Bentrok Tentara India dan China
Terungkap Alasan Tentara India dan China Pilih Gunakan Batu Dalam Bentrok yang Tewaskan 20 Orang
20 orang dilaporkan tewas akibat bentrokan antara tentara India dan China di kawasan pegunungan Himalaya hari Selasa lalu.
TRIBUNBANYUMAS.COM, HIMALAYA - 20 orang dilaporkan tewas akibat bentrokan antara tentara India dan China di kawasan pegunungan Himalaya hari Selasa lalu.
Uniknya, para tentara itu tidak bentrok menggunakan senjata.
Layaknya warga sipil mereka bentrok dengan menggunakan batu.
Tentara dari kedua belah pihak yang menjaga perbatasan pernah terlibat dalam konflik perbatasan sebelumnya, namun korban yang tewas minggu lalu merupakan korban fatal pertama sejak tahun 1967.
• Penularan Virus Corona di Semarang Terus Meningkat, Pedurungan Miliki Kasus Terbanyak
• Video Gol Cepat Sentuhan Pertama Asensio Setelah Setahun Cedera Buat Eks Kiper Barcelona Merana
• Polisi Menduga Pocong Berisi Bangkai Ayam dan Foto Wanita di Kudus Ada Kaitannya Dengan Ilmu Hitam
• Gol Sentuhan Pertama Marco Asensio Setelah 330 Hari Cedera Bawa Real Madrid Tempel Barcelona
Kedua negara China dan India sebenarnya sama-sama memiliki senjata nuklir dan sudah lama keduanya terlibat sengketa soal dimana tepatnya garis perbatasan kedua negara di pegunungan Himalaya.
Ladakh, lokasi konflik terjadi berada di kawasan Kashmir, daerah yang menjadi rebutan sejak pemisahan kawasan India di tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Partition".
Ada tiga negara penguasa wilayah ini dan semuanya diketahui memiliki senjata nuklir: India, China dan Pakistan.
India dan Pakistan sudah berulang kali terlibat konflik berkenaan dengan Kashmir.
Namun terakhir China dan India terlibat konflik di wilayah ini adalah sekitar 60 tahun lalu, yang diakhiri dengan gencatan senjata di tahun 1962.
Tidak ada batas jelas yang disepakati oleh kedua negara di sepanjang pegunungan Himalaya tersebut, hanya ada kesepakatan tidak mengikat mengenai perbatasan sepanjang 3.380 km yang dikenal dengan nama Garis Kontrol Aktual (LAC).
Pembicaraan kedua negara selama 30 tahun gagal mencapai kesepakatan mengenai garis perbatasan, malah timbul rasa saling curiga yang kadang menyebabkan bentrokan.
Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepada ABC bahwa konflik tersebut "sudah mencapai tahap serius".
Pada 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC, yang menyebutkan "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter" dalam konflik perbatasan.
Sesuai dengan kesepakatan, para pakar mengatakan tentara dari kedua negara kemudian menggunakan senjata lain termasuk tangan, batu, kayu yang dipasang paku atau kawat berduri.
Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.