Teror Virus Corona

Mereka yang Sembuh dari Covid-19 Kebal Terhadap Virus Corona? Begini Kata WHO

Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang sudah sembuh dari penyakit Covid-19 punya kekebalan terhadap infeksi virus corona.

Editor: Rival Almanaf
(SALVATORE DI NOLFI)
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Banyak yang beranggapan bahwa mereka yang sudah sembuh dari penyakit Covid-19 punya kekebalan terhadap infeksi virus corona.

Meski demikian anggapan itu dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO).

Mereka menyatakan, sejauh ini belum ada bukti bahwa pasien yang pulih dari Covid-19 mempunyai kekebalan tubuh atas wabah itu.

Pemerintah Inggris dilaporkan sudah membeli 3,5 juta unit tes serologi, yang menentukan level antibodi di dalam plasma darah.

Dari Hasil Tracing, Begini Kronologi Tertularnya Puluhan Tenaga Kesehatan RSUP dr Kariadi Semarang

Ada 120 Positif Corona, Pemerintah Kota Semarang Belum Berencana Lakukan PSBB, Begini Alasannya

Pasien Corona Dinyatakan Sembuh Swab 2 Kali Negatif, Justru Meninggal Pasca Dua Hari Karantina Rumah

Viral Video Bupati Naik Bak Terbuka Bawa Peti Mati Sosialisasi Pencegahan Corona, Begini Sosoknya

Namun, epidemiologis WHO menerangkan, saat ini belum ada bukti tes antibodi itu bisa menunjukkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 tak akan terpapar lagi.

Banyak dari tes yang dikembangkan itu adalah tes darah kecil, mirip tes HIV instan, dan dipakai untuk mengukur kadar antibodi untuk melawan virus.

Dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Dr Maria van Kerkhove berujar, banyak negara mengusulkan penggunaan rapid diagnostic tes serologi.

Dilansir Sky News, Sabtu (18/4/2020), Van Kerkhove mengatakan, penggunaan tes itu untuk mengukur apa yang mereka kira adalah imunitas melawan Covid-19.

"Saat ini, kami belum punya bukti penggunaan tes serologi bisa menunjukkan seseorang punya kekebalan tubuh dan tak akan terinfeksi lagi," papar dia.

Van Kerkhove menjelaskan, alat tersebut dipergunakan untuk mengukur seroprevalence, atau kadar antibodi.

Namun, bukan berarti mereka imun dari virus corona. Dia mengapresiasi jika ada banyak tes yang dikembangkan.

Dampak Baik Virus Corona: Budaya Cuci Tangan Akhirnya Dengan Sabun Akhirnya Terbentuk

Kisah Pak Guru Avan Keliling Mengajar ke Rumah-rumah Siswanya Saat Pandemi Corona

Sukses Diuji Coba ke Monyet, Obat Covid-19 Siap Dicoba Manusia?

Kabar Baik Satu Pasien Positif Corona di RSUD Kardinah Tegal Dinyatakan Sembuh

Tetapi, pemeriksaan itu perlu divalidasi untuk memastikan mereka benar-benar menggelar pemeriksaan.

Pendapat Van Kerkhove diperkuat oleh koleganya, Dr Michael Ryan, yang menerangkan bahwa penggunaan tes antibodi juga memunculkan isu mengenai etika.

Dia menuturkan, WHO perlu mendalaminya secara serius dan juga melihat sejauh apa perlindungan yang bisa diberikan melalui tes tersebut.

"Anda mungkin punya seseorang yang yakin dia seropositif (telah terinfeksi), dan dilindungi dalam situasi ketika mereka telah terpapar," papar Ryan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved