Berita Ekonomi Bisnis
Sebulan Bisa Hasilkan 500 Motif Batik Lampung, Begini Cara Andri Dapatkan Inspirasi
hampir setiap hari Andri berusaha mencari ide dan inspirasi baru untuk menciptakan motif-motif batik Lampung yang khas usahanya itu.
TRIBUNBANYUMAS.COM, LAMPUNG - Tidak ada istilah "menyerah pada keadaan" dalam benak Andri Saprianto (32), owner Deandra Batik Lampung.
Di tengah pandemi Covid-19, lebih dari 500 motif batik Lampung lahir dari goresan tangannya.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (29/10/2020), Andri duduk bersila di lantai.
Sehelai kain putih terhampar di depannya.
Baca juga: Tiga Perjalanan KA Sempat Terganggu di Banyumas, Masih Dilakukan Penguatan Tebing Lokasi Longsoran
Baca juga: Jelang Debat Pilwakot Solo, FX Hadi Rudyatmo Beri Wejangan Ini Kepada Gibran-Teguh
Baca juga: Seluruh Ruangan KPU Purbalingga Disterilisasi Secara Mandiri, Pasca Satu Staf Positif Covid-19
Baca juga: 13 Pendopo Kompleks Candi Cetho Karanganyar Dipugar, Target Selesai Desember 2020
Pensil di tangan kanannya bergerak lincah, seakan mengikuti irama musik yang mengalun dari pemutar musik digital di sudut ruangan.
Tangan kirinya bertumpu di hamparan helai kain tersebut, sambil sesekali meratakan permukaannya agar tidak terlipat.
"Ya beginilah sehari-hari."
"Ide atau inspirasi datangnya tidak terduga."
"Lagi santai tiba-tiba datang ide, ya langsung digambar," kata Andri.
Sebuah motif batik Lampung mulai terlihat alurnya di helai kain tersebut.
Ornamen khas Lampung berupa siger (mahkota) mendominasi coraknya.
Andri berujar, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat kentara bagi pelaku UMKM seperti dirinya.
"Jelas terdampak, namun ini bukan berarti harus pasrah sama keadaan."
"Justru ini harus jadi motivasi, bagaimana menyesuaikan diri, salah satunya ya dengan inovasi," kata Andri.
Meski terjadi pembatasan, khususnya berkaitan dengan protokol kesehatan yang membuat direct selling menjadi terhambat, kondisi itu tidak bisa dijadikan kambing hitam.
Sejak awal pandemi pada Maret 2020, hampir setiap hari Andri berusaha mencari ide dan inspirasi baru untuk menciptakan motif-motif batik Lampung yang khas usahanya itu.
Dalam satu bulan, Andri bisa menciptakan lebih dari 500 motif batik Lampung.
"Sampai saat ini, ya mungkin sudah ribuan, satu bulan bisa sekira 500 motif," kata Andri.
Andri mengatakan, hal ini berhubungan dengan konsep penjualan yang diubahnya dan inovasi mengatasi kemacetan ekonomi di kala pandemi.
"Inovasi kami membuat batik itu ada kelas-kelasnya, mengikuti kemauan konsumen tanpa meninggalkan ciri khas," kata Andri.
Dengan begitu, kata Andri, setiap motif batik Lampung yang dikeluarkan oleh Deandra Batik Lampung ini hanya ada satu motif untuk satu helai kain.
"Satu motif ya hanya untuk satu helai kain, kecuali pesanan massal," kata Andri.
Andri menuturkan, konsep satu motif (desain) untuk satu produksi ini membuat motif itu menjadi eksklusif.
"Baik itu warna maupun motifnya, hanya satu dibuat untuk satu produksi," kata Andri.
Inovasi inilah yang menurut Andri membuat Deandra Batik Lampung memiliki ikatan spesial dengan konsumen mereka.
Dengan inovasi ini Deandra Batik Lampung mampu bertahan di tengah pandemi.
Bahkan, kata Andri, dari jumlah pekerja yang hanya 16 orang kini menjadi 24 orang.
"Memang keadaanya sekarang seperti ini."
"Tapi saya pikir ekonomi harus tetap berjalan."
"Jangan sampai mati kelaparan, apalagi menyerah pada keadaan," kata Andri. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Andri, Makin Kreatif di Tengah Pandemi, 1 Bulan Ciptakan 500 Motif Batik"
Baca juga: Candi Cetho Karanganyar Makin Dipadati Wisatawan, Kamis Siang Ada 375 Pengunjung
Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Cek Protokol Kesehatan di River Walk Boja Kendal, Ini Hasilnya
Baca juga: Kampanye Daring Masih Rendah di Jateng, Bawaslu: Mayoritas Paslon Lebih Suka Tatap Muka
Baca juga: Alasan Pelaku Curi Kompresor Karena Butuh Uang, Sudah Dua Kali Masuk Penjara Kasus Curanmor