Teror Virus Corona
Dinilai Lamban Tangani Kasus Corona di Sampoerna, Pemkot Surabaya: Kami yang Menemukan
Dinilai Lamban Tangani Kasus Corona di Sampoerna oleh gubernur jawa timur khofifah indar parawansa, Pemkot Surabaya: Kami yang Menemukan
"Jadi bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kami yang menemukan."
TRIBUNBANYUMAS.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menampik bila dikatakan lamban dalam penanganan kasus virus corona di pabrik rokok (PR) Sampoerna.
Pihak Pemkot Surabaya mengklaim telah melakukan langkah-langkah taktis, bahkan sebelum kasus ini mencuat ke publik.
Menurut Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, pihak Pemkot Surabaya lah yang menemukan kasus itu.
Jadi, menurutnya, Pemkot yang menemukan, bukan mendapat laporan terlebih dahulu dari pihak pabrik.
Sebagaimana diketahui, mencuatnya kasus penularan virus corona di pabrik rokok Sampoerna bermula dari dua orang yang positif Covid-19 dan diketahui meninggal.
• 2 Karyawan Meninggal karena Covid-19, Jutaan Batang Rokok Sampoerna Terpapar Corona?
• UPDATE Virus Corona Indonesia: 1.665 Pasien Sembuh, 831 Orang Meninggal, 10.843 Kasus Covid-19
• E-Konser Amal Tribun Jateng Indonesia Kuat, Spesial Penampilan Bupati Kendal Mirna Annisa
• 100 Orang Pegawai Rokok Sampoerna Lakukan Tes Swab, 34 Diantaranya Positif Corona
"Mulanya tanggal 2 April 2020, yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan. Pada 9 April 2020, pasien dirujuk di rumah sakit."
"Tanggal 13 April 2020, pasien melakukan pemeriksaan tes swab di rumah sakit yang berbeda," kata , Sabtu (2/5/2020).
Fikser melanjutkan, sejak saat itu Pemkot Surabaya melakukan tracing dengan penyelidikan epidemologi di setiap rumah sakit agar dapat memutus rantai persebaran Covid-19.
Begitu diketahui yang bersangkutan merupakan karyawan pabrik Sampoerna, pada 16 April 2020 Dinkes Surabaya memanggil pihak perusahaan.
"Jadi bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kami yang menemukan," kata Fikser.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya itu pun memastikan dalam penanganan kasus di pabrik tersebut tidaklah terlambat. Termasuk meminta data nama karyawan untuk dilakukan tracing kembali.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto, mengatakan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan manajemen perusahaan Sampoerna Rungkut Surabaya.
Komunikasi terus dilakukan hingga pada 26 April 2020 dilakukan pertemuan manajemen dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Balai Kota.
"Karena ibu (Wali Kota Risma) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (manajemen) menyanggupi," tutur Eddy.
Eddy menyebut, tanggal 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen. Dalam pertemuan itu, kembali disampaikan, terkait isolasi bagi karyawan yang positif berdasarkan hasil rapid test.
Namun, pihak manajemen Sampoerna mengatakan masih melakukan koordinasi dengan salah satu hotel untuk proses isolasi mandiri. Begitu pula saat dirinya berkomunikasi keesokan harinya, ternyata pihak manajemen mengaku masih mematangkan persiapan.
"Tanggal 29 April 2020, kami telepon lagi. Akhirnya mereka mengatakan sudah mulai melakukan isolasi," kata Eddy.
Gubernur Nilai Pemkot Lamban
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut menyoroti lambannya penanganan oleh Pemkot Surabaya.
Kata Khofifah, kasus tersebut sudah dilaporkan oleh pihak Sampoerna ke Dinkes Surabaya pada 14 April lalu semenjak ada dua pegawainya yang meninggal dunia.
"Mungkin tidak detil informasinya. Jika laporannya detil mungkin akan melalukan respons cepat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5/2020) malam.
Dalam kondisi seperti ini kata Khofifah, kecepatan merespons layanan akan berdampak positif pada penanganan Covid-19.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, hingga Jumat pukul 22.00 WIB belum bisa diminta tanggapan terkait penanganan terhadap klaster Sampoerna tersebut.
Dua pegawai Sampoerna, 34 positif Covid-19
Seperti diberitakan, klaster penyebaran Covid-19 di Pabrik Sampoerna Surabaya terdeteksi setelah ada dua pegawainya yang meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19.
Dari situ, lantas dilakukan rapid test terhadap 500 pegawai, diperoleh 100 pegawai yang reaktif.
Tujuh di antaranya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) karena memiliki gejala klinis dan dirawat di rumah sakit rujukan.
"100 orang pegawai langsung diisolasi dan menjalani tas swab dalam 2 gelombang. Sementara pabrik lokasi pegawai bekerja dihentikan operasinya sejak 26 April lalu," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.
Dari pemeriksaan swab terhadap 46 pegawai yang keluar pada Jumat (01/05/2020) siang, 34 pegawai dinyatakan positif Covid-19. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pemkot Surabaya Ungkap Kronologi Penanganan Kasus Virus Corona di Pabrik Rokok Sampoerna Rungkut dan Kompas.com dengan judul Corona Landa Pabrik Rokok Sampoerna, Khofifah Nilai Pemkot Surabaya Lamban
• Arab Saudi Longgarkan Aturan Lockdown, Bersiap Sambut Pelaksanaan Ibadah Haji?
• Baru Keluar Penjara Bakar Rumah Mertua karena Ditolak Istri, Eks Napi Asimilasi Kembali Dibui
• Semarang Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Penyebaran Virus Corona
• Pemudik dari Jakarta Positif Virus Corona, Bupati Banyumas: Dia Pedagang Baju di Jatinegara