Berita Pendidikan
Tahun Ini 159 Anak Pesisir Kota Tegal Terancam Putus Sekolah, Solusi Disdikbud: Rintis Sekolah Laut
Pada 2020, tercatat ada 159 anak di pesisir pantai di Kecamatan Tegal Barat dan Tegal Timur yang terancam putus sekolah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Disdikbud Kota Tegal mencatat ada 573 anak yang tinggal di wilayah pesisir pantai tak bersekolah.
Kepala Disdikbud Kota Tegal, Ismail Fahmi mengungkapkan, sebagai satu solusi, pihaknya mendirikan rintisan Sekolah Laut Sakila Kerti.
Sekolah itu berada di pesisir pantai Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur.
Baca juga: 40 Warganya Memilih Berobat ke Luar Daerah, Bupati Tegal Umi Azizah: Sakitnya Tuh di Sini
Baca juga: Proyek Sudah Capai 70 Persen, Jalingkut Brebes- Kota Tegal Bisa Difungsikan 2021
Baca juga: Penertiban PKL, Anggota Satpol PP Kota Tegal Disiram Bensin, Polisi Masih Kumpulkan Bukti
Baca juga: Virtual Meeting Internasional, Jumadi: Tegal Siap Kirim Produk Berkualitas ke Belarusia
"Ini bisa menjadi solusi mengentaskan warga atau anak putus sekolah maupun anak terancam putus sekolah di Kota Bahari."
"Baik itu melalui kejar paket A, B, maupun C," kata Fahmi seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (26/10/2020).
Fahmi mengungkapkan, pada 2018 ada 573 anak tidak bersekolah atau putus sekolah.
"Awalnya dari 573 itu tidak sekolah karena ada yang sudah bekerja, ada yang menikah atau pindah."
"Setelah didata ulang ada 78 di antaranya sejak Januari 2020 siap kembali ke sekolah," kata Fahmi.
Pada tahun ini, kata dia, tercatat ada 159 anak di pesisir pantai di Kecamatan Tegal Barat dan Tegal Timur terancam putus sekolah.
"Mereka anak yang terancam putus sekolah karena memilih mencari pekerjaan."
"Untuk itu mereka juga masuk prioritas program kami untuk bisa kembali ke sekolah," kata Fahmi.
Sama halnya dengan sekolah formal, kata dia, sekolah nonformal juga memiliki kesetaraan pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Artinya ijazah kejar paket bisa digunakan untuk masuk ke sekolah jenjang berikutnya, maupun melamar pekerjaan."
"Jadi Sekolah Laut ini bisa menjadi solusi untuk mengentaskan anak agar kembali ke sekolah," ujarnya.
Pengelola PKBM Sekolah Laut Sakila Kerti, Yusqon mengatakan, untuk sistem pembelajaran akan ada kolaborasi.
Termasuk dari penilik sekolah atau tutor untuk menjamin kurikulum KBM sesuai standar nasional.
Yusqon menyebut, program Sekolah Laut merupakan pengembangan dari Sekolah Terminal yang sudah dijalankan sebelumnya.
Dimana warga terminal seperti pengasong jadi siswanya.
"Sama dengan Sekolah Terminal yang sasarannya warga belajar yang putus sekolah dan yang tidak mau sekolah dari awal di wilayah terminal," kata Yusqon.
Yusqon mengatakan, selain melaksanakan kurikulum dengan modul pembelajaran kejar paket, juga akan mengoptimalkan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan.
"Sehubungan dengan program perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan."
"Karena tidak hanya anak usia sekolah, namun juga ada ibu-ibu yang kembali menjadi siswa," pungkasnya.
Saat ini, di Sekolah Laut sudah ada 20 siswa yang rata-rata usianya di atas usia anak sekolah.
"Lokasi Sekolah Laut berada di rumah warga Bu Indah di kawasan Pantai Batamsari," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "573 Anak di Pesisir Kota Tegal Tak Bersekolah, Disdikbud Dirikan Sekolah Laut"
Baca juga: Santri di Banyumas Gelar Istigasah Bersama Meminta Pandemi Covid-19 Berakhir
Baca juga: Sudah Surut, Banjir Genangi 113 Rumah di Kemranjen Banyumas Akibat Hujan Deras dan Luapan Air Sungai
Baca juga: Musim Hujan Datang, Berikut Peta Potensi Bencana di Banyumas: 11 Kecamatan Rawan Longsor
Baca juga: Jadi Tukang Desain Masjid Seribu Bulan, Ridwan Kamil: Bupati Banyumas Adalah Senior Saya di ITB
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/sekolah-laut-sakila-kerti-tegal.jpg)