Teror Virus Corona

Karyawan Positif Covid-19 di Yogya Tak Jujur, Supermarket Ditutup, 57 Rekan Kerja Reaktif Corona

Karyawan Positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Tak Jujur, satu Supermarket Ditutup, 57 Rekan Kerja Reaktif Corona

TribunJogja.com
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, mengunkapkan karena ketidakjujuran seorang karyawan, satu supermakert harus ditutuup, serta 57 rekan kerja karyawan positif Covid-19 itu reaktif corona. 

Seorang karyawan sebuah supermarket di Daerah istimewa Yogyakarta tidak jujur kepada dokter. Padahal, ia positif Covid-19. Akibatnya, supermarket tempat kerjanya ditutup, serta 57 rekan kerjanya reaktif corona, berdasarkan hasil rapid test.

TRIBUNBANYUMAS.COM, YOGYAKARTA - Sebuah supermarket di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpaksa ditutup, karena ketidakjujuran seorang karyawannya yang positif Covid-19.

Tak hanya itu, seluruh karyawan di supermarket tersebut juga harus menjalani rapid test. Hasilnya, 57 rekan kerja karyawan tak jujur tersebut reaktif corona.

Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DIY, Kadarmanta Baskara Aji. Ia menyayangkan kasus ketidakjujuran pasien positif virus corona kembali terulang. 

Menurut Aji, ketidakjujuran pasien tersebut merupakan sebuah kesalahan besar. Sehingga, mengakibatkan petaka bagi lingkungan dan rekan kerjanya.

Pasien Tidak Jujur Saat Diperiksa, 76 Pegawai RSUD Purwodadi Kena Imbasnya

HEBOH! Kapal China Buang Jenazah ABK Indonesia ke Laut, Terungkap Surat Perjanjian Orange

Ganjar: 46 Tenaga Kesehatan RSUP dr Kariadi Tertular Virus Corona dari Pasien yang Tidak Jujur

Terjadi Lagi Ketidakjujuran Membuat Puluhan Tenaga Medis Diisolasi, Kali Ini di Cirebon

"Tidak jujurnya kepada dokter, kerja di mananya, itu tidak boleh dilakukan oleh siapapun."

"Begitu diidentifikasi positif, maka yang bersangkutan harus mengatakan identitasnya, kerja di mana, interaksi langsung dan tak langsung dengan siapa saja, sudah periksa di mana."

"Kalau seseorang melakukan itu (tidak jujur), kesalahan besar karena Covid-19 rentan memaparkan ke orang lain," ungkapnya ditemui di Kepatihan, Rabu (6/4/2020) kemarin.

Akibat dari kesalahan fatal tersebut pun berbuntut panjang.

Aji mengatakan, dengan menyebutkan informasi yang tidak sesuai yakni mengatakan bahwa dirinya tidak bekerja, membuat pihak rumah sakit tidak bisa mengirimkan data ke dinas terkait, sehingga upaya tracing tidak dapat segera dilakukan.

"Kalau tidak cepat tracing akan menularkan ke lain. Kecuali dia tetep bekerja, tidak tahu kalau sudah positif."

"Kalau sudah terjadi hal seperti itu kita harus antisipasi, kita curigai semua ODP," bebernya.

Niatan pihak supermarket untuk melakukan rapid test kepada pengunjung yang datang pada rentang waktu tertentu, diapresiasi oleh Aji.

"Itu bagus karena nanti punya data pembeli bisa dari kartu kredit, CCTV, atau diumumkan siapa saja periode sekian (belanja) ke tempat tersebut bisa langsung lakukan isolasi diri kalau ada keluhan datang ke Puskesmas setempat," ucapnya.

Terkait ketersediaan rapid test, Aji mengatakan bahwa stok hingga kini masih mencukupi.

Distribusi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kabupaten/kota.

"Kalau di kabupaten masih ada, kbisa dipakai dulu. Kita ada (stoknya), tapi distribusi sesuai kebutuhan," tuturnya.

Supermarket Ditutup

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved