Berita Regional

Tidak Masuk Kuota Rapid Test, Warga Gresik Pukuli Tenaga Medis

Seorang warga nekat memukuli seorang tenaga medis karena ia tidak bisa ikut rapid test.

Editor: Rival Almanaf
((ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya))
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/3/2020). Tes tersebut diperuntukan bagi peserta Seminar Anti Riba yang berlangsung di Babakan Madang Kabupaten Bogor pada 25-28 Februari 2020, dimana dua orang peserta seminar tersebut meninggal dunia di Solo Jawa Tengah akibat COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Seorang warga nekat memukuli seorang tenaga medis karena ia tidak bisa ikut rapid test.

Peristiwa itu terjadi  di RSUD Umar Masud, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik.

Ketika penganiayaan terjadi, seorang warga merekamnya dengan ponsel, akibatnya video pemukulan itu viral di media sosial Facebook.

Dalam video berdurasi 40 detik yang tersebar, terlihat seorang pria mengenakan pakaian biru berinisial MR (49), melayangkan tiga pukulan dan tendangan kepada seorang nakes RSUD Umar Masud Bawean berinisial J (37).

Sempat Berpikir Mudah, Shin Tae-yong Mengaku Kesulitan Melatih Timnas Indonesia

Peti Mati Jenazah Covid-19 Terjatuh ke Liang Lahat, Tim Gugus Tugas Minta Maaf

Kisah Pilu Warga Surabaya, Ayah, Ibu, dan Kakak Meninggal Dalam Waktu Bersamaan Sebagai PDP Covid-19

Shalat Jumat di Masjid Sudah Diperbolehkan, Begini 9 Protokol Kesehatan yang Harus Ditaati

Beberapa orang di sekitar berusaha melerai.

Dari penelusuran, peristiwa itu terjadi pada Minggu (31/5/2020).

Pihak RSUD Umar Masud Bawean baru membawa persoalan ini ke pihak berwajib pada Selasa (2/6/2020).

Direktur RSUD Umar Masud Bawean, dr Tony S Hartanto menjelaskan, awalnya pelaku mendatangi RSUD Umar Masud Bawean untuk melakukan rapid test.

Tes dilakukan karena MR ingin datang ke wisuda anaknya di Surabaya.

Namun, MR tiba-tiba kesal dan mengamuk di lobi karena mengetahui alat rapid test telah habis.

Dia tidak terima karena sudah mendaftar dan menunggu sejak pagi.

Diketahui bahwa kuota rapid test tersisa dua.

Dalam sehari kuota rapid test dibatasi 10.

MR kemudian memukuli tenaga kesehatan rumah sakit.

"Pelaku tidak terima dan mendatangi tenaga medis kita dan langsung dipukul itu," ujar Tony dikutip dari Tribunjatim, Kamis (4/6/2020).

Manajemen RSUD Umar Masud melaporkan tindakan pelaku ke kepolisian.

Positif Covid-19 di Semarang Tembus 143 Orang Setelah 2 Tahap PKM, Waktunya PSBB Atau New Normal?

Cerita Taufik Hidayat, Legenda Bulutangkis Indonesia Berhasrat Khianati Negara

Petugas Kebersihan Makam TPU Jatisari Mijen Semarang: Hampir Setiap Hari Ada Pemakaman Covid-19

Positif Covid-19, Dokter Spesialis RSUD Kardinah Tegal Meninggal Saat Dirujuk ke RSUP dr Kariadi

"Kami tetap menyayangkan tindakan kekerasan. Sebenarnya persoalan ini hanya salah paham saja," ujar Tony.

Korban dan pelaku akhirnya dipertemukan di Mapolsek Sangkapura.

"Keduanya sepakat damai. MR sudah meminta maaf dan membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi lagi. Korban tenaga medis juga sudah memaafkan," ujar Kapolsek Sangkapura, AKP Rahmad. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Ini Pukuli Tenaga Medis karena Kesal Tak Bisa Ikut Rapid Test", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved