Berita Purbalingga
Seorang Perantau dari Jakarta Positif Covid-19, Izin Belajar Tatap Muka 3 SD di Purbalingga Dicabut
Gara-gara satu warga terpapar Covid 19, izin kegiatan pembelajaran tatap muka di 3 sekolah dasar Desa Kutawis, Kecamatan Bukateja, dicabut.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Gara-gara satu warga terpapar Covid 19, izin kegiatan pembelajaran tatap muka di 3 sekolah dasar Desa Kutawis, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, dicabut.
Pencabutan izin ini dilakukan ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipimpin kepala desa setempat.
Kepala Desa Kutawis Habibi mengatakan, ketiga sekolah yang dicabut izinnya adalah SD Negeri 01, SD Negeri 02, dan SD Negeri 03. Ketiga sekolah itu telah melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap sejak tiga hari lalu.
"Pembelajaran tatap muka ini juga telah diizinkan dari pihak kecamatan. Setiap kelas hanya dibatasi setengah jumlah siswanya," tutur dia, Kamis (13/8/2020).
• Bupati Kebumen Launching Program Getok Tular, Pemdes Diharapkan Bisa Makin Terbuka kepada Warga
• LPSK Apresiasi Kejari Wonosobo, Sudah Perjuangkan Hak Restitusi Korban Tindak Pidana Anak
• Bawaslu Kembali Temukan Data Pemilih Bermasalah di Purbalingga, Ini Penjabarannya
Menurutnya, pencabutan izin dilakukan setelah ada satu warga positif corona. Menurutnya, kondisi ini berisiko bagi siswa yang menjalankan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk tertular.
"Warga yang terpapar corona berjenis kelamin pria (58). Dia merupakan seorang perantauan dari Jakarta. Nanti, ada 16 orang yang juga akan di tes," tutur dia.
Dikatakannya, kegiatan pembelajaran tatap muka digelar sekolah sejak Rabu (12/8/2020). Sebelum dilaksanakan kegiatan tatap muka, pihak Desa telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah.
"Pengelola sekolah juga telah menyediakan sarana protokol kesehatan, makannya kami izinkan," jelasnya.
Ia belum bisa memastikan sampai kapan pencabutan izin kegiatan pembelajaran tatap muka berlaku.
Pihaknya belum bisa memberikan izin kembali sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Jadi, pembelajaran kembali ke daring," imbuh dia.
• Lagi, Purbalingga Dapat Penghargaan, Sukses Lebihi Target Pelaksanaan Sensus Penduduk
• Mengintip Warga Pesahangan Cilacap Bikin Tikar Daun Pandan, Berburu Bahan Baku Sampai Cianjur
Kepala Bidang pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Agustinus Indradi membenarkan adanya pencabutan izin pembelajaran tatap muka di tiga SD di Desa Kutawis.
Pencabutan izin juga diberlakukan di sekolah dasar yang bertetangga dengan Desa Kutawis.
"Ada juga desa di lingkungan itu yang tidak diberikan izin," tuturnya.
Menurutnya, kegiatan pembelajaran tatap muka digelar berdasarkan pada Surat Edaran (SE) Bupati Purbalingga yang ditindak lanjuti oleh SE Kepala Dinas Pendidikan Purbalingga.
Adapun syarat pembelajaran tatap muka di antaranya, SD itu harus memiliki Tim Gugus Tugas tingkat sekolah. Gugus tugas itulah yang meminta izin kepada gugus tugas di tingkat desa atau kelurahan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
"Gugus tugas tingkat desa/kelurahan itulah yang memberikan izin SD mengadakan kegiatan tatap muka. Pihak sekolah melaporkan ke korwilcam untuk memantau kegiatan tatap muka," tuturnya.
• 246 Pejabat Administrasi Pemkot Tegal Dilantik, Berikut Pesan Khusus Dedy Yon
• Dinkes Batang Sebut Ibu Hamil Rentan Terpapar Covid-19: Tolong Bidan Desa Lebih Intensif Memantau
Sekolah penyelenggara tatap muka pun harus memenuhi syarat protkol kesehatan, di antaranya menyediakan thermogun, tempat cuci tangan, masker, mengatur jarak tempat duduk siswa agar tak berhadapan. Juga, memastikan siswa tak bergantian memakai barang yang ada dan jumlah siswa yang masuk kelas hanya separo.
Menurutnya, kegiatan pembelajaran tatap muka digelar setelah ada keluhan dari orang tua siswa terhadap pembelajaran daring yang dinilai tidak efektif. Penyerapan materi yang diberikan kepada siswa tidak maksimal.
"Yang membuat cemas lagi, ketika siswa belajar di rumah dan berkumpul belajar bersama. Orangtua merasa, kegiatan belajar mengajar lebih steril dilakukan di sekolah ketimbang di rumah," paparnya.
Alasan lain, kata Agustinus, Kabupaten Purbalingga merupakan wilayah yang susah sinyal internet. Selain itu, terjadi keterbatasan media untuk kegiatan belajar daring. (*)