Berita Pendidikan

Tiga Skenario Belajar Tatap Muka di Sekolah Mulai Disiapkan, Ini Saran Masukan DPRD Jateng

Disdikbud diminta berkoordinasi dengan BPBD Jateng untuk mengetahui peta persebaran penularan Covid-19 untuk terapkan belajar tatap muka.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/MAMDUKH ADI PRIYANTO
kata Ketua Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Disdikbud Jateng untuk mulai merancang skema pembelajaran tatap muka.

Disdikbud juga diminta untuk berkoordinasi dengan BPBD Jateng untuk mengetahui peta persebaran penularan virus corona (Covid-19) saat ini.

Dari instansi tersebut bisa diketahui daerah mana saja yang merah, kuning, atau pun hijau.

Tentu saja pembelajaran dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.

Keinginan Mbah Daryi Akhirnya Terlaksana, Tujuh Bulan Rawat Kambing Biar Bisa Berkurban

15.000 Rumah Dapat Bantuan Sambung Listrik Gratis di Jateng

Bantu Siswa Kesulitan Kuota Internet, Krebo Minta Anggota DPRD Jateng Sumbang Gaji Buat Pasang Wifi

Sempat Terhambat Akibat Pandemi, Merger 27 BPR BKK Jateng Tinggal Tunggu Izin Operasional

Menanggapi hal itu, Komisi E DPRD Jateng yang membidangi pendidikan berharap agar pemerintah menyiapkan secara matang pembelajaran tatap muka tersebut.

"Memang betul akhir-akhir ini banyak orangtua mengeluh dengan pola pembelajaran daring (online)."

"Orangtua juga mengeluhkan lantaran mereka memiliki kesibukan sendiri."

"Sehingga mereka tidak bisa mengurusi anaknya untuk melakukan pendampingan," kata Ketua Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (31/7/2020).

Jika Pemprov Jateng akan memulai skema pembelajaran tatap muka kembali, kata dia, protokol kesehatan di tiap sekolah harus diperhatikan.

Selain itu, wakil rakyat dari Fraksi PKB ini meminta agar pembelajaran tatap muka diberlakukan di zona hijau penularan Covid-19 terlebih dahulu.

Indikator bahwa satu daerah zona hijau, kata dia, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota setempat.

Jika pemerintah daerah sudah mengizinkan, atau artinya satu daerah minim penularan Covid-19, artinya pembelajaran tatap muka bisa dilakukan.

"Tentang pembelajaran tatap muka, Kemendikbud juga telah mengeluarkan petunjuk pelaksanaannya."

"Karena itu, sekolah harus mulai menyiapkan protokol kesehatan," ucapnya.

Anggota dewan yang akrab disapa Amex ini menuturkan, penentuan zona hijau lebih baik berdasarkan lingkup kecil.

Misalnya tingkat kecamatan, bukan kabupaten/kota.

Bisa saja dalam satu kabupaten/kota, ada satu kecamatan yang berstatus zona merah atau rawan penularan, namun yang lain zona hijau.

Bendahara DPW PKB Jateng ini juga berharap agar pembelajaran tatap muka dilakukan bertahap.

Hal itu bisa dikatakan untuk simulasi terlebih dahulu.

Pembelajaran bisa dimulai dengan sekolah level SMP dan SMA terlebih dahulu yang ada di zona hijau.

Baru sebulan kemudian bisa dilanjutkan dengan SD, dan bulan selanjutnya TK dan PAUD.

"Pembelajaran juga sebaiknya menggunakan sistem sifht sehingga tidak terlalu banyak siswa dalam satu kelas."

"Konsekuensinya jam pelajaran pun berkurang," ujarnya.

Meskipun demikian, ia meminta kepada dinas terkait untuk menghentikan pembelajaran tatap muka jika di wilayah lokasi sekolah terdapat kasus positif Covid-19.

Luas Cuma 100 Ubin Bisa Hasilkan 2,5 Ton Melon, Begini Kagumnya Erna Husein di Karangcegak Banyumas

Warga Kembali Geruduk Balai Desa Pejogol, Sebulan HR Belum Undur Diri, Perselingkuhan di Banyumas

Layanan Rapid Test Mulai Pukul 07.00 di Stasiun Purwokerto, Calon Penumpang Cukup Bayar Rp 85 Ribu

Dua Anak Kandungnya Dicabuli Sejak 2019, Terbongkar Saat Gadis Asal Purwokerto Ini Izin Mau Kuliah

Kemendikbud Izinkan Belajar Tatap Muka di Sekolah

Sebelumnya telah diberitakan Tribunbanyumas.com, Pemerintah Pusat berencana kembali mengizinkan pembelajaran di sekolah dengan metode tatap muka.

Tidak hanya di zona hijau, pembelajaran dengan metode tatap muka juga diperbolehkan digelar di daerah luar zona hijau, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Menindaklanjuti hal itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo langsung menggelar rapat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Rabu (29/7/2020).

Satu di antara agenda yang dibahas adalah menyiapkan skenario sekolah tatap muka di Jawa Tengah.

"Hari ini kami rapatkan. Soal sekolah tatap muka itu."

"Kami sudah minta Disdikbud Jateng segera menyiapkan secara baik dan harus memegang protokol kesehatan," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (29/7/2020).

Pihaknya meminta Disdikbud berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kominfo untuk mengetahui peta lokasi Covid-19 di Jawa Tengah.

Sebab, dua instansi itu mengetahui peta mana daerah yang masuk zona kuning atau hijau.

"Nah di desanya yang sudah ada sekolah, itu bisa dipilih terlebih dahulu."

"Terus latihan untuk mempersiapkan mereka tatap muka."

"Ya, sarana prasarana, guru, dan protokol kesehatannya," terangnya.

Setelah itu, pembatasan jumlah siswa yang belajar juga menjadi perhatian.

Dalam masa percobaan itu, Ganjar meminta agar tidak semua siswa diperbolehkan masuk ke sekolah secara bersama-sama.

"Mau berapa dahulu siswa yang boleh masuk ke sekolah dan berapa yang harus belajar di rumah."

"Tidak boleh bareng-bareng terlebih dahulu."

"Kalau itu bisa diuji coba dan berjalan, mudah-mudahan bisa menyelesaikan persoalan," terangnya.

Ketika ditanya kapan pelaksanaan sekolah tatap muka itu, Ganjar mengatakan masih menunggu perkembangan.

Meski begitu, sejumlah persiapan untuk melakukan sekolah tatap muka sudah dilakukan jauh-jauh hari.

"Sampai saat ini kami masih menerapkan pembelajaran daring dahulu, belum ada yang masuk," jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Disdikbud Jateng, Padmaningrum menerangkan, ada tiga skenario yang mungkin akan diberlakukan apabila sekolah tatap muka dilaksanakan.

Pertama, dengan uji coba satu kabupaten satu sekolah.

Tahap kedua penambahan di daerah yang sudah masuk zona hijau, dan tahap ketiga adalah penambahan jumlah siswa.

"Jadi bertahap dan dengan melihat kesiapan daerah serta sekolah masing-masing."

"Tentu pelaksanaannya ketat, misalnya jumlah siswa dibatasi, jam belajar dikurangi dan tidak ada moving class."

"Apabila terjadi kasus Covid-19 di sekolah, maka sekolah harus ditutup kembali," terangnya. (Muhammad Sholekan/Mamduh Adi)

Ditemukan 1.430 Data Pemilih Potensi Bermasalah di Purbalingga, Bawaslu: Itu Selama Proses Coklit

Sapi Milik Rudin Laku Rp 110 Juta, Berkah Peternak Jelang Hari Raya Iduladha di Banjarnegara

Kisah Aisyah Lumpuh Sejak Usia 4 Bulan, Hanya Berbaring di Kamar, Kulitnya Juga Mulai Mengelupas

Gugus Tugas Belum Dibubarkan, Relawan Mandiri Covid-19 Kota Tegal Tetap Dilantik

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved