Berita Purbalingga
BPBD Purbalingga: Desa Terdampak Kekeringan Tahun Ini Merosot Drastis, Cuma di Lima Kecamatan
Berkurangnya dampak kekeringan tahun ini juga karena adanya program pipanisasi oleh Pemkab Purbalingga pada 2019.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Dampak kekeringan di musim kemarau pada tahun ini tak separah di tahun sebelumnya (2019).
BPBD Kabupaten Purbalingga mencatat, pada musim kemarau tahun ini, hanya terdapat 11 desa di 5 kecamatan yang mengalami kekeringan hingga menerima bantuan air bersih.
Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding kondisi kemarau 2019.
Dampak kekeringan pada 2019 cukup luas.
Baca juga: Wayang Suket Purbalingga Jadi WBTB Tingkat Nasional, Ini Tugas Badriyanto Sebagai Pewaris
Baca juga: Masih Ditemukan Daftar Pemilih Potensi Bermasalah di Purbalingga, Bawaslu: Jumlahnya Capai 2.959
Baca juga: Keberhasilan Susianti, Pengusaha Mikro Purbalingga Beralih Usaha Baru di Tengah Pandemi
Baca juga: Asyik, Bantuan untuk UMKM di Purbalingga Sudah Mulai Cair, Disalurkan Melalui BRI
Saat itu, menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Purbalingga, Muhsoni, kekeringan melanda 104 desa yang tersebar di 15 kecamatan.
Jumlah air yang didistribusikan untuk warga terdampak kekeringan pada 2019 pun banyak, yakni 2500 tangki.
Sementara pada kemarau tahun ini, sampai 2 Oktober 2020, BPBD hanya melakukan droping sebanyak 475 ribu liter ke masyarakat terdampak.
"Sampai 2 Oktober 2020, bantuan air 475 ribun liter," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (12/10/2020).
Muhsoni mengatakan, pada kemarau tahun lalu, dampak kekeringan bahkan sudah dirasakan sejak Juni 2019.
Sedangkan pada kemarau tahun ini, pihaknya baru menerima permintaan air bersih pada September 2020, atau sudah memasuki penghujung kemarau.
Muhsoni menyebut, sedikitnya desa yang mengalami kekeringan tahun ini lantaran fenomena kemarau basah.
Meski kemarau, hujan masih turun jarang.
Sehingga sumber-sumber mata air warga rata-rata tak sampai kering kerontang hingga awal musim penghujan datang.
"Faktor cuaca, kemarau basah," katanya.
Selain faktor cuaca, menurut dia, berkurangnya dampak kekeringan tahun ini juga karena adanya program pipanisasi oleh Pemkab Purbalingga pada 2019.