Berita Banjarnegara
Lansia Punya Kebiasaan Minum 2 Gelas Kopi Setiap Hari? Ini Kata Dokter RSI Banjarnegara
Dalam diskusi tim dokter dan warga itu, Mad Suparto (67), menanyakan soal kebiasaan masyarakat mengonsumsi kopi setiap hari.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Seorang pria lanjut usia (lansia) tiba-tiba menyeletuk saat Tim Geriatri RS Islam Banjarnegara yang dipimpin dr Aditya Chandra Putra SpPD, membuka ruang diskusi dengan warga di Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja, Minggu (23/8/2020).
Dalam diskusi tim dokter dan warga itu, Mad Suparto (67), menanyakan soal kebiasaan masyarakat mengonsumsi kopi setiap hari.
Masalahnya, tidak cukup satu gelas, pria lanjut itu biasa minum kopi lebih dari dua gelas dalam sehari.
Ia tentu khawatir, jumlah kopi yang dikonsumsi tersebut berdampak buruk bagi kesehatannya.
Pertanyaan Mad ini sekaligus mewakili rasa keingintahuan warga lain.
• Cukup Gunakan Air Rendaman Beras, Kulit Wajah Lebih Kencang dan Glowing
• Tiga Cara Mudah Membedakan Madu Asli dan Oplosan
• Khawatir Abrasi Meluas, Warga Winong Bangun Talud Darurat dari Sak Berisi Pasir
Pasalnya, kebiasaan minum kopi bagi masyarakat desa tersebut sulit ditinggalkan.
"Dokter, saya setiap hari ngopi, bolehkah itu? Sehari lebih dari dua gelas," kata Mad Suparto.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam tersebut, minum kopi justru sangat dianjurkan bagi lansia.
Tentu, kopi yang disarankan adalah kopi murni atau kopi hitam.
Bahkan, asal tubuh toleran, lansia boleh minum kopi lebih dari dua gelas atau hingga empat gelas sehari.
Dokter Aditya menyebutkan, kandungan di dalam kopi bagus untuk kondisi lansia yang hipotensi.
Tetapi, bagi penderita diabetes, diharapkan kopi yang dikonsumsi minim gula.
"Selain bagus untuk hipotensi, kopi juga bagus bagi penderita jantung, prostat, dan kanker," katanya.
• Bupati Purbalingga Batalkan Kegiatan Belajar Tatap Muka di Sekolah Gara-gara 15 Kasus Baru Covid-19
• Tinggalkan Mirna, Dico Diusung Golkar dan Demokrat Nyalon Bupati Kendal
• Polisi Tangkap Mantan Satpam di Kebumen: Pakai Sabu untuk Lupakan Kesedihan Gagal Berumah Tangga
Kelompok lansia yang usianya di atas 65 tahun termasuk kelompok rentan. Mereka harus tetap sehat di usia lanjut.
Menurut dia, banyak hal sederhana yang bisa dilakukan lansia agar penyakit stroke dan penyakit lain tak menyambangi.
Di antaranya, dengan tetap bersosialisasi, mengonsumsi makanan bergizi, dan aktif bergerak atau olahraga.
Juga, olahraga ringan, penting sekali bagi lansia. Dengan demikian, kata dia, otot tangan dan kaki tidak kaku karena kekuatan otot di usia tersebut sudah berkurang.
"Makan bergizi, banyak serat. Ibadah juga dijadikan rutinitas wajib karena bisa membuat pikiran tenang, kalau tenang biasanya jauh dari penyakit," katanya.
Aditya yang membuka praktik di Poli Penyakit Dalam RS Islam Banjarnegara ini berharap, kegiatan ini akan dilakukan secara berkala.
Timnya akan terus blusukan ke wilayah yang kurang terjangkau akses kesehatan di Banjarnegara.
Sementara, Ahli gizi RSI Banjarnegara Pujiningsih mengatakan, lansia perlu memprioritaskan makanan yang tinggi serat untuk kesehatannya.
• Khawatir Abrasi Meluas, Warga Winong Bangun Talud Darurat dari Sak Berisi Pasir
• Diterpa Isu Pecah dan Pembelotan Pengurus, Ini Sikap PPP Purbalingga
Sebaiknya, untuk urusan makan, mereka tidak berpantang.
Jika pun mau menghindari makanan, yakni dengan mengurangi konsumsi garam bagi yang mempunyai riwayat darah tinggi.
"Gak ada pantangan, yang penting sewajarnya. Lansia penting ikut kegiatan yang diselenggarakan pemerintah, misalnya Prolanis juga Posyandu lansia agar makanan dan kesehatannya terkontrol," ujar Puji.
Kegiatan dokter spesialis penyakit dalam yang blusukan ke daerah terpencil di masa pandemi ini sekaligus menjadi solusi bagi keterbatasan jarak para manula dengan fasilitas kesehatan.
Direktur RS Islam Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB berharap, kegiatan semacam ini bisa menginspirasi pelayanan di seluruh Indonesia sehingga masyarakat yang diuntungkan.
"Program Geriatri merupakan program nasional, selama ini juga telah berjalan posyandu manula di tingkat desa yang dibina Dinkes. Ke depan, semoga kami bisa keliling ke pos-pos tersebut sehingga membantu dan melengkapi, agar jarak terapi kepada pasien semakin dekat," kata Agus. (*)