 

Meski sudah memakai APD lengkap, Rozana mengaku pernah terpapar Covid-19. 

Ia mulanya dinyatakan terkonfirmasi dengan status orang tanpa gejala (OTG). 

Selama itu, ia menjalani isolasi mandiri di rumah sendirian. 

Orangtua dan anaknya yang masih berusia 2 tahun harus mengungungsi terlebih dahulu di rumah saudara. 

Namun empat hari isolasi di rumah, ia mengalami gejala sesak napas. 

"Awalnya tidak ada gejala apa-apa."

"Beberapa hari kemudian malah sesak dan batuk, akhirnya saya dirawat di RSUD Kardinah," katanya. 

Rozana mengatakan, selama bertugas sebagai analis kesehatan, yang ia khawatirkan adalah keluarga dan anaknya. 

Kekhawatiran itu juga dirasakan saat ia dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. 

Ia bahkan sempat drop kepikiran anak dan keluarganya. 

Namun ia bersyukur keluarganya dinyatakan negatif Covid-19. 

Rozana mengatakan, motivasi dari keluarga sangat membantu penyembuhan pasien Covid-19. 

"Sempat down, kepikiran di rumah punya anak, punya keluarga."

"Tapi ibu memberikan motivasi, agar saya cepat sehat dan hasil swabnya negatif."

"Alhamdulillah hasil swab test negatif," ungkapnya. 

Rozana bersyukur, meski ia terkonfirmasi namun anak dan keluarganya tidak ada yang terpapar Covid-19. 

Ia pun berusaha selalu berhati-hati baik di tempat kerja maupun di rumah. 

Anjuran penerapan protokol kesehatan dan keamanan dalam bertugas selalu diterapkan. 

Menurut Rozana, setelah tugas selesai ia selalu mandi sebelum pulang ke rumah. 

Kemudian sesampainya di rumah ia mandi kembali sebelum bertemu keluarga. 

"Tiap pulang kerja saya ketemu anak."

"Yang penting habis tugas mandi, sampai rumah mandi lagi."

"Lalu di rumah sering-sering cuci tangan," jelasnya. (Fajar Bahruddin Achmad)

Baca juga: Sekda Komang Gede Irawadi Tegaskan Tidak Ada PSBB Maupun Jam Malam di Blora

Baca juga: Perayaan Natal Dibatasi Paling Banyak 50 Orang, Berlaku di Seluruh Gereja Kabupaten Blora

Baca juga: DPRD Jateng Terima Green Leadership Nirwasita Tantra, Dinilai Peduli Pelestarian Lingkungan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved