Berita Regional

Warga Satu Kampung Kabur Sebelum Rapid Test Virus Corona Menjangkau Wilayah Mereka

Sosialisasi tentang penyebaran dan pencegahan virus corona belum sepenuhnya tersampaikan ke masyarakat.

Editor: Rival Almanaf
((ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya))
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/3/2020). Tes tersebut diperuntukan bagi peserta Seminar Anti Riba yang berlangsung di Babakan Madang Kabupaten Bogor pada 25-28 Februari 2020, dimana dua orang peserta seminar tersebut meninggal dunia di Solo Jawa Tengah akibat COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Sosialisasi tentang penyebaran dan pencegahan virus corona belum sepenuhnya tersampaikan ke masyarakat.

Buktinya warga satu kampung, di wilayah Serang, Banten Justru memilih mengungsi karena takut rapid test.

Dilansir dari TribunBanten.com, warga Kampung Masigit, Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang seharusnya dijadwalkan untuk di-rapid test pada Senin, 15 Juni 2020.

Senar Layangan di Jalan Kembali Tewaskan Pengendara Sepeda Motor

Innalilahi Pengisi Suara Pertama Shizuka di Serial Doraemon Meninggal Dunia

Seorang Pria Perkosa Rekan Kerjanya di Kantor, Nafsu Setelah Lihat Korban Ganti Baju

Terungkap Alasan Tentara India dan China Pilih Gunakan Batu Dalam Bentrok yang Tewaskan 20 Orang

Namun pukul 02.00 dini hari, warga kampung itu berbondong-bondong meninggalkan tempat tinggal mereka sehingga hanya tersisa anak muda dan bapak-bapak.

Mereka mengungsi karena mereka khawatir dengan rencana tes cepat atau rapid test Covid-19, yang dapat menjadikan mereka pasien Covid-19 di rumah sakit.

“Memang ada informasi bahwa di sini akan ada rapid test pada Senin pagi."

"Tapi, ternyata jam 2 sampai jam 3 subuh itu warga pada kabur."

"Ada yang ke rumah saudaranya di Ciceri, pokoknya pergi dari rumahnya,” ungkap warga setempat yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari TribunBanten.com.

“Ada lebih dari 100 (warga) yang mengungsi, sekitar 70 persen warga di Kampung Masigit sudah mengungsi,” sambung warga itu.

“Sekarang ini tersisa para pemuda dan bapak-bapak saja untuk berjaga."

"Kalau yang anak-anak, perempuan dan yang sakit sudah diungsikan,” katanya.

Menurut warga tersebut, hal ini bukan semata-mata kesalahan warga, tetapi tidak adanya sosialisasi yang baik dari pihak kelurahan maupun pemerintah setempat.

“Seharusnya ada yang menjelaskan kepada masyarakat bahwa rapid test ini tidak akan menyengsarakan mereka. Ini demi kebaikan bersama,” ucapnya.

“Saya sudah mencoba menenangkan, tapi kan masyarakat tidak peduli, saya bukan siapa-siapa,” tuturnya.

Camat Kasemen, Gholib Abdul Mutholib mengungkapkan, bukan hanya warga di Kampung Masigit, kepanikan juga terjadi di beberapa kampung lainnya di Kelurahan Mesjid Priyayi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved