Teror Virus Corona
Viral Video Bupati Naik Bak Terbuka Bawa Peti Mati Sosialisasi Pencegahan Corona, Begini Sosoknya
Aksi seorang bupati yang mengkampanyekan bahaya wabah corona ke desa-desa sembari membawa peti mati viral di media sosial.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Aksi seorang bupati yang mengkampanyekan bahaya wabah corona ke desa-desa sembari membawa peti mati viral di media sosial.
Belakangan diketahui ia adalah Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar.
Caranya meminta masyarakat untuk tetap di rumah dan menerapkan social distancing disebut cukup unik.
Sehan melakukan sosialisasi keliling desa di setiap kecamatan dengan naik di atas mobil bak terbuka.
• Dari Hasil Tracing, Begini Kronologi Tertularnya Puluhan Tenaga Kesehatan RSUP dr Kariadi Semarang
• Mayoritas Tenaga Medis RSUP dr Kariadi yang Terinfeksi Virus Corona Tidak Layani Pasien Covid-19
• Ada 120 Positif Corona, Pemerintah Kota Semarang Belum Berencana Lakukan PSBB, Begini Alasannya
• Pasien Corona Dinyatakan Sembuh Swab 2 Kali Negatif, Justru Meninggal Pasca Dua Hari Karantina Rumah
Tak lupa, Sehan juga membawa peti mati sebagai isyarat bahwa virus corona sangat membahayakan.
Menurut Sehan, pada situasi sekarang ini dengan pandemi Covid-19, masyarakat cukup resah, kadang mereka tidak terlalu paham sosialisasi yang formal.
"Makanya, saya berupaya untuk turun ke desa-desa. Dalam satu kecamatan, saya melakukan sosialisasi di tiga sampai empat desa."
"Tujuannya, biar rakyat tahu apa itu Covid-19 dan bagaimana cara pencegahannya," kata Sehan saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Jumat (17/4/2020) malam.
Video aksi kocak Bupati Boltim Sehan Landjar saat melakukan sosialisasi ke rakyatnya viral di media sosial Twitter dan Facebook.
Seperti terlihat dalam unggahan akun Twitter @husainabdullah1. Ia mengunggah aksi kocak Bupati Boltim saat melakukan sosialisasi.
Dalam unggahannya itu, Husain memberikan keterangan "Inilah Jubir Corona terbaik".
Hingga pukul 21.06 Wita, video berdurasi 2 menit 30 detik itu sudah di-retweet 2.169 kali, disukai 3.736 kali, dan 45.000 kali tayang.
"Rakyat Boltim, tinggal di rumah atau tinggal di rumah sakit atau tinggal di peti atau tinggal kenangan."
"Cuma tiga pilihan. Kalau sabar tinggal di rumah satu bulan ini torang (kita) aman dari corona. Tapi, kalau tidak sabar kase tunjung jago (so jagoan) berarti mo tinggal di rumah sakit," demikian sepenggal petikan video Sehan Lanjdjar.
Menurut Sehan, sosialisasi tidak boleh membuat rakyat tegang.
"Sosialiasi dengan gaya saya sendiri. Jadi, masyarakat lebih rilekslah," sebutnya.
Dalam sosialisasinya, Bupati Boltim itu juga membawa peti mati.
"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam."
"Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujar Sehan.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut ini menjelaskan, dengan sosialiasi yang ia lakukan, masyarakat akan makin waspada dan disiplin.
"Sosialisasi dengan gaya saya ini mendapat respek. Masyarakat Boltim merespons dengan baik. Orang luar saja respons, tentunya masyarakat saya juga respons," tutur Sehan.
Dia mengatakan, sosialisasi yang dilakukan terbukti sangat berdampak mencegah Covid-19.
"Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada kasus di Boltim," ungkapnya.
Sehan menyebutkan, ada warga yang ODP, tetapi itu anak-anak dari Boltim yang kuliah di luar daerah, seperti Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Manado.
Begitu pulang, mereka berstatus ODP.
"Kita karantina, jadi semua kepala desa memantau rakyatnya setiap pulang dari daerah lain dan di lapor ke gugus tugas, khususnya kepada Dinas Kesehatan untuk kita pantau," jelas Sehan.
Pembatasan akses keluar masuk Sehan juga mengatakan, pihaknya melakukan pembatasan aktivitas masyarakat tidak boleh keluar Boltim.
Begitu juga orang lain yang masuk Boltim diawasi ketat.
Kebijakan itu dilakukan 23 Maret 2020, sejak pemerintah meminta waspada, dan Boltim langsung menindaklanjuti instruksi itu.
Dengan adanya pembatasan ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim sudah memikirkan bahwa konsekuensinya jelas berdampak pada pendapatan masyarakat.
"Makanya saya mengambil kebijakan untuk memberikan stimulan, selama tiga bulan sampai Juni, kurang lebih 900 ton beras disiapkan. Bantuan beras ini langsung ke masyarakat," bebernya.
"Sedangkan anggaran untuk penanganan Covid-19 kita siapkan sampai Rp 30 miliar," ujar Sehan.
Sehan menegaskan, pembatasan yang dilakukan Pemkab Boltim sangat ketat.
"Selain orang tidak boleh keluar Boltim, orang masuk juga kita waspadai, kita karantina, kalau tidak penting disuruh pulang," tegasnya.
Usaha dan toko tetap beroperasi.
"Makanya di sini usaha juga tetap jalan, tokoh-tokoh buka sampai jam 12 malam," katanya.
Begitu juga dengan pasar rakyat tetap beroperasi.
• Sebulan Kota Tegal akan Gelap Gulita di Malam Hari, Selama Penerapan PSBB
• Klasemen Kasus Positif Virus Corona di ASEAN, Indonesia Sudah Duduk di Peringkat Pertama
• Mayoritas Tenaga Medis RSUP dr Kariadi yang Terinfeksi Virus Corona Tidak Layani Pasien Covid-19
• Warga Colomadu Positif Corona, Bupati Karanganyar: Saat Ini Dirawat di Rumah Sakit Daerah Bantul
Akan tetapi, di pasar rakyat sudah ada protap.
"Rakyat Boltim sudah tahu, saat membeli harus menjaga jarak dua meter."
"Terima uang transaksi harus pakai alas tangan, dan sebagainya. Selain itu, mobil lewat perbatasan disemprotkan dulu dengan disinfektan," kata Sehan.
Masyarakat harus disiplin Sehan mengatakan, ia akan terus turun ke desa-desa melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19.
"Prinsipnya, ini hanya perlu kedispilinan. Bukan virusnya yang salah, kita yang tidak disiplin," imbaunya.
Pemerintah sudah berupaya dan sebagai warga Indonesia berharap semua disiplin.
"Diam dulu di rumah, dua sampai tiga minggu selesai virusnya. Khusus rakyat Boltim, ikutilah imbauan pemerintah. Bagi saya, rakyat Boltim itu napas dan jantung Sehan Landjar," kata Sehan.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Cara Unik Bupati di Sulut Edukasi Corona, Keliling Kampung Bawa Peti Mati",