Teror Virus Corona

Enggan Isolasi Mandiri, Puluhan OTG Corona Dijemput Paksa DKK Salatiga

Warga berstatus orang tanpa gejala (OTG) di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga diketahui tidak mentaati protokol kesehatan virus corona (Covid-19).

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
DKK SALATIGA
RSS, tempat karantina pasien OTG Covid-19 di Gedung LP3S Widya Graha Jalan Sukarno-Hatta Salatiga, Senin (11/5/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Warga berstatus orang tanpa gejala (OTG) di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga diketahui tidak mentaati protokol kesehatan virus corona (Covid-19).

Karena enggan melakukan isolasi mandiri, para OTG sekira 21 orang tersebut dilakukan karantina paksa.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah mengatakan, akibatnya jumlah OTG tidak menurun dan lebih parahnya setelah dilakukan tes.

Karena sebagian di antara mereka justru reaktif virus corona.

Mengembirakan Hari Ini, Kasus Positif Virus Corona di Jateng Mulai Berkurang

Cuma Diberi Rp 200 Ribu Tiap Warga, BLT Dana Desa di Purbasari Purbalingga, Begini Alasan Kades

PSBB Kota Tegal Bakal Dilonggarkan Jelang Lebaran, Tapi Wajib Patuhi Aturan Ini

Bantuan Sosial Kemensos Rp 600 Ribu Sudah Cair, Simak Cara dan Syarat Warga Semarang Mengambilnya

“Karena kejadian itu juga, kami sempat dikomplain Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit."

"Hanya saja, setelah dilakukan klarifikasi yang bersangkutan dapat memahami persoalan sebenarnya,” terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (11/5/2020).

Menurut Zuraidah, Kampung Blondo Celong, Gunungsari, dan Druju masuk wilayah Kecamatan Tingkir terbilang jumlah OTG Covid-19 cukup tinggi berdasarkan hasil tracking.

Singkatnya, lanjut dia, ada seorang warga diminta ikut rapid test di Puskesmas Sidorejo mengendari motor.

Bukan karena DKK Salatiga tidak ada ambulans, tetapi jumlahnya terbatas yang siap beroperasi sesuai protokol kesehatan.

Ia menambahkan, atas alasan tersebut seorang warga itu disarankan mengendari motor.

Selebihnya dijemput menggunakan ambulans.

Dia mengakui jumlah tenaga medis sangat terbatas ditambah OTG yang sulit diedukasi membuat beban konsentrasi petugas kesehatan banyak terbagi.

“Karena itu tadi kami putuskan mereka yang tidak taat langsung dikarantina di Rumah Singgah Sehat (RSS)."

"Kami berharap adanya peristiwa ini semua patuh dan ikut mengingatkan warga terlebih sudah ada perintah jogo tonggo dari Pemprov Jateng,” katanya.

Dikatakannya, sampai sejauh ini DKK Salatiga telah melakukan rapid test kepada OTG baik dari masyarakat umum maupun tenaga kesehatan sekira 500 orang.

Pihaknya berharap unsur pemerintah, aparatur desa dan kecamatan tidak bosan mengingatkan warganya terutama yang berstatus OTG untuk mentaati protokol kesehatan.

Dirinya berpesan, adanya pelanggaran protokol kesehatan tidak hanya membuat situasi semakin panik.

Mulai Besok Selasa, KAI Jalankan KA Luar Biasa, Layani Tiga Rute Perjalanan

Kapolda Jateng: Polisi Jangan Sampai Sakiti Hati Masyarakat

Tim Peneliti UKSW Salatiga: Puncak Covid-19 Sudah Berlalu, Hidup Kembali Normal pada Agustus

Kantor Kelurahan Pati Wetan Kemalingan, Pencuri Masuk Seusai Congkel Jendela

Juga pemangku kepentingan rentan salah tafsir informasi dimana justru akan merugikan masyarakat itu sendiri.

“Kami tenaga kesehatan butuh disemangati."

"Kami sebaliknya ingin masyarakat patuh, jangan ada lagi OTG bepergian, aturan menganjurkan isolasi mandiri dirumah mohon dilaksanakan."

"Kami terus bekerja jadi tolong masyarakat juga memahami kami,” ujarnya.

Respon Spontanitas

Terpisah, Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit mengungkapkan respon keras dirinya mendapati laporan masyarakat tidak lain adalah spontanitas.

Dia memahami DKK Salatiga telah bekerja keras melakukan penanganan pandemi virus corona di Kota Hati Beriman.

“Kami mengakui sempat marah dan tadi langsung minta rapat dengan DKK Salatiga."

"Setelah mendapat penjelasan kami dapat saling memahami."

"Terkait miss komunikasi ini kami minta semua diperbaiki koordinasi DKK dengan kecamatan sampai RT hingga RW,” jelasnya.

Politisi PDIP itu mengakui tanpa peran serta masyarakat masalah virus corona tidak akan kunjung selesai.

Sebabnya, tidak cukup dengan mendirikan portal tetapi kepedulian antar sesama khususnya di level paling bawah RT-RW untuk tegas kepada para OTG.

Atas alasan percepatan, selain koordinasi lebih ditingkatkan juga dibentuk tim khusus pada masing-masing wilayah.

Agar pengawasan OTG lebih maksimal termasuk pelibatan anggota Bhabinkamtibmas.

“Manajemen data OTG ini penting, dan treatmen wilayah termasuk kebutuhan masker dan hand sanitizer."

"Juga logistik mereka selama isolasi mandiri, ayo jogo tonggo betul-betul diterapkan."

"Kami tidak ingin ada aduan yang mana kenyataan justru kesalahan dari masyarakat sendiri,” sebutnya. (M Nafiul Haris)

UPDATE Corona Cilacap 11 Mei: Tambah 1 Pasien Positif Corona, 11 PDP Dinyatakan Negatif

Balap Liar di Semarang, Ratusan Pemuda Dipaksa Menuntun Motor Sejauh Dua Kilometer

Saya Ikhlas Kembalikan BLT Rp 600 Ribu Ini, Bupati Banyumas: Ini Benar-benar Luar Biasa

Satu Warga Adipala Cilacap Dijemput Tim Medis, Dinkes: Dia Kontak dengan Pasien Positif Corona

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved