Penanganan Corona
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Dihentikan, Temanggung Berstatus Zona Merah Covid-19
Dihentikannya simulasi PTM baik jenjang sekolah PAUD hingga SMP dan SMA sederajat dikarenakan Temanggung kini masuk zona merah Covid-19.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - Pemkab Temanggung menghentikan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai Selasa (1/12/2020).
Dihentikannya simulasi PTM baik jenjang sekolah PAUD hingga SMP dan SMA sederajat dikarenakan Temanggung kini masuk zona merah Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Komunikasi dan Informasi Satgas Covid-19 Kabupaten Temanggung, Gotri Wijianto, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Kepala Dinkes Temanggung Positif Covid-19, Aktivitas Pegawai Diganti WFH Sementara Waktu
Baca juga: Gedung BLK Kembali Dibuka, Bupati Temanggung: Buat Karantina Pasien Covid-19 Bergejala Ringan
Baca juga: Kembali Edukasi Protokol Kesehatan, Pemkab Temanggung Bagikan 81 Ribu Masker Kain
Baca juga: 25 Nakes RSUD Temanggung Sempat Terpapar Covid-19, 3 Orang Masih Diisolasi
Menurutnya, penetapan zona merah Covid-19 Temanggung setelah dilakukan perhitungan kembali oleh Satgas Covid-19 Kabupaten bersama Forkopimda pada Senin (30/11/2020).
Perhitungan skor zona dilakukan setelah terjadi peningkatan kasus yang signifikan dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Sehingga dihasilkan skor 1,79 yang menandakan bahwa Temanggung saat ini berstatus zona merah Covid-19.
"Temanggung kini memasuki zona merah."
"Bupati Temanggung telah memerintahkan penghentian simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah sementara waktu," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (1/12/2020).
Kata Gotri, simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah terpaksa dihentikan karena dinilai berisiko tinggi terhadap penularan Covid-19.
Kebijakan tersebut langsung diinteruksikan Bupati Al Khadziq kepada Dinas Pendidikan guna memutus rantai penyebaran virus corona.
"Jadi sehubungan zona merah ini, ada kebijakan khusus terkait PTM."
"Hasil rapat Satgas bahwa Dinas Pendidikan bisa mengkaji ulang terkait kebijakan pembelajaran tatap muka agar menghentikan sementara kegiatan yang sudah berjalan."
"Sampai kapan waktunya belum tahu karena harus mengacu SKB 4 Menteri," ujarnya.
Gotri melanjutkan, berdasarkan informasi yang terpantau tim Satgas Covid-19, terdata 80 persen sekolah di Temanggung yang melangsungkan simulasi tatap muka.
Artinya, tinggal menyisakan 20 persen sekolah dari semua jenjang yang terpaksa harus menunda simulasi sementara waktu.
"Rata-rata berlangsung dua SD setiap hari melakukan simulasi, kalau SMP ada 1."
"Ya sekira 80 persen sekolah yang sudah melakukan simulasi, sisanya harus menunda," jelasnya.
Baca juga: Direktur RSUD Temanggung: Mayoritas Pasien Ketahuan Kena Covid-19 Seusai Screening di Rumah Sakit
Baca juga: UMK Temanggung 2021 Ditetapkan Rp 1.885.000, Ini Syarat Perusahaan Bila Ingin Ajukan Keberatan
Baca juga: Mayoritas Ruang Isolasi Rumah Sakit Mulai Over Kapasitas, Ini Solusi Direktur RSUD Temanggung
Baca juga: Pastikan Perusahaan Bayar UMK 2021 sesuai Aturan, Pemkab Temanggung Segera Terjunkan Tim Sosialisasi
Menurutnya, meski Temanggung masuk zona merah Covid-19, namun tidak semua kecamatan masuk kategori merah.
Hitungan tersebut merupakan kalkulasi keseluruhan kasus yang muncul di Kabupaten Temanggung.
Termasuk lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir, hingga angka kematian yang disebabkan karena Covid-19.
"Sekarang kasus yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 ada 515 orang, untuk 72 di antaranya dirawat di rumah sakit, sisanya isolasi mandiri."
"Dalam satu pekan terakhir saja sudah ada tambahan 100 kasus."
"Sehingga jumlah total kasus sebanyak 1.626 kasus dan meninggal 72 orang," ujarnya.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Temanggung, Khabib Mualim menambahkan, dari total 72 kasus kematian, 32 di antaranya terjadi pada November 2020.
Angka tersebut sudah di atas ketentuan rata-rata kematian nasional dengan nilai 4,8 persen dari total kasus.
"Total sampel tes swab yang sudah diambil lebih dari 12 ribu, sehingga dapat dilihat positif ratenya 12 persen."
"Kewajiban 4M harus digalakkan lagi," ujar Khabib kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (1/12/2020).
Khabib berharap, dengan peningkatan status di zona merah ini dapat mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dan kembali disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Selain itu, dia mengimbau agar warga yang memiliki gejala sakit tidak perlu takut untuk memeriksakan diri ke rumah sakit maupun Puskesmas dan klinik.
Hal itu guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami juga edukasikan tanda-tanda gejala Covid-19 yang perlu dipahamkan ke masyarakat."
"Banyak kasus di Temanggung tandanya tidak merasakan rasa pahit, manis, kecut, bahkan tidak mencium bau kentut."
"Ketika terjadi tanda-tanda yang mengarah ke Covid-19, jangan takut periksa."
"Segeralah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan karena sudah banyak yang meninggal karena terlambat untuk ditangani," tegasnya. (Saiful Ma'sum)
Baca juga: 55 Petugas Pilkada Blora Positif Covid-19, KPU: Kami Sudah Siapkan Skema Antisipasinya
Baca juga: Sebagian Warga Batang Ragukan Tes Swab, Masih Takut Sengaja Dicovidkan, Begini Tanggapan Bupati
Baca juga: Penerima Zakat Eks Karesidenan Banyumas Dilatih Bisnis Laundry Syariah, Ini Alasan Baznas Jateng
Baca juga: Kabar Duka Lagi, Anggota DPRD Jateng Meninggal Dunia, Suharto Politikus Partai Nasdem