Teror Virus Corona

Laksanakan Rapid Test Massal! Instruksi Ganjar Pranowo Kepada Seluruh Kepala Daerah di Jateng

Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada kepala daerah di 35 kabupaten atau kota untuk menggelar rapid test secara massal.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat gelar halalbihalal virtual di Puri Gedeh, Minggu (24/5/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Keprihatinan masih dirasakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di masa pandemi virus corona (Covid-19).

Ganjar menilai, tak sedikit masyarakat di Jawa Tengah yang ndablek, ngeyel, tidak patuh terhadap imbauan pemerintah.

Atas kondisi itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada kepala daerah di 35 kabupaten atau kota untuk menggelar rapid test secara massal.

Pemudik Berstatus PDP Meninggal di RSUD Salatiga, Yuliyanto: Hasil Lab Dinyatakan Positif Covid-19

Balita dan Neneknya Meninggal, Laju Mobil Kapolsek Mendadak Oleng, Hantam Rumah di Rembang

Tujuh Pemuda Keroyok Petugas Posko Covid-19, Tolak Diperiksa Saat Lintasi Desa Kaliboja Pekalongan

Update Tawuran Pemuda di Cilacap Saat Lebaran, Kapolsek: Kedua Kelompok Sudah Sepakat Damai

Rapid test massal digelar karena banyak warga yang masih ngeyel untuk keluar rumah, contohnya di saat perayaan Idulfitri 1441 Hijriah.

Ganjar berkata, mendapatkan informasi dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta yang turut memantau pergerakan masyarakat melalui Google.

"Itu gambaran seluruh Jawa Tengah karena basisnya adalah mobile phone yang dia (warga) pakai itu dipantau."

"Seberapa pergerakannya karena kan GPS-nya kan hidup."

"Ternyata di sini cukup tinggi. Artinya masih banyak yang keluyuran dan kerumunan."

"Jadi potensi penularan yang tinggi," kata Ganjar di Puri Gedeh Semarang seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/5/2020).

Ganjar mengatakan, rapid test bakal digelar di sejumlah pusat keramaian yang berpotensi menjadi epicentrum baru dan transmisi lokal.

"Sekarang kami tinggal meminta tempat kerumunan di-rapid test."

"Selain yang pasti di-rapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah epicentrum Covid-19," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, jajarannya terus menelusuri dan melacak pasien yang berasal dari sejumlah daerah diduga sebagai pusat penularan kasus Covid-19.

Seperti Jakarta, Bogor, Gowa, dan Jawa Timur.

Termasuk klaster penularan baru seperti yang terjadi di RSUP dr Kariadi Semarang, Salatiga, Purworejo, dan Kota Semarang.

"Kalau ini di-rapid test lebih banyak lagi, kami akan tahu sebenarnya persebarannya di masyarakat seperti apa representasinya," jelasnya.

Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Tegal Raya, BMKG: Berpotensi Terjadi Dua Hari

Dua Tempat Karantina Masih Tanpa Penghuni, Meski Pemudik Masuk Purbalingga Capai 10.989 Orang

Kronologi Mobil Kapolsek Hantam Rumah di Rembang, Banting Stir Begitu Lihat Orang Menyeberang

Balita Empat Tahun Masuk Klaster Cempaka, Tambah Enam Pasien Positif Corona di Sidorejo Salatiga

Totalnya sampai saat ini sebanyak 38.111 alat rapid test telah didistribusikan kepada seluruh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota dan rumah sakit rujukan di Jawa Tengah.

Tahap pertama, jumlah alat rapid test yang terdistribusi sebanyak 27.011.

Untuk dinas kesehatan kabupaten atau kota sebanyak 24.641.

Sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 22.337 masyarakat telah menjalani rapid test.

Sebanyak 809 orang dinyatakan reaktif.

Sementara untuk tahap kedua, yang distribusikan sejumlah 11.100 alat untuk seluruh kabupaten atau kota.

Sebanyak 3.411 telah dipakai, 94 di antaranya reaktif.

Saat ini rapid test yang tersisa sebanyak 12.363.

Catatan Redaksi Soal Rapid Test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika kamu sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif.

Itu harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh.

Bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19. (*)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul "Masih Banyak yang Keluyuran, Ganjar Instruksikan Kepala Daerah Lakukan Rapid Test Massal"

Kisah Pemudik Berlebaran di GOR Satria Purwokerto: Karantina Serasa di Penjara

Banjir Rob Terjang Empat Perkampungan di Cilacap

Dituduh Tolak Bansos Pemprov Jateng, Bupati Banjarnegara: Jangan Asal Ngomong

Bantuan Sosial Kemensos Rp 600 Ribu Sudah Cair, Simak Cara dan Syarat Warga Semarang Mengambilnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved