Berita Regional
Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Tegur Baznas
Fakta Ricuh Pembagian Sembako di Cibinong, bermula dari Warga Termakan Hoaks hingga Bupati Bogor Ade yasin Tegur keras Baznas
Warga menyerbu kantor Baznas di Cibinong lantaran termakan hoaks berantai yang tersebar melalui aplikasi WhatsApp Grup (WAG) maupun melalui jalur pribadi (japri). Bupati Bogor, Ade Yasin, berikan teguran.
TRIBUNBANYUMAS.COM, KABUPATEN BOGOR - Pembagian paket sembako untuk ratusan warga di halaman kantor badan ami zakat nasional (Baznas) Kabupaten Bogor di Cibinong, berlangsung ricuh, Senin (20/4/2020).
Bupati Bogor, Ade Yasin, pun melayangkan teguran untuk Baznas lantaran dinilai membikin kerumunan dan tak mentaati aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Belakangan diketahui, warga menyerbu kantor Baznas di Cibinong lantaran termakan hoaks berantai yang tersebar melalui aplikasi WhatsApp Grup (WAG) maupun melalui jalur pribadi (japri).
• Hoaks Pembagian Sembako Beredar di WAG, Warga di Cibinong Serbu Kantor Baznas hingga Ricuh
• Resmi Jokowi Larang Masyarakat Mudik, Warga Jateng di Luar Daerah Dapat Bantuan
• Jadi Korban Peluru Nyasar, Wanita Ini Selamat Berkat Implan Payudara
• Harga BBM di Malaysia Turun Hingga Setara Rp 4500 per Liter, Indonesia Kapan?
Bupati Berikan Teguran
Bupati Bogor Ade Yasin menegur Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas) Kabupaten Bogor, karena tidak ada konfirmasi terkait pembagian bahan pokok kepada masyarakat.
Teguran itu dilayangkan Bupati menyusul adanya kericuhan saat pembagian sembako di halaman Kantor Baznas, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/4/2020).
"Sudah (teguran) karena tiba-tiba ada pembagian sembako dan tidak ada konfirmasi ke saya sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19," ucap Ade saat dikonfirmasi, Senin.
Ade menyayangkan sikap Baznas, karena tidak mematuhi aturan yang dibuat pemerintah terkait physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Bukannya berkoordinasi terlebih dahulu, Baznas justru membagikan bantuan sembako yang menimbulkan kericuhan di tengah wabah pandemi Covid-19.
"Baznas itu kan kebagian tugas menyisir ustad dan amil yang tidak terdata dan pola pembagiannya door to door, makanya kok bisa nyerbu ke situ (warga)," kata Ade.
• Ketua PBNU Minta Kartu Prakerja Dikaji Ulang, Nilai Banyak Timbulkan Mudarat dan Syubhat
Menurut Ade, apabila sejak awal sudah ada koordinasi, maka Pemerintah Kabupaten dan pihak kepolisian bisa ikut mengamankan.
"Seharusnya Ketua Baznas berkoordinasi dengan kami dan juga kepada pihak polisi, agar aman dan tidak terjadi kericuhan seperti yang terjadi pagi tadi," ujar dia.
Supaya tidak terjadi kericuhan yang lebih besar, polisi dan beberapa personel Satpol PP sibuk mengamankan lokasi.
Antrean warga membludak hingga keluar jalan dan membuat arus lalu lintas sempat tersendat.
Baznas Bantah Undang Warga untuk Terima Bantuan
Pembagian sembako yang berujung kericuhan di Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bermula dari kesalahan informasi.
Kepala Baznas Kabupaten Bogor KH Lesmana mengatakan, tidak ada undangan khusus untuk warga mengenai pembagian sembako di halaman kantor.
Dia menyatakan bahwa saat itu masyarakat yang datang sama sekali tidak terduga, sehingga desak-desakan tak bisa dihindarkan.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Bogor akhirnya tidak dipatuhi oleh warga.
"Ini mereka murni datang dari mulut ke mulut, yang datang ini spontan masyarakat. Masalahnya ini kan PSBB," ujar Lesmana saat dikonfirmasi, Senin (20/4/2020).
Meski demikian, Lesmana mengakui bahwa pada akhirnya Baznas tetap melayani warga yang telah datang, untuk menghindari kericuhan yang lebih besar.
Sebab, saat itu Baznas masih memiliki stok untuk diberikan, walaupun bantuan tersebut pada akhirnya tidak tepat sasaran.
"Saya tidak tahu karena sudah 500 orang datang, karena ini untuk perut ya kami sediakan. Ini tak tepat sasaran," kata dia.
• Tarif Pelatihan Kartu Prakerja Tidak Wajar, Pelatihan Ojol Rp 1 Juta, Hipmi: di Google Gratis
Bukan untuk warga umum
Lesmana menjelaskan bahwa awalnya bantuan sembako itu hanya diperuntukkan bagi lingkup pondok pesantren, seperti guru ngaji, para ustaz dan amil.
Bantuan berupa beras dan mi instan itu juga tidak diperuntukkan bagi masyarakat umum yang hanya bermodal KTP dan KK.
"Awalnya bantuan sembako berupa beras 5 kilogram dan 10 bungkus mi instan itu untuk lingkungan pesantren, dengan meminta para camat dan kades mendata setiap guru ngaji, ustaz dan santri yang ada," ujar dia.
Akibat kericuhan yang terjadi, pihak Baznas akan segera mengevaluasi proses pembagian sembako, supaya sedekah tersebut bisa tepat sasaran dan berjalan kondusif.
"Ini kita segera rapatkan bersama staf yang ada di lokasi, karena mereka juga sama sekali tidak tahu, karena tiba-tiba saja datang," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pembagian Sembako di Cibinong Ricuh, Bupati Bogor Tegur Baznas dan Duduk Perkara Pembagian Sembako yang Ricuh di Cibinong, Bogor
• Refly Harun Dicopot dari Jabatan Komisaris Utama Pelindo I. Ada Apa?
• Ketua KPU RI Arief Budiman Akui Pernah Temui Buronan KPK Harun Masiku di Ruang Kantornya
• Kades Takut Salurkan BLT Warga Terdampak Corona, Beda Tanggapan Dinpermades dan Dinsos Purbalingga
• Komisaris Baru Pelindo I Pilihan Erick Thohir, Dari Perwira Tinggi Hingga Kader Partai