Berita Banjarnegara

Mengenal Lebih Dekat Tri Agus Prasetijo, Kakak Bambang Pamungkas Ini Jadi Pendidik di Banjarnegara

Di Desa Parakan, Kecamatan Purwanegara yang cukup jauh dari kota, Tri Agus mengabdi di SD Negeri sebagai tenaga pengajar.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Guru inovatif SD Negeri 1 Parakan, Tri Agus Prasetyo memberikan pelatihan kepada para guru PJOK di Kabupaten Banjarnegara, Selasa (10/11/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Siapa tak mengenal Bambang Pamungkas, legenda sepak bola Ttanah Air yang dikenal dengan sebutan Bepe.

Bambang Pamungkas diketahui memiliki kakak kandung bernama Tri Agus Prasetijo

Tri Agus sebenarnya tak kalah hebat dalam kemampuan mengolah bola.

Hanya kedua saudara kandung itu mengambil jalan berbeda. 

Baca juga: Bupati Budhi Sarwono Serahkan Delapan Ambulans, Percepat Layanan Kesehatan di Banjarnegara

Baca juga: Dua Pemancing di Sungai Serayu Sempat Lihat Ada yang Tenggelam, Diduga Warga Mandiraja Banjarnegara

Baca juga: Berlaku Mulai Januari 2021, Upah Pekerja di Banjarnegara Minimal Wajib Rp 1.798.979

Baca juga: Pura-pura Jadi Anisa, Pria di Banjarnegara Tipu Tetangganya dan Gasak Uang Rp 25,6 Juta

Bambang Pamungkas memilih fokus hingga namanya bersinar di kancah dunia sepak bola Indonesia.

Sedangkan Tri Agus memilih dunia lain.

Bukan lapangan hijau yang tiap hari ia sambangi, melainkan sekolah tempat belajar pengetahuan. 

Di Kabupaten Banjarnegara, pria itu berlabuh.

Di Desa Parakan, Kecamatan Purwanegara yang cukup jauh dari kota, Tri Agus mengabdi di SD Negeri sebagai tenaga pengajar.

Ia mendidik anak-anak belia desa agar tumbuh sehat dengan menyenangi olahraga. 

Sesuai dengan bidangnya, Tri Agus menjadi pengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

Tentu saja, karena sangat membidangi olahraga, khususnya sepak bola, Tri Agus menjadi guru yang menonjol di Kabupaten Banjarnegara

Ia adalah guru inovatif di Kabupaten Banjarnegara.

Pada Selasa (10/11/2020), ia bahkan dipercaya melatih 35 orang guru PJOK jenjang SD se Kabupaten Banjarnegara.

Ini dalam rangka Pelatihan Inovasi Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19 yang bertempat di Gedung PGRI Kabupaten Banjarnegara.

Acara ini diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) PJOK SD Kabupaten Banjarnegara

Tri Agus Prasetijo merupakan guru Inspiratif versi P4TK Penjas dan BK tahun lalu.

Ketua KKG PJOK SD Kabupaten Banjarnegara, Slamet Sugiyanto mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih dan mengasah inovasi pembelajaran di masa pandemi.

 "Saya harap seluruh peserta mau dan mampu menghadapi kondisi seperti sekarang, dengan cara berinovasi dalam pembelajaran PJOK."

"Kami hadirkan Tri Agus, agar dapat menginspirasi peserta", ujar Slamet kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (14/11/2020).

Mengajar di masa pandemi tentu menjadi tantangan tersendiri.

Guru dituntut inovatif untuk menghasilkan metode pembelajaran yang efektif diaplikasikan di tengah situasi pandemi.

Bagaimanapun, pendidikan tak boleh terhenti, namun kesehatan pendidik dan siswa harus tetap terjaga. 

Menurut Tri Agus Prasetyo, guru PJOK harus mampu menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

Mereka harus mampu menyajikan pembelajaran PJOK yang menarik dan aman bagi kesehatan siswa. 

"Guru PJOK jangan sampai ketinggalan dengan perkembangan pendidikan yang sangat dinamis."

"Harus memahami 4C yang merupakan keterampilan abad 21", ujar Tri.

Peran guru PJOK baginya tidaklah sederhana.

Ia dituntut bisa mengarahkan peserta didik untuk menguasai keterampilan abad 21.

Yang meliputi berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi yang dapat dicapai melalui pembelajaran PJOK

Khusus di masa pandemi, kata dia, guru PJOK menjadi salah satu pioner dalam menanamkan kesadaran para peserta didik agar menjalankan protokol kesehatan 

"Sehingga dapat memutus penularan covid-19" ujar guru SD Negeri 1 Parakan Purwanegara itu.

Inovasi pembelajaran PJOK di masa pandemi perlu dilakukan agar target pendidikan bisa tercapai.

Khusus untuk pembejaran SD misalnya,  peserta didik sampai saat ini masih melakukan pembelajaran dari rumah.

Guru mengunjungi rumah (home visit) kelompok belajar siswa yang terdiri dari 4-6 anak dengan protokol kesehatan dan rumah berdekatan. 

Di situ, guru PJOK memberikan materi dan contoh gerak.

Jika tak bisa menerapkan olahraga mainstream di rumah, aktivitas membantu orangtua pun bisa jadi alternatif untuk memelihara kesehatan raga. 

Peserta didik dituntut bisa membuat video aktivitas membantu orangtua yang di dalamnya melibatkan aktivitas fisik.

Peserta didik juga diberi tugas untuk membuat gerakan senam, dan memvideokan senam tersebut untuk dinilai guru. 

Salah satu peserta pelatihan, Imam Santosa merasa kegiatan ini sangat bermanfaat baginya. 

Dengan pelatihan semacam ini, ia merasa guru PJOK menjadi tidak kalah dan ketinggalan dari guru bidang lainnya.

Dengan inovasi, guru PJOK tidak lagi dicap hanya mengandalkan keahlian fisik. 

"Karena selama ini guru PJOK selalu dipersepsikan hanya modal fisik," ujar Imam. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Jumat Malam Logistik Pilkada Sudah Sampai, Langsung Disimpan di Gudang KPU Purbalingga

Baca juga: Satu Pegawai Puskesmas Colomadu I Hasilnya Belum Keluar, DKK Karanganyar: Masih Uji Laboratorium

Baca juga: Mohamed Salah Positif Covid-19, Batal Perkuat Timnas Mesir Lawan Togo di Kualifikasi Piala Afrika

Baca juga: Mahasiswa Laporkan Rektor Unnes ke KPK, Ali Fikri: Dugaan Ada Kejanggalan Anggaran di Kampus

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved