Teror Virus Corona
Bupati Banyumas Ikut Makamkan Korban Corona, Tunjukkan Bahwa Jenazah yang Dimakamkan Tidak Menular
Jenazah pasien positif corona di Kabupaten Banyumas sempat mengalami penolakan oleh warga.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rival Almanaf
Pihaknya meyakinkan kepada masyarakat Banyumas bahwa, pasien korban covid-19 itu sudah melalui proses yang aman dan sesuai standar.
Perlu diketahui bahwa sekiranya ada tiga lapis pengamanan proses pemulasaran jenazah korban covid-19.
"Pertama itu adalah jenazah dimandikan, setelah itu disemprot disinfektan, kemudian dibungkus plastik dan di kafani.
Setelah didisinfektan langsung dibungkus lagi dengan plastik kedap air, dan tidak mungkin bocor, barulah dimasukan dalam kotak jenazah dan kotak jenazah juga dibungkus plastik juga, sehingga tidak mungkin menulari lagi," ujar Sadiyanto.
• Cegah Virus Corona, Jokowi Izinkan Pemda Lakukan Karantina Wilayah, Begini Syaratnya
• Pemkot Semarang Siapkan Pemakaman Khusus Korban Corona
• Simak Tips Sembuh Dari Virus Corona Ala 4 Pasien Covid-19 yang Berhasil Survive di Semarang
• ODP Corona di Kabupaten Tegal Meninggal Usai Alami Demam Tinggi dan Pendarahan di Mulut dan Hidung

Pihaknya menekankan bahwa penularan virus covid-19 paling rawan adalah melalui droplet atau cipratan bersin.
"Keamanan sudah luar biasa, tenaga pemakaman juga sudah dibekali dengan perlengkapan keamanan sesuai standar," pungkasnya.
Sehingga dengan demikian, jenazah korban covid-19 bisa dimakankan dimana saja.
Menurutnya penolakan itu adalah karena masyarakat kurang menangkap secara baik informasi terkait virus corona.
Hasil Tracking Pasien Positif dari Berbagai Kota
Satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto dinyatakan positif Covid-19, pada Selasa (31/3/2020).
PDP tersebut menjadi pasien positif Covid-19 ke-05 yang ada di Kabupaten Banyumas.
Diketahui bahwa pasien positif 05 tersebut berumur 71 dan berprofesi sebagai pedagang warungan di Desa Batuanten, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Sebelumnya pada 14 Maret 2020 pasien sempat pergi ke Jakarta selama seminggu.
Kemudian pada 15 Maret 2020 kembali lagi ke Banyumas, dan di tanggal itulah pasien masuk ke salah satu rumah sakit swasta di Banyumas.
Pada 15 Maret 2020 pula dirujuk ke rumah sakit Margono Soekarjo Purwokerto.