Teror Virus Corona
Mengintip Pemilu Singapura di Tengah Pandemi Covid-19, Pemilih Gunakan Sarung Tangan Khusus
Mengintip Cara Singapura Menggelar Pemilu di Tengah Pandemi Covid-19, Pemilih Harus Gunakan Sarung Tangan Khusus
Pemilih dalam Pemilu Singapura yang hendak memberikan suara di tempat pemungutan suara (TPS), harus memakai sarung tangan khusus sekali pakai sebelum menerima kartu suara dan memasukkan ke tempat pemungutan suara.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Hajatan pesta demokrasi negeri singa: Singapura, tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Meski di tengah wabah virus corona yang belum selesai, Singapura tetap melaksanakan pemilihan umum (Pemilu), pada Jumat (10/7/2020).
Ada berbagai perlakuan khusus dibanding dalam pelaksanaan Pemilu sebelumnya, di antaranya pemilih harus mengenakan sarung tangan khusus saat mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).
Melansir CNA, sehari sebelum hari pemungutan suara, 1.100 tempat di seluruh negeri tengah dipersiapkan sebagai tempat pemungutan suara.
• Bupati Banyumas Instruksi Kembalikan Pungutan, Sekolah: Sudah Terlanjur Dibelikan Seragam Siswa
• Kawanan Maling Rampas Senjata Api Polisi dan Tusuk Dua Petugas saat Hendak Ditangkap
• KASN Terima 404 Laporan, Ketua MPR Bambang Soesatyo Ingatkan Netralitas PNS dalam Gelaran Pilkada
• 2.129 PPDP Wajib Jalani Rapid Test sebelum Coklit di Lapangan, KPU Purbalingga: Sesuai PKPU
Lebih dari 2,65 juta penduduk Singapura diperkirakan akan pergi ke tempat pemungutan suara.
Pemungutan suara dilakukan di tengah pandemi Covid-19, hal itu membuat pengaturan tempat pemungutan suara (TPS) tahun ini sangat berbeda.
Salah satunya di tempat pemungutan suara 535 Bukit Panjang Ring Road.
Di tempat itu para panitia TPS terlihat memasang stiker untuk menjaga jarak, menyiapkan botol-botol hand sanitizer dan berlatih prosedur suhu untuk mengantisipasi 1.670 pemilih yang diperkirakan akan melewati stasiun ini.
Selain itu, juga dilakukan simulasi antrean pemilih, proses registrasi dan sanitasi tangan.
Petugas pemungutan suara di tempat tersebut Ramli Abdul Razak mencatat, terdapat perbedaan besar antara pemilihan kali ini dan sebelumnya pada tahun 2015, karena pandemi Covid-19 yang tengah melanda seluruh dunia.
"(Meskipun) pelatihan dimulai dua tahun yang lalu, itu ditingkatkan setelah surat perintah dikeluarkan."
"(Panitia pemilu) harus membiasakan diri dengan langkah-langkah pencegahan baru yang diberlakukan, seperti pemakaian sarung tangan dan masker untuk menjaga keamanan pemilu," kata dia.
Ramli dan panitia lainnya juga harus mengikuti kursus e-learning untuk mempersiapkan langkah-langkah keamanan baru yang akan berlaku pada hari Jumat.
Pria berusia 60 tahun itu, yang merupakan asisten penghitung selama pemilihan umum sebelumnya mengaku bangga bisa memastikan orang merasa aman saat mereka datang untuk memilih.
Petugas pemilihan akan bertugas di tempat pemungutan suara selama 12 jam yaitu dari pukul 08.00 hingga 20.00 waktu setempat.
Petugas ini akan dilengkapi dengan alat pelindung seperti masker bedah, sarung tangan sekali pakai, pelindung wajah dan hand sanitizer seukuran saku.
Proses pemilihan
Ketika pemilih tiba di salah satu TPS, mereka akan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan suhu.
Mereka yang bersuhu 37,5 derajat Celcius dan di atasnya akan diminta untuk memberikan suara selama jam pemungutan suara khusus dari pukul 19.00 hingga 20.00.
Mereka yang ada di rumah juga harus memberikan hak suaranya.
Penggunaan sebuah e-Registration, sistem untuk memverifikasi pemilih terhadap daftar pemilih di TPS menghindarkan petugas pemilu untuk datang ke dalam kontak fisik dengan para pemilih.
Pemilih harus menggunakan masker setiap saat dan harus menurunkannya hanya ketika petugas pemilu memverifikasi identitas mereka.
Untuk meminimalisasi risiko mencemari pena "X" tinta-otomatis yang digunakan oleh pemilih lain atau kertas suara yang akan menangani asisten penghitungan, pemilih harus membersihkan tangan mereka.
Selain juga harus memakai sarung tangan khusus sekali pakai sebelum menerima kartu suara dan memasukkan ke tempat pemungutan suara.
Setelah kertas suara dimasukkan ke kotak pemungutan suara, pemilih dapat membuang sarung tangan mereka di tempat sampah khusus di luar tempat pemungutan suara.
Pembersih khusus juga akan dikerahkan di semua TPS untuk memastikan tingkat kebersihan dan frekuensi pembersihan tinggi selama jam pemungutan suara.
Mereka akan membersihkan titik-titik yang umumnya disentuh seperti tempat pemungutan suara dan pena "X" tinta otomatis dalam area pemungutan suara setidaknya sekali setiap setengah jam.
Setelah jajak pendapat ditutup, petugas kebersihan akan mendisinfeksi TPS secara menyeluruh. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Begini Cara Singapura Gelar Pemilu di Tengah Pandemi Covid-19
• Ajudan Jenderal Soedirman Ingin Bagikan Buku Karyanya di Ultah ke-100, Abu Arifin: Saya Undang SBY
• Ombudsman Jateng Ungkap Rapid Test Jadi Lahan Bisnis untuk Keuntungan Segelintir Oknum
• Tangani Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Purbalingga Diperiksa DKPP
• Polisi: Ada Luka Bekas Penganiayaan di Jenzah ABK Indonesia yang Disimpan di Freezer Kapal China