Berita Pendidikan
Beban Sekolah Swasta Tambah Berat, Sediakan Sarana Protokol Kesehatan, Contohnya di Semarang
Beban sekolah swasta semakin berat ketika harus menanggung beban pengadaan sarana protokol kesehatan, seperti yang diinstruksikan pemerintah.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Nasib sekolah swasta semakin terbebani apabila pelaksana pembelajaran tatap muka diterapkan di tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya sekolah swasta harus menanggung beban membiayai pengadaan sarana protokol kesehatan, seperti yang diinstruksikan pemerintah.
Fasilitas pendukung itu harus disediakan sekolah jika pembelajaran langsung diizinkan dibuka oleh Pemerintah Pusat.
• Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Sudah Diterapkan, Disdikbud Batang Bakal Evaluasi Tiap Pekan
• Diapresiasi Kemendagri, Fasilitas Penukaran Uang Steril di Pasar Manis Purwokerto
• Sekolah Mulai Terapkan Belajar Tatap Muka di Sebagian Wilayah Jateng
• 12 ASN Pemkab Kendal Reaktif Covid-19, Penjagaan Kantor Setda Makin Diperketat
Beberapa sekolah swasta pun mengaku akan terbebani dengan pengadaan alat pendukung protokol kesehatan itu.
Khususnya sekolah swasta kecil, terlebih yang kekurangan siswa karena imbas persaingan sekolah dalam mencari peserta didik baru.
Menurut Rochmat, Kepala SMP Ekarini Semarang, jika sekolah swasta masih dibebani perlengkapan protokol kesehatan pastinya memberatkan.
"Karena biaya operasional ditanggung oleh sekolah swasta."
"Itu pasti berbeda halnya dengan sekolah negeri," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (7/8/2020).
Dilanjutkannya, banyak permasalahan yang dihadapi sekolah swasta di tengah pandemi Covid-19.
"Semisal banyaknya siswa yang tidak membayar SPP di tengah pandemi."
"Tentunya juga memberatkan jika sekolah swasta kecil diminta menyiapkan perlengkapan kesehatan saat pembelajaran tatap muka dimulai," paparnya.
Dia menjelaskan, banyak sekolah swasta yang golongan kecil tak mampu membiayai operasional sekolah di tengah pandemi Covid-19.
"Di tempat kami saja belum semua siswa membayar SPP sejak Juni hingga Juli 2020."
"Sedangkan murid baru, tercatat hanya lima yang membayar biaya awal pendaftaran," jelas Rochmat.
Dia berharap pemerintah juga memikirkan nasib sekolah swasta yang kurang mampu dalam hal ekonomi.
"Kalau banyak orang menganggap penyedian protokol kesehatan, seperti masker, tempat cuci tangan, dan hand sanitizer murah, pasti mereka orang atau sekolah swasta yang besar."
"Namun untuk sekolah swasta kecil seperti kami pasti sangat berat."
"Untuk itu bantuan sangat kami harapkan sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka dimulai," ujarnya.
Sementara itu, Paulus satu di antara guru di SMP Maria Mediatrik Semarang berkata, untuk sekolah swasta besar pastinya mampu menyediakan sarana protokol kesehatan.
Itu dikarenakan pemasukan yang selalu ada.
"Sementara untuk sekolah swasta kecil pasti sangat terbebani jika diwajibkan menyediakan hal itu."
"Pasalnya masih banyak sekolah swasta yang ekonomi kurang."
"Jadi bantuan pasti sangat diharapkan sebelum pembelajaran langsung dilaksanakan," tambahnya. (Budi Susanto)
• Dapat Kiriman Surat Siswi SD di Salatiga, Begini Respon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
• Anak Tetap Bosan Kalau Sampai Desember, Ketua DPRD Jateng Minta Ada Solusi Terkait Belajar Daring
• Tiga Skenario Belajar Tatap Muka di Sekolah Mulai Disiapkan, Ini Saran Masukan DPRD Jateng
• Isu Mahar Partai Nasdem di Pilkada Kabupaten Semarang, Ali Mansyur Bakal Ambil Langkah Hukum