Berita Banjarnegara
Kisah Bocah Difabel yang Jago Melukis di Banjarnegara, Berkarya di Atas Tempat Tidur
Fauzan melukis tokoh wayang yang tidak lazim digambar anak sebayanya. Di samping tingkat kerumitan yang tinggi, dunia pewayangan kurang populer
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Berkarya baginya lebih penting ketimbang mengutuk kekurangan yang dimiliki.
Di balik kekurangan fisiknya, nyatanya Fauzan diberi kelebihan yang jarang dimiliki orang lain.
Kakinya boleh tak berfungsi, namun kedua tangannya yang normal punya kemampuan lebih.
Siswa kelas 2 SD itu jago menggambar. Apa saja yang terekam pandangannya, Fauzan mampu menduplikasinya lewat lukisan.
Tetapi dari sekian banyak objek yang bisa dilukis, ia paling suka menggambar wayang. Padahal objek ini memiliki tingkat kerumitan yang tinggi untuk dilukis.
"Padahal wayang kan rumit, dia melukisnya bisa detail,"katanya.
Dari segi fisik, Fauzan tak seberuntung anak-anak lainnya.
Ia sejak kecil belum bisa merangkak dan berjalan, hingga sekarang.
• Unnes Nilai Mahasiswanya Kritis tapi Tidak Proporsional, soal Adukan Menteri Nadiem ke Komnas HAM
• Pulang dari Semarang, Warga Bumijawa Tegal Positif Virus Corona
• Sanksi Bagi Warga Tidak Gunakan Masker Diterapkan di Jateng, Ganjar Sudah Keluarkan Pergub
Kedua kakinya lumpuh.
Tulang belakangnya bermasalah. Fauzan harus dibantu kursi roda untuk beraktivitas, termasuk pergi ke sekolah.
Tapi semangat anak itu tidak terlumpuhkan. Fauzan menempuh pendidikan di sekolah formal, seperti umumnya anak normal.
Meski untuk melakukannya, ia harus berjuang keras dengan kursi roda.
Selain mendorong kemandirian Fauzan untuk mengoptimalkan bakatnya, The Plegia memberikan pendampingan medis agar anak itu kesehatannya lebih baik.
"Tim medis beberapa kali sudah kesana. Akan dilakukan fisioterapi juga oleh relawan,"katanya. (Aqy).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/ahmad-fauzan-menunjukkan-bakatnya.jpg)