Virus Corona Jateng
Ikut Ngotot Tolak Pemakaman Perawat Korban Virus Corona, RT di Ungaran Kini Nangis: Saya Minta Maaf
Ikut Ngotot Tolak Pemakaman Perawat Korban Virus Corona, RT di Ungaran Kini Nangis: Saya Minta Maaf. Ia beralasan turut menolak karena aspirasi warga
Penulis: akbar hari mukti | Editor: yayan isro roziki
"Mereka meminta untuk tak dimakamkan di sini. Karena saya ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya."
TRIBUNBANYUMAS.COM, UNGARAN - Purbo, Ketua RT 6 Dusun Suwakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, kini menangis tersedu di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah (Jateng), Edy Wuryanto, dan jajaran, Jumat (10/4/2020).
Sebelumnya, Purbo bersama warga di RT-nya ngotot menolak pemakaman jenazah seorang perawat RSUP dr Kariadi Semarang, yang meninggal setelah positif terinfeksi virus corona.
Rencana semula, jenazah perawat perempuan berusia 38 tahun itu dimakamkan di TPU Suwakul, namun karena adanya penolakan dari Purbo beserta warga di RT-nya, maka pemakaman dipindahkan.
"Mereka meminta untuk tak dimakamkan di sini."
"Karena saya ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya," jelas Purbo saat menemui Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).
• Nuria Kurniasih Meninggal, Perawat RSUP Kariadi Semarang, PPNI: Saat Jalankan Tugas Kemanusiaan
• Berstatus PDP Corona, Peserta Ijtima Ulama Gowa Asal Karanganyar Meninggal Dunia
• Alumni SMA Negeri 1 Purwokerto dan Paguyuban Pajero Bawor Berikan Bantuan APD dan Sembako
• Dinas Pendidikan Kota Surakarta Perpanjang Sistem Pembelajaran Online Sampai 26 April 2020.
Desakan itu membuat Purbo, mengaku pada akhirnya meneruskan aspirasi warganya ke petugas pemakaman.
"Mereka panik, karena banyak mobil. Saya sudah tidak masalah, tetapi warga punya pendapat mereka sendiri," katanya.
Purbo mengaku awalnya tak sampai hati meneruskan aspirasi warganya.
Terlebih, sebenarnya perawat yang meninggal tersebut memiliki keluarga yang juga telah dimakamkan di TPU di wilayahnya.
"Meski bukan bagian dari warga kami, tetap harusnya dibolehkan," paparnya.
Maka di hadapan DPW PPNI Jateng, Purbo pun meminta maaf, sembari menangis.
"Saya atas nama pribadi dan juga mewakili masyarakat saya, mohon maaf atas kejadian kemarin."
"Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," jelasnya.
• Lokasi Pemakaman Perawat RSUP Kariadi Dirahasiakan, Meninggal Positif Virus Corona, Ditolak Warga
Adapun Ketua RW 8 dusun Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Daniel Sugito, mengaku sempat ada mediasi antara Pemkab Semarang bersama warga terkait penolakan tersebut.
Meski sudah ada sosialisasi, tetapi warga tetap pada akhirnya menghendaki untuk dimakamkan tidak di wilayahnya.
"Karena warga menghendakinya seperti itu," jelasnya.
PPNI Kecewa
DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah kecewa dengan kejadian penolakan pemakaman perawat meninggal karena wabah corona di Kabupaten Semarang.
PPNI Jateng menilai kejadian tersebut semestinya tidak terjadi.
Edy Wuryanto, Ketua DPW PPNI Jateng, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan pihak RT dan RW daerah Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Seperti diketahui sedianya perawat tersebut akan dimakamkan di TPU di Suwakul Ungaran.
• Perawat RS Kariadi yang Meninggal Karena Corona Tidak Bertugas di Ruang Isolasi, Dari Mana Tertular?
"Namun menurut mereka ada kepanikan sebab mobil yang datang ke daerahnya banyak sekali.
Kepanikan itu yang membuat adanya misinformasi, dan kemudian penolakan," jelasnya ditemui di kantornya, Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).
Sebenarnya pihaknya sudah mengkaji ke ranah hukum terkait permasalahan tersebut.
Namun dari pihak warga Suwakul Ungaran sudah mendatangi pihak PPNI Jateng.
"Setelah mendengar informasi dari perwakilan warga itu, kemudian kami masih akan mengkaji ulang apakah tetap membawa ini ke ranah hukum."
"Sebab kami harus hati-hati juga, ini masalah yang sensitif," paparnya.
Meski begitu dirinya ingin kejadian penolakan penguburan jenazah yang terkena wabah corona tidak lagi terjadi di manapun di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Semarang.
Edy melanjutkan, saat ini perawat, dokter, pekerja medis ialah garda terdepan yang rawan terpapar wabah corona.
• PPNI Jateng Sempat Berniat Bawa Kasus Penolakan Pemakaman Perawat Korban Corona ke Ranah Hukum
"Tenaga kesehatan itu tingkat kerawanannya tinggi sekali. Sebab kalau di ruang isolasi, mereka harus sadar diri menggunakan alat pelindung diri," papar dia.
Lebih jauh, ia menuturkan untuk menghormati jasa perawat meninggal karena corona di Kabupaten Semarang itu, serta sebagai tanda duka cita, Edy meminta anggotanya mengenakan pita hitam di lengan kanan masing-masing mulai tanggal 10-16 April 2020.
Saat ini ia melanjutkan bahwa di Jateng saat ini ada total 68 ribu perawat.
Ia meminta pemerintah serius memperhatiman keselamatan perawat sesuai standar WHO.
"Artinya masyarakat juga perlu menceritakan riwayat perjalanan secara jujur agar memperoleh informasi selengkapnya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, NK (38), seorang perawat RSUP Dr Kariadi Kota Semarang meninggal dunia disebabkan corona, Kamis (9/4/2020) kemarin.
Jenazah NK batal dimakamkan di TPU Suwakul, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Hal ini lantaran adanya penolakan dari sekelompok warga di sekitar lokasi pemakaman.
Perawat RSUP dr Kariadi Semarang itu meninggal, Kamis (9/4/2020), setelah terinfeksi virus corona dari pasien yang dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jateng itu.
• Fakta di Balik Viralnya Lagu Tentang Virus Corona Milik Bimbo, Disebut Sudah ada Sejak 30 Tahun Lalu
• Mbappe Turun 20 Juta Euro, Ronaldo Dibanderol 60 Juta, Harga Pemain Anjlok Karena Corona
• Tak Pakai Masker, Pedagang Siap-siap Kena Sanksi Tidak Boleh Berjualan
• Foto Lama Bersama Glenn Fredly Diunggah, Akun Instagram Kak Seto Dibanjiri Netizen Salah Fokus
Hal ini disampaikan Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan.
"Tiba-tiba ada penolakan dari warga. Padahal awalnya dari RT setempat tidak ada masalah," jelasnya.
Bahkan menurut Alex, di kawasan TPU tersebut sebenarnya liang lahat untuk pemakaman juga telah dipersiapkan.
"Tapi ada sekelompok orang yang tiba-tiba menolak di situ," ungkapnya.
Alex mengungkapkan setelah adanya penolakan tersebut, pemakaman jenazah dipindahkan.
"Jadi kami menyampaikan, untuk update terakhir pemakaman dipindahkan," katanya.
NK akhirnya dimakamkan di komplek makam keluarga Dr Kariadi di Bergota Kota Semarang.. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Warganya Tolak Pemakaman Perawat Korban Corona, Pak RT di Ungaran Ini Menangis: Saya Minta Maaf