Berita Nasional
Menteri Muhadjir: Sekolah Dibuka Awal 2021 atau Akhir Tahun Ini, Semester Depan Masih Online
Menteri Muhadjir: Sekolah Dibuka pada Awal 2021 atau Akhir Tahun, Semester Depan Masih belajar secara Online. belajar dari rumah
“Kalau tahun ajaran baru kemungkinan tidak ada perubahan. Pertengahan Juli sudah tahun ajaran baru, tetapi untuk membuka sekolah, masih kita lihat situasinya. Kemungkinan akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.”
TRIBUNBANYUMAS.COM – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada 13 Juli 2020 mendatang.
Kendati demikian, dimulainya tahun ajaran baru bukan berarti sama dengan membuka sekolah.
Menteri Koordintor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, sekolah baru bisa dibuka pada akhir tahun atau awal tahun 2021.
Muhadjir mengatakan, situasi sejauh ini belum memungkinan untuk sekolah kembali bisa dibuka.
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Sudah Dipastikan Tahun Ajaran Baru Mulai 13 Juli, Sekolah Bisa Terapkan Metode Daring atau Luring
• New Normal Sekolah di Jateng Mulai Diterapkan Juli? Jumeri: Perlu Kecermatan dan Kehati-hatian
• Dua Skenario Tahun Ajaran Baru Disiapkan, Mendikbud: Kami Merujuk Kajian Gugus Tugas Covid-19
“Kalau tahun ajaran baru kemungkinan tidak ada perubahan. Pertengahan Juli sudah tahun ajaran baru, tetapi untuk membuka sekolah, masih kita lihat situasinya."
"Kemungkinan akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021,” ujar Muhadjir saat meninjau Kampung Tangguh di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/6/2020).
Karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan, semester ganjil yang akan datang, para siswa masih menjalani pembelajaran secara daring.
“Semester depan masih online, terutama wilayah yang merah dan kuning, masih (belajar) online,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan meskipun jadwal Tahun Ajaran Baru telah ditetapkan 13 Juli 2020, bukan berarti siswa diharuskan datang ke sekolah di tengah kekhawatiran pandemi Covid-19.
Mengingat saat ini tengah terjadi pandemi Covid-19, tahun ajaran baru tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.
"Secara garis besar tanggal 13 Juli itu semuanya (tahun ajaran baru). Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka."
"Ini kadang-kadang rancu. Tahun ajaran baru jadi (dianggap) membuka sekolah."
"Tanggal 13 Juli, itu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021," jelas Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad melalui rilis resmi (29/5/2020).
Persiapan Disdikbud Provinsi Jateng
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah menyiapkan skenario new normal life di bidang pendidikan.
Persiapan akan dilakukan selama satu setengah bulan, sebelum memasuki semester baru pada 13 Juli 2020.
Kepala Disdikbud Provinsi Jateng Jumeri, seperti dilansir dalam laman jatengprov.go.id menyampaikan perlu kecermatan dan kehati-hatian ekstra dalam mempersiapkannya.
Hal itu mengingat jumlah peserta didik dari tingkat pendidikan dini hingga menengah atas mencapai enam juta siswa.
Untuk itu, pihaknya tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Namun demikian, dia mengaku siap, jika kondisi normal baru di bidang pendidikan memang benar-benar akan dilaksanakan.
“Kita pertimbangkan pula infrastruktur sekolah, agar ketika kita lakukan new normal bisa siap."
"Saat ini kita susun road map, apakah terkait tempat cuci tangan, kamar mandi atau lingkungannya. Kalau belum, kita akan siapkan selama masa liburan ini (12 Juni-12 Juli 2020),” ujar Jumeri, Kamis (28/5/2020) kemarin.
Selain kesiapan sekolah, dia menuturkan skema waktu pembelajaran murid.
Dia menyatakan, keadaan tersebut sangat bergantung pada sebaran Covid-19 di masa mendatang.
Menurutnya, berbagai skenario akan dipersiapkan berdasarkan kondisi epidemiologis yang ditentukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19.
Selain itu, pihaknya akan memperhatikan kondisi daerah di Jateng, apakah pada wilayah tersebut termasuk epicentrum (pusat) penyebaran atau bukan.
Sehingga, antara satu kabupaten atau kota di Jawa Tengah, kebijakan new normal bisa kasuistik.
“Apakah nanti masuk sekaligus atau bergelombang, kita akan akan ikuti dan taati dinamikanya, yang pasti mempertimbangkan epidemiologi penyakit."
"Penyebaran kasus di daerah juga jadi pertimbangan, apakah nanti bisa penuh, setengah kelas, sepertiga kelas, setiap hari atau dalam seminggu hanya masuk dua hari," ucapnya.
Dia menuturkan, intinya Provinsi Jateng siap. Apakah itu masuk normal, pembelajaran jarak jauh (PJJ), dan sebagian PJJ.
Jumeri menuturkan, selama kurun waktu satu setengah bulan, pihaknya juga akan melakukan simulasi new normal pada sekolah-sekolah yang akan dijadikan acuan penerapan new normal.
Sehingga, jika jadi diterapkan, guru dan murid tidak gagap.
Tentu semua itu dilakukan dengan memperhatikan panduan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurutnya, kebijakan tersebut juga akan dikomunikasikan lintas sektor.
“Sekolah dan cabang pendidikan di daerah juga harus berkomunikasi dengan pemerintah daerah terkait kondisi pandemi di wilayah."
"Yang jadi perhatian kami juga sekolah asrama, di mana satu kamar ada empat sampai enam siswa,” tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menko PMK: Semester Depan Masih Belajar Daring
• Mimpi Terakhir BJ Habibie Kandas di Tangan Pemerintah, Proyek Pesawat R80 dan N245 Dihentikan
• Pocong Gegerkan Purbalinga Lagi, dari Kutasari ke Kalimanah, Diburu Warga hingga ke Semak-semak
• Begini Cara Urus Surat Keterangan Bebas Covid-19, Berikut Biaya Mandiri di Rumah Sakit
• 23 ASN Purbalingga Melawan! Laporkan Balik Bawaslu ke DKPP, Kuasa Hukum: Tidak Profesional