Pilkada Serentak 2020
Waduh, Hasil Pilkada Denpasar: Suara Golput Lebih Banyak dari Perolehan Suara Paslon Pemenang
Namun, hanya 239.325 orang atau 54 persen pemilih yang menggunakan suaranya di tempat pemungutan suara (TPS).
TRIBUNBANYUMAS.COM, DENPASAR - Mayoritas pemilik hak suara di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Denpasar tak menggunakan hak suaranya saat pemungutan suara, 9 Desember lalu. Akibatnya, angka golput lebih besar dari perolehan suara pasangan calon yang unggul.
Hal tersebut disampaikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar saat rapat pleno rekapitulasi, Rabu (16/12/2020).
Berdasarkan rapat pleno terbuka rekapitulasi Pilkada Denpasar, pasangan yang unggul, Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa, meraup 184.655 suara.
Sedangkanpaslon nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara, yang didukung Golkar, Nasdem, dan Demokrat, mengantongi 42.730 atau 19 persen suara.
Baca juga: Hasil Rekapitulasi Pilkada Kebumen: Paslon Tunggal Unggul Lawan Kotak Kosong, Raih 389.463 Suara
Baca juga: Hasil Pilkada Serentak di Jateng, Golkar Menang Banyak, Kemenangan Kendal Juga Sudah Diprediksi
Baca juga: PPP Gagal Penuhi Target Kemenangan di Jateng, Pilkada Berikutnya Bertekad Usung Kader Sendiri
Baca juga: Hasil Pilkada Kendal: Dico-Basuki Raih Suara Terbanyak, Unggul 65.333 Suara dari Pesain Terdekat
Berdasarkan data dari KPU Denpasar, jumlah daftar pemilih tetap di pilkada sebanyak 444.929 orang.
Namun, hanya 239.325 orang atau 54 persen pemilih yang menggunakan suaranya di tempat pemungutan suara (TPS).
Tercatat, sebanyak 205.604 warga atau 46 persen dari jumlah DPT yang golput. Sehingga, angka golput lebih banyak dari jumlah suara paslon yang unggul Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa.
Dampak dari pandemi
Sementara itu, Ketua KPU Denpasar Wayan Arsa Jaya mengakui ada penurunan partisipasi warga untuk datang ke TPS pada Pilkada Serentak 2020.
Menurutnya, saat Pilkada 2020, tingkat pemilih di Denpasar hanya 54 persen.
"Pilwali 2015 lalu tingkat partisipasinya 56 persen kemudian terjadi penurunan hari ini menjadi 54 persen," kata Wayan usai rapat pleno rekapitulasi di Hotel Inna Bali Heritage, Denpasar, Rabu (16/12/2020).
Ia megatakan, konsdisi pandemi Covid-19 mempengaruhi jumlah warga yang datang ke TPS. Hal itu terjadi karena berdasarkan faktor psikologis, warga khawatir dengan penularan Covid-19.
Padahal, ia mengklaim, KPU sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, warga juga banyak yang tetap bekerja di hari pemilihan.
Baca juga: Ingin Hasil Foto Produk Makanan Lebih Menarik? Berikut 5 Tips Memotret Pakai Ponsel
Baca juga: Berawal dari Pinjam HP Pacar, Remaja dan 2 Temannya di Magelang Jadi Tersangka Kasus Pornografi
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Kamis 17 Desember 2020 Rp 1.927.000 Per 2 Gram
Baca juga: Kapolda Jateng: Kami Pasti Bubarkan Jika Ada Kerumunan Saat Malam Tahun Baru
"Meski diliburkan, kami lihat, mungkin masih ada yang bekerja di tempat yang jauh dari kota Denpasar," kata dia.
Wayan juga mengatakan, faktor lain yang membut warga tidak memilih adalah secara administratif banyak warga yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Denpasar tinggal di luar kota.
"Ini menjadi catatan kami dalam pemutakhitan data pemilih berikutnya untuk memingkatkan partisipasi," jelas Wayan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di Denpasar, Suara Golput Lebih Banyak dari Paslon yang Unggul, KPU Sebut karena Efek Pendemi".