Berita Pendidikan
Tiap Mapel Dibatasi Maksimal 20 Menit, Begini Cara Sekolah di Temanggung Simulasikan KBM Tatap Muka
Camat Selopampang, Adi Pitoko menjelaskan, 80 persen orangtua siswa di wilayahnya mendukung adanya simulasi KBM tatap muka.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - Beberapa SMP di Kabupaten Temanggung mulai melakukan simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Satu di antaranya terlihat di SMP Negeri 2 Selopampang.
Kepala SMP Negeri 2 Selopampang, Ugi Utami mengatakan, pihaknya melangsungkan simulasi selama 3 hari.
Baca juga: Karena Hal Ini, Bupati Temanggung Apresiasi Ketatnya Aturan Protokol Kesehatan di Ponpes
Baca juga: Kapolres Temanggung Pamitan, Minta Warga Juga Ikut Aktif Jaga Keamanan Lingkungan
Baca juga: Satu Pegawai Disdukcapil Temanggung Positif Covid-19, Diketahui Seusai Berkunjung ke Kebumen
Baca juga: Jelang Pembelajaran Tatap Muka, 500 Santri Ponpes Darul Atsar Temanggung Jalani Tes Swab
Masing-masing diikuti oleh siswa per jenjang dengan kapasitas maksimal 20 anak per kelas.
Selain itu, pihak sekolah juga membatasi waktu pembelajaran dari pukul 07.00 hingga pukul 11.30.
Setiap mata pelajaran yang diajarkan guru juga dibatasi maksimal 20 menit.
"Di SMP ini, protokol kesehatan kami terapkan mulai dari gerbang masuk sekolah."
"Mereka diantar keluarga langsung menjalani tes suhu tubuh, cuci tangan, dan wajib pakai masker."
"Selanjutnya mengikuti pembelajaran di kelas sampai pukul 11.30," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/10/2020).
Kata Utami, siswa juga menjalani istirahat atau jeda pembelajaran di ruang kelas.
Setiap siswa juga diimbau membawa bekal makanan sendiri untuk menghindari risiko penularan Covid-19.
Katanya, pihak sekolah telah mengatur mekanisme pembelajaran terbaik guna mencegah terjadinya penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Dia juga mewajibkan penerapan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak bagi siswa maupun guru.
"Di SMP Negeri 2 Selopampang ada 277 siswa."
"85 persen orangtua mendukung KBM tatap muka, 10 persen tidak menjawab, dan 5 persen menolak."
"Alasannya berbagai macam, ada yang masih takut dan sebagainya."
"Nanti selanjutnya kami tunggu keputusan Bupati maupun dinas terkait," tuturnya.

Baca juga: Pakai Mesin Pompa Air, Petani Kebumen Kini Bisa Menghemat Rp 20 Ribu Gunakan BBG
Baca juga: Jaminkan Sawah Orang Lain, Warga Karanganyar Kebumen Ini Yakinkan Korbannya Beri Uang Rp 20 Juta
Baca juga: Lahan Warga di Pesisir Urut Sewu Kebumen Kini Resmi Bersertifikat, Sebagian Sudah Diserahkan
Camat Selopampang, Adi Pitoko menjelaskan, 80 persen orangtua siswa di wilayahnya mendukung adanya simulasi KBM tatap muka.
Pihaknya pun mulai memberlakukan simulasi sejak pekan lalu di semua tingkatan sekolah.
Kata Adi, 60 persen dari total sekolah di Selopampang sudah mejalani simulasi KBM tatap muka.
Meliputi 2 SMP, MA, juga beberapa SD sederajat.
"Melalui simulasi ini, kami siapkan mekanismenya."
"Mulai dari sarana protokol kesehatan, hingga siswa diimbau untuk tidak saling tukar barang dan membawa bekal makanan sendiri," katanya.
Setelah semua menerapkan simulasi, lanjut Adi, pihaknya akan meneruskan hasil simulasi kepada Bupati Temanggung,
Termasuk Satgas Covid-19 juga Dindikpora Kabupaten Temanggung untuk ditindaklanjuti.
Mengingat tingkat kesadaran warga Kecamatan Selopampang untuk patuh protokol kesehatan yang tinggi sehingga masih tercatat sebagai zona hijau.
"Kami akan meminta rekomendasi kepada Bupati maupun tim Satgas Covid-19 dan Dindikpora."
"Semoga bisa diambil kebijakan yang terbaik," tuturnya.
Hanifah Nur Aini, siswi kelas 9 SMP Negeri 2 Selopampang senang dengan adanya simulasi ini.
Katanya, ia dan teman-teman bisa kembali belajar dengan maksimal.
"Habis pelajaran juga langsung pulang."
"Semoga corona cepat hilang agar bisa kembali belajar dengan normal," kata Hanifah. (Saiful Ma'sum)
Baca juga: Santri di Banyumas Gelar Istigasah Bersama Meminta Pandemi Covid-19 Berakhir
Baca juga: Sudah Surut, Banjir Genangi 113 Rumah di Kemranjen Banyumas Akibat Hujan Deras dan Luapan Air Sungai
Baca juga: Musim Hujan Datang, Berikut Peta Potensi Bencana di Banyumas: 11 Kecamatan Rawan Longsor
Baca juga: Jadi Tukang Desain Masjid Seribu Bulan, Ridwan Kamil: Bupati Banyumas Adalah Senior Saya di ITB