Berita Nasional
Pulang ke Magetan, Pasutri Pekerja Rokok Sampoerna Ditolak Warga
Ini alasan, pasutri ditolak warga saat hendak pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
TRIBUNBANYUMAS.COM, MAGETAN - Pasangan suami istri (pasutri) ditolak warga saat hendak pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Warga menolak kepulangan pasutri itu karena diklaim telah terkonfirmasi positif corona atau Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Saif Muchlisun mengatakan, pasutri tersebut merupakan karyawan pabrik rokok Sampoerna.
• Hasil Lengkap Liga Jerman Seusai Dihentikan Karena Covid-19, Alassane Plea Ciptakan Gol Tercepat
• Tanda Beban Tenaga Medis Makin Berat, Lalu Menyerah? Pasang Tagar Indonesia Terserah di Medsos
• Tol Yogyakarta-Cilacap, Pemkab Minta Exit Tol Patimuan Dialihkan ke Kedungreja
• 23 ASN Disdikbud Purbalingga Terbukti Tidak Netral, KASN: Karir Mereka Terancam Tersendat
“Klaster baru, klaster Sampoerna kembali masuk Magetan melalui pasutri warga Kecamatan Poncol yang kost di Surabaya."
"Dia bekerja di pabrik rokok Sampoerna," ujar Saif seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (17/5/2020).
Saif mengatakan, warga menolak kepulangan mereka karena khawatir akan tertular Covid-19.
Pasangan tersebut juga membawa pulang anaknya yang berusia 11 tahun.
“Namun sayang, masyarakat di daerah asalnya menolak kehadiran pasien terkonfirmasi positif ini,” kata Saif.
Pasutri yang merupakan pasien 054 dan 055 itu akhirnya dikarantina di RSUD dr Sayidiman Magetan.
"Sedangkan, anaknya yang masih kelas IV SD, saat diperiksa negatif dan dikarantina di Faskes wilayah Poncol,” ucap Saif.
Hingga Sabtu (16/5/2020), jumlah pasien virus corona di Magetan sebanyak 58 orang.
Berdasarkan data infocovid19.jatimprov.go.id, disebutkan ada 11 pasien positif corona yang dinyatakan sembuh.
Sejauh ini, pasien yang meninggal ada 2 orang.
Kemudian, pasien yang sedang menjalani perawatan sebanyak 45 orang.
Berikutnya, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 57 orang.