Berita Jawa Tengah
Kisah Santri Cirebon Rintis Perusahaan Dedy Jaya Group di Brebes: Jadi Kondektur Hingga Jual Bambu
Sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi "Allahuma barik ummati ummati fi bukuriha", maknanya bangunlah di pagi hari. Itu yang dinilai sebagai kunci sukses.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
"Banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan."
"Sangat mengenang, di situ kebersamaan santri,” kata Muhadi kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Pasar Margasari Kabupaten Tegal Ditutup Empat Hari, Empat Pedagang Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Tak Munculkan Klaster Baru Covid-19, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Berharap Divonis Tak Bersalah
Baca juga: Update Kasus Corona di Tegal: 4 Pedagang Margasari Positif Covid-19, Muncul 3 Klaster Keluarga
Pernah Jadi Kondektur Bus
Muhadi bercerita, setelah selesai belajar di pondok pada 1975, ia ikut bekerja di tambak bersama orangtuanya.
Dua tahun berikutnya pada 1977, ia bekerja sebagai kondektur di Bus Gelora Masa trayek Cirebon- Ciledug.
Setahun berikutnya pindah menjadi kondektur di PO Sumber Bawang.
Muhadi mengatakan, pada 1979 ia menikah dengan Atik Sri Subekti.
Pada 1980 lahirlah anak pertama bernama Dedy Yon Supriyono yang kini menjabat sebagai Wali Kota Tegal.
Setelah menikah, Muhadi berhenti menjadi kondektur dan sempat usaha berjualan cabai.
Namun tidak membuahkan hasil.
Dia pun kembali bekerja di tambak bersama orangtuanya.
“Setelah dari tambak saya berpikir, masa sih saya harus bekerja di tambak terus."
"Ingin merubah nasib waktu itu."
'Akhirnya saya memutuskan untuk mulai berjualan bambu,” kenangnya.
Muhadi mengatakan, perjalanan kariernya dimulai dari berjualan bambu yang didatangkan dari Ciamis, Jawa Barat.