Berita Sepak Bola
Hal Tersulit Dragan Djukanovic Bersikap Tegas Saat Ini: Melarang Pemain PSIS Semarang Ikut Tarkam
Dragan Djukanovic menyebut, tak setuju jika ada pemain PSIS Semarang yang masih terikat kontrak dengan klub profesional mengambil job tarkam
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic kesulitan melarang para pemain lokal saat ini untuk tidak mengikuti kegiatan sepak bola non resmi ketika kembali ke kampung halamannya masing-masing.
Utamanya yang paling sering dikenal yakni kompetisi liga antar kampung atau (tarkam) di tengah-tengah penghentian kompetisi sepak bola nasional tahun ini.
Terlebih para pemain juga sedang menghabiskan waktu di kampung halaman masing-masing.
Baca juga: Tolak Rencana Dragan, Yoyok Sukawi Sebut PSIS Semarang Tak Ingin Kembali Kehilangan Rp 2,5 Miliar
Baca juga: Joko Ribowo Rampungkan Kursus Kepelatihan C AFC, Berikut Rencana Kiper PSIS Semarang Selanjutnya
Baca juga: Riyan Ardiansyah Jadi Peternak Bebek, Kesibukan Bek Sayap PSIS Semarang Saat Ini
Baca juga: Terdampak Prank Liga 1, PSIS Semarang Bakal Jual Aset, Yoyok: Bayar Keterlambatan Gaji Pemain
Sehingga tak menutup kemungkinan, mereka memiliki banyak undangan atau tawaran hadir dalam pertandingan tarkam.
Dragan Djukanovic menyebut, sebetulnya tak setuju jika ada pemain yang masih terikat kontrak dengan klub profesional mengambil job tarkam tersebut.
Namun, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kompetisi yang mandek, pemotongan gaji, hingga ancaman gaji tak terbayarkan, membuat segelintir pemain memutuskan mengikuti tarkam.
"Pendapat saya adalah situasinya sangat sulit dan Anda tidak dapat memberi tahu pemain (untuk) tidak mengikuti tarkam."
"Karena mereka memiliki masalah keuangan yang besar," jelas Dragan kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (20/11/2020) sore.
Pelatih yang kini masih menikmati masa libur di Serbia tersebut mengatakan, melihat kondisi sepak bola saat ini perlu ada toleransi buat para pemain.
"Ini bukan ketakutan tapi memang mereka butuh hidup."
"Mereka juga punya keluarga."
"Yang jelas mereka harus sangat berhati-hati jika mengikuti tarkam."
"Ini pendapat saya," ucapnya.
Namun yang jelas, Dragan mengingatkan bahwa mereka tetap harus patuh pada manajemen.
Semuanya bergantung pada pengurus klub atau PSIS Semarang.
"Dari sisi lain mereka memiliki kontrak sehingga klub perlu merekomendasikan masalah ini."
"Terserah manajemen mau seperti apa kebijakannya," katanya.

Baru-baru ini viral sebuah video amatir yang di dalamnya adalah winger PSM Makassar Bayu Gatra hadir dalam pertandingan yang diduga merupakan tarkam.
Dia viral lantaran sang Ibunda mengajak pulang mantan pemain Timnas Indonesia U-23 tersebut.
Dragan juga sudah mengetahui kejadian tersebut lewat sosial media.
"Yang pasti itu adalah suatu hal yang tak bisa dipercaya (pemain harus berada di situ--red)," ucapnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, General Manager PSIS Semarang, Wahyu Liluk Winarto turut merespon soal tanggapan jika pemain mengikuti tarkam.
Liluk menjelaskan, sebetulnya pihaknya melarang para pemain mengikuti kegiatan-kegiatan sepak bola yang bukan agenda klub.
Namun, di masa pandemi ini pihak manajemen memberikan toleransi kepada mereka.
"Ya memang sikap manajemen tegas sebetulnya."
"Kami kalau masih dalam ranah kontrak harusnya tidak boleh."
"Cuma kondisi force majeure ini kan kami ada toleransi sedikit."
"Anak-anak juga mungkin butuh pemsukan," ungkapnya. (F Ariel Setiaputra)
Baca juga: Liga 3 Tahun 2020 Pasti Ditiadakan, Persipa Pati Resmi Bubarkan Diri, Ini Komentar Safin
Baca juga: Uang Misterius Capai Puluhan Juta Rupiah di Batang, Petani: Bercampur Lumpur di Irigasi Persawahan
Baca juga: Pengusaha Mengeluh, Apindo Karanganyar Minta Bupati Revisi UMK 2021
Baca juga: 14 Konvoi Kampanye Pilkada Dihentikan Paksa di Jateng, Terakhir di Kabupaten Pekalongan