Berita Regional
Warga Satu Kampung Kabur Sebelum Rapid Test Virus Corona Menjangkau Wilayah Mereka
Sosialisasi tentang penyebaran dan pencegahan virus corona belum sepenuhnya tersampaikan ke masyarakat.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Sosialisasi tentang penyebaran dan pencegahan virus corona belum sepenuhnya tersampaikan ke masyarakat.
Buktinya warga satu kampung, di wilayah Serang, Banten Justru memilih mengungsi karena takut rapid test.
Dilansir dari TribunBanten.com, warga Kampung Masigit, Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang seharusnya dijadwalkan untuk di-rapid test pada Senin, 15 Juni 2020.
• Senar Layangan di Jalan Kembali Tewaskan Pengendara Sepeda Motor
• Innalilahi Pengisi Suara Pertama Shizuka di Serial Doraemon Meninggal Dunia
• Seorang Pria Perkosa Rekan Kerjanya di Kantor, Nafsu Setelah Lihat Korban Ganti Baju
• Terungkap Alasan Tentara India dan China Pilih Gunakan Batu Dalam Bentrok yang Tewaskan 20 Orang
Namun pukul 02.00 dini hari, warga kampung itu berbondong-bondong meninggalkan tempat tinggal mereka sehingga hanya tersisa anak muda dan bapak-bapak.
Mereka mengungsi karena mereka khawatir dengan rencana tes cepat atau rapid test Covid-19, yang dapat menjadikan mereka pasien Covid-19 di rumah sakit.
“Memang ada informasi bahwa di sini akan ada rapid test pada Senin pagi."
"Tapi, ternyata jam 2 sampai jam 3 subuh itu warga pada kabur."
"Ada yang ke rumah saudaranya di Ciceri, pokoknya pergi dari rumahnya,” ungkap warga setempat yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari TribunBanten.com.
“Ada lebih dari 100 (warga) yang mengungsi, sekitar 70 persen warga di Kampung Masigit sudah mengungsi,” sambung warga itu.
“Sekarang ini tersisa para pemuda dan bapak-bapak saja untuk berjaga."
"Kalau yang anak-anak, perempuan dan yang sakit sudah diungsikan,” katanya.
Menurut warga tersebut, hal ini bukan semata-mata kesalahan warga, tetapi tidak adanya sosialisasi yang baik dari pihak kelurahan maupun pemerintah setempat.
“Seharusnya ada yang menjelaskan kepada masyarakat bahwa rapid test ini tidak akan menyengsarakan mereka. Ini demi kebaikan bersama,” ucapnya.
“Saya sudah mencoba menenangkan, tapi kan masyarakat tidak peduli, saya bukan siapa-siapa,” tuturnya.
Camat Kasemen, Gholib Abdul Mutholib mengungkapkan, bukan hanya warga di Kampung Masigit, kepanikan juga terjadi di beberapa kampung lainnya di Kelurahan Mesjid Priyayi.