Larangan Mudik 2020
Kisah Sopir Bus Korban PHK Mudik Jakarta - Solo, Tak Punya Uang 4 Hari Jalan Kaki Sejauh 440 Km
Kisah Sopir Bus Mudik Jakarta - Solo, Jalan Kaki Sejauh 440 Km, Korban PHK Tak Punya Uang
Setelah berbagai upaya mudinya gagal, sopir bus korban PHK yang karib disapa Rio, itu memutuskan pulang kampung dengan berjalan kaki. Warga Kecamatan Jebres, Solo, itu nekat berjalan kaki dari Cibubur, Jakarta Timur, hingga Gringsing, Kabupaten Batang, sejauh 440 kilometer.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Seorang perantau asal Solo, Maulana Arif Budi Satrio (38), mengadu peruntungan dengan menjadi sopir bus pariwisata di Cibubur, Jakarta Timur, sejak 2017.
Namun, pandemi corona membuat badai perekonomian. Ia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan tempat ia bekerja.
Setelah di-PHK, ia memutuskan mudik ke kampung halamannya di Solo, dengan berjalan kaki.
Selama 4 hari, ia telah berjalan kaki sejauh kurang lebih 440 kilometer (Km).
Bagaimana kisahnya?
Setelah berbagai upaya mudinya gagal, pria yang karib disapa Rio, itu memutuskan pulang kampung dengan berjalan kaki.
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Tukang Becak Berdarah-darah Dianiaya Anggota Ormas di Cilacap, Pelaku Kesal Lihat Korban Tak Puasa
• Kisah Dokter Muda Cantik Layani Dua Nenek Buta di Banjarnegara, Ternyata Putri Seorang Kiai
• PAN Jateng Meradang Amien Rais Disebut Sengkuni, Wakil Ketua DPW: Tak Cukup Maaf, Harus Ada Sanksi
Warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, itu nekat pulang kampung dengan berjalan kaki dari Cibubur, Jakarta Timur, hingga Gringsing, Kabupaten Batang, sejauh 440 kilometer.
Setiba di Gringsing, pria yang akrab disapa Rio ini diantar pulang oleh komunitas pengemudi pariwisata Indonesia (Peparindo) Jawa Tengah sampai ke kampung halaman di Solo.
Rio menceritakan, dirinya bekerja di Cibubur, Jakarta Timur, sebagai seorang sopir bus pariwisata sejak 2017.
Sebelum ada pandemi corona, bisnis penyewaan bus pariwisata di Jakarta masih berjalan dengan baik.
Setelah corona mewabah, bisnis penyewaan bus pariwisata mulai terkena dampak, termasuk perusahaan tempat dirinya bekerja.
Awalnya, hanya beberapa kru bus yang mengalami PHK. Kemudian semua kru termasuk dirinya juga terkena PHK.
"Saya menerima berita di-PHK dari kantor 8 Mei 2020," kata Rio ketika ditemui Kompas.com di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020).
Rio sempat bimbang, berpikir antara bertahan hidup di Jakarta atau memilih untuk pulang ke Solo.