Berita Pendidikan

Satu Tugas Semua Mapel, Cara Lain Disdikbudpora Kabupaten Semarang Atasi Kejenuhan Siswa

Secara teknis, pemberian satu tugas berisi soal dari semua mata pelajaran, akan membuat siswa lebih ringkas dalam mengerjakannya.

Penulis: akbar hari mukti | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/AKBAR HARI MUKTI
Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang mengembangkan metode memberikan satu tugas kepada siswa saat proses belajar mengajar (KBM) di masa pandemi virus corona.

Namun satu tugas ini, terdiri dari nomor soal seluruh mata pelajaran yang sedang diajarkan ke para siswa tingkat SD dan SMP.

Sekolah Mulai Terapkan Belajar Tatap Muka di Sebagian Wilayah Jateng

Anak Tetap Bosan Kalau Sampai Desember, Ketua DPRD Jateng Minta Ada Solusi Terkait Belajar Daring

Disdikbud Jateng Mulai Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo mengatakan, hal itu setelah pihaknya mendapatkan aduan dari beberapa siswa dan orangtua.

Hal itu terkait para siswa yang tak jarang mendapatkan banyak tugas saat KBM secara daring.

"Yang dirasakan para siswa adalah tugas yang kebanyakan."

"Dan orangtua menjadi gusar karena tugas yang banyak rentan menyebabkan siswa jenuh," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/8/2020).

Sukaton mengatakan, saat ini hal tersebut dalam tahap perencanaan.

Secara teknis, menurut Sukaton, pemberian satu tugas berisi soal dari semua mata pelajaran, akan membuat siswa lebih ringkas dalam mengerjakannya.

"Misalnya di SMP ada 11 mata pelajaran yang diajarkan."

"Per satu materi 11 mapel selesai, ada tugas yang diberikan."

"Nanti satu tugas yang berisi soal-soal dari 11 mapel itu diberikan ke siswa agar mereka lebih ringkas mengerjakannya," katanya.

Ia berpendapat, selain ringkas, dengan satu tugas yang diberikan, tak ada lagi orangtua siswa yang akan gusar anaknya mendapatkan banyak tugas.

"Selain itu, kami kembangkan hal tersebut melihat situasi saat ini tak ada yang bisa menentukan kapan pandemi selesai," jelas Sukaton.

Selain rencana program itu, Sukaton menjelaskan, Disdikbudpora Kabupaten Semarang sedang melakukan permohonan bagi setiap desa di Kabupaten Semarang untuk jaringan internet.

Terutama bagi desa yang berada di kawasan yang tak ada sinyal internet.

"Melalui APBDes, kami sudah melakukan permohonan itu."

"Sesuai letak geografis Kabupaten Semarang, ada daerah yang tak tak bisa dijangkau sinyal internet," paparnya.

Cerita Siswa Belajar Daring di Rumah Aspirasi Bambang Kusriyanto, di Susukan Kabupaten Semarang

Lima Bulan Belum Terima Gaji, Perangkat Desa Plantaran Ngadu ke Bupati Kendal

Novi Ngaku Dendam dan Sempat Ada Hubungan Khusus dengan Korban, Kasus Teror Orderan Fiktif di Kendal

Disinggung terkait berapa desa di Kabupaten Semarang yang tak bisa dijangkau sinyal internet, pihaknya belum memetakannya secara mendalam.

Terkait permohonan ke tiap desa, menurutnya ada yang mendapat balasan positif, ada juga yang menolaknya.

"Namun kami sifatnya melakukan permohonan saja. Untuk APBDes memang kebijakan masing-masing desa untuk penggunaannya," papar dia.

Bagi daerah yang tak dijangkau sinyal internet, ia memberikan solusi para guru bergerak ke tiap desa untuk memberikan pembelajaran tatap muka kepada beberapa siswa di sana.

"Misal dengan tatap muka di rumah dengan beberapa grup siswa di satu kawasan."

"Guru yang berkunjung di satu desa tertentu mengumpulkan para siswa, di sana guru memberi pembelajaran," jelasnya.

Sedangkan untuk tatap muka siswa SD di Kabupaten Semarang menurutnya dilakukan September 2020.

Hal tersebut dilakukan usai evaluasi pembelajaran siswa SMP di Kabupaten selama dua bulan.

"Jadi Agustus 2020 kami akan evaluasi pembelajaran."

"Nanti hasilnya seperti apa, kalau dimungkinkan, para siswa SD bisa belajar tatap muka."

"Namun dengan protokol kesehatan, dimana per kelas maksimal 18 siswa, dan harus berada di zona hijau corona," papar dia.

Sebelumnya para siswa di Kabupaten Semarang mengeluh pembelajaran daring membuat mereka menjadi lebih boros.

Selain itu pembelajaran dirasa tak bisa maksimal.

"Biasanya beli kuota 10 GB hanya untuk beberapa minggu."

"Juga kadang belajar daring membuat saya tak maksimal mencerna setiap materi," papar Syifa Murhaini Naafilah, siswi kelas 8 SMP Negeri 3 Ungaran itu. (Akbar Hari Mukti)

Partai Gerindra dan PKS Bentuk Koalisi Baru di Pilkada Purbalingga, Usung Paslon Fidloh-Adi Yuwono

Kasus Terus Menurun, Purbalingga Kini Berstatus Zona Kuning Covid-19

KIT Batang Bakal Butuh Ribuan Tenaga Kerja, Kades Mulai Diminta Data Calon Pekerja

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved