Berita Cilacap
Mengintip Warga Pesahangan Cilacap Bikin Tikar Daun Pandan, Berburu Bahan Baku Sampai Cianjur
Meski dalam perkembangannya, tikar tradisional daun pandan ini banyak menghadapi tantangan di tengah gempuran produk-produk pabrikan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Ada pemandangan tak biasa di Desa Pesahangan, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Kamis (13/8/2020).
Saat kaum pria pergi ke ladang untuk bertani, ibu-ibu punya kesibukan tersendiri di lingkungan rumah mereka.
Seorang ibu rumah tangga tampak telaten mengolah daun pandan.
• Lima Penyu Ditemukan Mati di Perairan Cilacap, Jumawan: Banyak Faktor Selama Dua Bulan Terakhir Ini
• Bawaslu Beberkan Sanksi Hingga Denda, Jika Terbukti Ada Mahar Politik di Pilkada Kabupaten Semarang
• Belasan Ruang ICU RSUD Wongsonegoro Semarang Disulap Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Jemarinya cekatan menganyam daun pandan kering hingga mewujud tikar yang laku jual.
Keterampilannya dimiliki pula banyak perempuan di desa ini.
Keahlian menganyam pandan sudah mendarah daging bagi warga Desa Pesahangan.
Keterampilan itu diwariskan secara temurun sejak puluhan tahun silam.
Meski dalam perkembangannya, tikar tradisional ini banyak menghadapi tantangan di tengah gempuran produk-produk pabrikan.
Produksi tikar pandan nyatanya masih bertahan hingga sekarang.
Produk kerajinan tangan itu masih diminati pasar dengan keunggulan yang dimiliki.
Keterampilan warga yang diturunkan oleh nenek moyang masih terpakai hingga sekarang.
"Sudah dari dahulu di sini ada kerajinan tikar," kata Mad Sodikin, warga desa setempat kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (13/8/2020).
Mad Sodikin tak tahu kapan persisnya industri rumahan tikar pandan di desanya bermula.
Dia hanya mengingat, usaha rakyat itu ada sejak dahulu kala tanpa menyebut angka.