Berita Jateng
Tak Mau Kasus Covid-19 di Jateng Melonjak, Gubernur Ganjar Usul Libur Bersama Akhir Desember Dihapus
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan pemerintah pusat menghapus rencana pemberian libur bersama pada akhir Desember mendatang.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan pemerintah pusat menghapus rencana pemberian libur bersama pada akhir Desember mendatang.
Pasalnya, libur panjang pada akhir Oktober lalu menyumbang lonjakan angka kasus Covid-19 di Jateng.
Ganjar khawatir, libur bersama akan membuat grafik kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami peningkatan.
"Hipotesis kami mengatakan karena libur panjang. Karena data di Jateng itu tanggal 10 sampai 21 November ini, garisnya tinggi, lumayan naik. Nah, posisi ini rasa-rasanya sudah kami hitung kemarin karena liburan," jelas Ganjar ditemui di kantornya, Selasa (24/11/2020).
Baca juga: Ganjar Sepakat dengan IDI, Tunda Libur Panjang Akhir Tahun
Baca juga: Jelang Libur Panjang Akhir Tahun, Gubernur Ganjar Minta Pemda Mulai Perketat Tempat Wisata
Baca juga: Tak Ingin Klaster Hajatan Penyebaran Covid-19 Muncul Lagi, Gubernur Ganjar: Edukasi Harus Sampai RT
Baca juga: Sudah Diumumkan Gubernur Ganjar Pranowo, UMK Karanganyar 2021 Masih Tertinggi di Soloraya
Maka dari itu, Ganjar berharap, pemerintah pusat meniadakan libur bersama akhir tahun.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kasus karena dampak dari liburan.
"Saya berharap, akhir tahun jangan ada libur bersama. Sudah, secukupnya saja liburnya, wong ya rasa-rasanya kita itu banyak di rumah, sekolah di rumah itu rasanya everyday is Sunday, gitu ya. Usulan dari Jateng, enggak usah ada libur bersama," ucapnya.
Seiring dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Jateng, pihaknya telah berupaya meningkatkan pengetatan di beberapa sektor, termasuk pariwisata
Apabila tempat-tempat wisata tidak dilakukan pengetatan terkait protokol kesehatan maka terancam ditutup.
"Kami minta pengetatan ditingkatkan di sektor-sektor. Umpama, pariwisata, kalau dicek mereka tidak disiplin maka kasih peringatan, kalau ngeyel tutup," tegasnya.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat penting untuk dilakukan dengan melibatkan ahlinya, terkait perhitungan segala kegiatan yang akan digelar.
"Edukasi ini yang tidak pernah boleh lelah, tidak pernah boleh berhenti maka bantuan dari pakar-pakar kami lakukan analisa korelasi-korelasi itu hari libur dengan penambahan keramaian, dengan penambahan event-event yang kerumunan itu, mereka kami minta menghitung," ujarnya.
Ganjar meminta, segala kegiatan yang akan diselenggarakan, wajib dilakukan pembatasan untuk mencegah terjadinya kerumunan.
"Maka, yang sifatnya kerumunan karena pusat sudah menghitung seperti itu, kemarin kami juga lakukan pengetatan. Sebenarnya, pengetatan kami lakukan terus menerus kok," ungkapnya.
Baca juga: Arkeolog Inggris Yakin Telah Temukan Rumah Masa Kecil Yesus
Baca juga: Baru Sehari Dibuka sebagai Tempat Isolasi Pasien Covid-19, 3 Warga Langsung Mendaftar untuk Menginap
Baca juga: Remaja di Grobogan Tewas Tersambar Petir saat Main Gim di Ponsel yang Tengah Diisi Ulang
Baca juga: 25 Nakes di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Positif Covid-19, Begini Kondisinya
Ganjar tidak melarang kegiatan-kegiatan keagamaan yang akan digelar dalam momentum perayaan, semisal Maulid Nabi dan Hari Raya Natal.