Berita Jawa Tengah
Ganjar Senang Warga Sudah Siap Sewaktu-waktu Mengungsi, Cek Desa Terdekat Gunung Merapi di Klaten
Gubernur Ganjar menuturkan berdasarkan diskusi dengan warga yang saat ini sudah memiliki kesadaran untuk mau evakuasi jika terjadi bencana alam.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Dukuh Sambungrejo, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jumat (6/11/2020).
Lokasi ini merupakan desa terakhir di Klaten yang paling dekat dengan Gunung Merapi.
Seperti diketahui, aktivitas Merapi naik level dari waspada menjadi siaga.
Baca juga: Gunung Merapi Berstatus Siaga, 4 Destinasi Wisata di Jarak 5 Km Ditutup. Jip Wisata Masih Beroperasi
Baca juga: Fenomena Awan Bertopi di Gunung Merapi, Ada Hubungannya dengan Status Siaga? Begini Penjelasan BMKG
Baca juga: Status Siaga Gunung Merapi, Tiga Kabupaten di Jateng Masuk Kategori Bahaya, Ini Data Lengkapnya
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik Jadi Siaga, BPBD Sleman Siapkan 3 Tempat Pengungsian
Jarak desa yang bersebelahan dengan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini hanya tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Di desa ini juga terdapat pos pemantauan gunung.
Ganjar memberikan edukasi kepada warga sekaligus memantau perkembangan terakhir gunung yang berada di dua provinsi ini, yakni Jawa Tengah dan DIY.
Tidak hanya itu, Gubernur juga memantau tempat pengungsian, posko pemantauan dan ke rumah- rumah warga.
Setiap bertemu warga, Ganjar mengingatkan agar selalu waspada dan mengikuti anjuran pemerintah.
"Mangke nek diperintah ngungsi, purun nggeh (nanti kalau diminta mengungsi mauya)."
"Barang-barang disiapke sing arep digowo (barang-barang yang mau dibawa disiapkan)," kata Ganjar kepada warga seperti keterangan tertulis yang diterima Tribunbanyumas.com, Jumat (6/11/2020).
Dia sudah meminta keterangan Badan Geologi.
Yang menyampaikan bahwa jika terjadi erupsi, letusannya tidak sebesar seperti 2010.
"Sudah ada skenarionya, baik secara geologis maupun vulkanologis mana-mana daerah yang masuk bahaya."
"Saat ini kami berada di desa terakhir, rumah terakhir dan tertinggi di Klaten yang jaraknya hanya 3 kilometer."
"Ini termasuk daerah bahaya, karena jarak amannya 5 kilometer," jelasnya.
Menurutnya, relawan, perangkat desa, BPBD, dan TNI/Polri telah siap.
Warga juga menyatakan siap dievakuasi apabila terjadi peningkatan status menjadi awas yang merupakan level terakhir.
Selain evakuasi warga, tim juga siap melakukan evakuasi pada binatang ternak milik warga.
Berbagai persiapan termasuk moda transportasi sudah bersiap- siap.
Baca juga: Pengusaha Lokal Purbalingga Akhirnya Bisa Ekspor Gula Kristal, 20 Ton Dikirim ke Malaysia
Baca juga: Siswa dan Guru Diminta Tes Swab Gunakan Dana BOS, Sekolah Tatap Muka Dimulai Bertahap di Jateng
Baca juga: Lagi Cari Pakan Ternak, Warga Jabres Kebumen Ini Kehilangan Handphone dan Uang Rp 1,5 Juta
Baca juga: Gara-gara Batuk, Residivis Asal Purbalingga Ini Ketahuan Sedang Bersembunyi di Bawah Gazebo
Di sisi lain, Ganjar menuturkan berdasarkan diskusi dengan warga saat ini mereka sudah memiliki kesadaran untuk mau evakuasi jika terjadi bencana alam.
"Warga luar biasa, sudah punya kebiasaan dalam beradaptasi dengan kondisi."
"Kalau 2010 lalu ada pengalaman agak sulit diajak mengungsi, sekarang kesadarannya sudah muncul."
"Ini bagus, karena edukasinya terus menerus."
"Dengan cara ini, relatif kalau terjadi sesuatu evakuasinya lebih gampang termasuk ternak," ucapnya.
Dengan status merapi naik menjadi siaga, saat ini tugas pemerintah adalah sisi pengamanan masyarakat dan kewilayahan.
Dia berharap tidak terjadi erupsi besar, namun jika terjadi, semuanya sudah siap.
Untuk tempat pengungsian yang berada di Desa Balerante, Ganjar melihat persiapan sudah matang.
Gedung kecamatan dan sekolah telah disiapkan untuk menampung pengungsi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dia menegaskan agar tempat pengungsian didesai agar menerapkan protokol kesehatan karena saat ini masih pandemi.
"Jalur evakuasi juga aman, tadi kami cek jalannya bagus."
"Kami minta aktivitas penambangan dihentikan terlebih dahulu sampai kondisi aman."
"Biar jalur evakuasi bisa digunakan sewaktu-waktu," tandasnya.
Sementara itu, seorang warga Dukuh Sambungrejo, Suwono (66) mengatakan siap untuk evakuasi jika status Gunung Merapi meningkat.
Sejak tinggal di tempat itu, ia sudah berkali-kali mengungsi karena erupsi.
"Mpun siap, lha sampung ping kathah mbleduk (sudah sering meletus), dados mpun siap (jadi sudah siap)," katanya.
Suwono mengatakan, akan mematuhi imbauan dari pemerintah.
Jika diminta mengungsi, ia sekeluarga pasti akan menuruti demi keselamatannya dan keluarga.
"Nggeh kulo manut mawon, kersane slamet (saya ikut saja, bair selamat)."
"Persiapane mpun disiapke (semua persiapan sudah disiapkan), sak wanti-wanti mandap mpun siap (sewaktu-waktu turun mengungsi sudah siap)," ujarnya. (Mamduh Adi)
Baca juga: Liga 1 Ditunda Hingga Februari 2021, Dragan Djukanovic Ingin Maksimalkan Bersama Keluarga di Serbia
Baca juga: UMK Batang 2021, Apindo dan KSPSI Masih Saling Ngotot, Pembahasan Dilanjut Pekan Depan
Baca juga: UMK Diusulkan Naik Tiga Persen, PHRI Kota Tegal Cuma Bisa Pasrah
Baca juga: Cara Kiper PSIS Semarang Manfaatkan Libur Kompetisi, Jokri Ambil Lisensi Kepelatihan di Jakarta