Teror Virus Corona

Tim Peneliti UKSW Salatiga: Puncak Covid-19 Sudah Berlalu, Hidup Kembali Normal pada Agustus

Jika dihitung secara kumulatif, akan mencapai jumlah maksimum sekira 20 ribu kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: deni setiawan
UKSW SALATIGA
Ketua tim peneliti UKSW, Dr Suryasatriya Trihandaru memaparkan hasil penelitian tentang wabah virus corona di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, belum lama ini. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Tim Peneliti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memprediksi titik puncak jumlah pasien positif corona di Indonesia telah terjadi pada akhir April 2020.

Karenanya pada Agustus 2020, kondisi kehidupan di Indonesia akan kembali normal.

Ketua tim peneliti, Dr Suryasatriya Trihandaru mengatakan, itu adalah dasar dari hasil penelitian tim baik ahli ekonomi, sosial, politik, dan kesehatan UKSW.

UPDATE Corona Cilacap 11 Mei: Tambah 1 Pasien Positif Corona, 11 PDP Dinyatakan Negatif

Satu Warga Adipala Cilacap Dijemput Tim Medis, Dinkes: Dia Kontak dengan Pasien Positif Corona

Kasus Pertama Transmisi Lokal di Banyumas, Wanita Usia 76 Tahun Positif Corona

Saya Ikhlas Kembalikan BLT Rp 600 Ribu Ini, Bupati Banyumas: Ini Benar-benar Luar Biasa

Dimana menunjukkan hasil perhitungan menggunakan data 7 Mei 2020 jumlah pasien positif Covid-19 secara nasional akan mencapai 20 ribu kasus, dengan angka kematian 1.600.

"Pada penelitian ini dengan model dasar SEIR puncak penyebaran terjadi pada akhir April 2020."

"Dengan demikian diprediksikan keadaan akan normal kembali pada pertengahan Agustus tahun ini,” terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (11/5/2020).

Menurut Suryasatriya, dari data yang diolah juga menunjukkan angka pertambahan kasus positif terjadi pada 28 April 2020.

Setelah melalui puncak, jumlah kasus berkurang terus menerus hingga sekira 21 Agustus 2020.

Jika dihitung secara kumulatif, akan mencapai jumlah maksimum sekira 20 ribu kasus positif Covid-19.

Ia menambahkan, selain prediksi umum, tim juga mengkaji prediksi untuk Jawa Tengah.

Data menunjukkan, Jawa Tengah sempat dihantui angka orang dalam pengawasan (ODP) yang tinggi dan juga arus mudik yang besar.

“ODP Jawa tengah jumlahnya dipengaruhi juga oleh kebijakan stop mudik dari pemerintah."

"Prediksi yang baru, jumlah positif di provinsi ini mencapai 1.300 kasus dan puncaknya di akhir April 2020."

"Berbekal hal inilah, kami tidak merekomendasikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa Tengah."

"Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) seperti di Semarang dan pasar pagi Salatiga bisa diterapkan di daerah lainnya,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved