Berita Banjarnegara

Kisah Supriyanti Bikin Pot Emoticon di Banjarnegara: Saya Tak Mau Frustasi Akibat Covid-19

Perusahaan teh yang biasa mengambil produk pocinya, kini mengurangi pesanan jumlah signifikan. Hal itu bikin dirinya coba sementara banting setir.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Seorang pekerja sedang memfinishing pot bermotif emoticon milik Supriyanti, pengusaha keramik Usaha Karya, Kecamatan Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Senin (8/6/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pandemi virus corona menjadi ujian bagi para pelaku industri khususnya UMKM.

Banyak industri terpuruk karena penjualan semakin sepi yang berimbas pada penurunan pendapatan.

Sebagian memutuskan menutup usahanya lantaran merugi.

Tetapi di lain sisi, sebagian pengusaha berusaha bangkit di tengah kesulitan yang dialami.

Tetap ada secercah sinar di tengah kemuraman wajah perekonomian dunia saat ini.

Pasar Mangkang Semarang Ditutup Tiga Hari, Disdag: Hasil Swab Test, Pedagang Positif Covid-19

Korban Ditemukan Nelayan di Pantai Karangbolong Cilacap, Pencarian Pemuda Warga Kawunganten

187 Pekerja Korban PHK, 5.613 Dirumahkan, Selama Pandemi Covid-19 di Banyumas

Kapan Objek Wisata Dibuka? Bupati Banyumas: Bertahap, Setelah Semua Tempat Ibadah Patuh Aturan

Supriyanti, pemilik usaha keramik Usaha Karya Klampok Banjarnegara ini misalnya.

Dia enggan meratapi usahanya yang sepi di masa pandemi virus corona (Covid-19).

Jika sebagian temannya memilih pasrah hingga menutup usahanya, ia memilih berjuang keras untuk membalikkan keadaan.

Yanti ikut merasakan dampak wabah yang membuat usahanya sepi.

Perusahaan teh yang biasa mengambil produk pocinya, kini mengurangi pesanan dalam jumlah signifikan.

Ia pun terpaksa mengurangi kapasitas produksinya hingga mengurangi jam kerja karyawan.

"Produksi menurun karena pesanan dikurangi," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (8/6/2020).

Tetapi ia tak mau berlarut-larut dengan keadaan ini.

Yanti berpikir keras agar usahanya tidak oleng meskipun ada wabah virus corona.

Ini dilakukan agar usahanya tetap eksis hingga situasi kembali normal.

Salah satu contoh pot emotion milik Supriyanti, pengusaha keramik Usaha Karya Klampok Kabupaten Banjarnegara.
Salah satu contoh pot emotion milik Supriyanti, pengusaha keramik Usaha Karya Klampok Kabupaten Banjarnegara. (ISTIMEWA)

Tentu tak mudah berbisnis di tengah masa pandemi virus corona.

Daya beli masyarakat pastinya menurun karena penghasilan mereka pun anjlok akibat pandemi.

Tetapi sekali lagi, Yanti tak mau berfrustasi.

Hingga ia berinisiatif untuk memproduksi pot bunga.

Di masa pandemi virus corona, masyarakat dianjurkan untuk banyak beraktivitas di rumah.

Tanpa kepentingan berarti, masyarakat tak disarankan bepergian.

Sebagian masyarakat mengisi waktunya dengan berkebun atau menanam bunga di sekitar rumah.

Pastinya mereka butuh pot untuk mendukung aktivitas berkebunnya.

Ia pun mencoba memaksimalkan produksi pot dengan model kekinian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Produk potnya pun terbilang unik dengan motif emoticon dengan berbagai karakter wajah.

Ternyata pot dengan desain semacam itu cukup diminati masyarakat.

Salah satu contoh pot emotion milik Supriyanti, pengusaha keramik Usaha Karya Klampok Kabupaten Banjarnegara.
Salah satu contoh pot emotion milik Supriyanti, pengusaha keramik Usaha Karya Klampok Kabupaten Banjarnegara. (ISTIMEWA)

"Kan pandemi orang disuruh di rumah."

"Daripada stres di rumah gak ngapa-ngapain, menanam bunga," katanya.

Ternyata usahanya berhasil.

Di tengah masa pandemi, saat banyak produk lain tak laku, penjualan pot bunga dari tanah liat justru laris di pasaran.

Yanti pun mendulang untung dari usahanya itu.

Kini ia sibuk melayani permintaan pot dari pelanggan di berbagai daerah di Indonesia.

Ia mengandalkan media online untuk mengenalkan dan memasarkan produknya itu.

Produk pot tanah liat milik Yanti bervariasi, baik model maupun ukuran.

Ia menjual per pot dari harga Rp 6 ribu hingga Rp 35 ribu.

Ia bersyukur, dari penjualan pot yang cukup laris, usahanya tetap eksis di tengah pandemi virus corona.

"Dijual ke mana-mana, online. Sampai ke Jayapura juga kirimnya," katanya. (Khoirul Muzakki)

Tagihan Listrik Juni Bisa Dicicil Tiga Bulan Berikutnya, Ini Skema yang Diberikan PLN

Begini Cara Urus Surat Keterangan Bebas Covid-19, Berikut Biaya Mandiri di Rumah Sakit

Begini Penjelasan Kemenag Soal Dana Bipih Jamaah Haji Asal Banyumas

Tiga Kecamatan Kasus Tertinggi DBD di Banyumas, Dinkes: Total 209 Kasus Hingga Awal Juni

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved